(VOVWORLD) - Dengan kreativitas dan ketrampilannya, masyarakat di Kabupaten Sop Bau dan Vieng Xay di Provinsi Hua Phan (Laos Utara) telah menganyam batang-batang buluh atau bambu menjadi kukusan-kukusan nasi ketan yang elok dipandang mata. Kukusan nasi ketan merupakan alat yang tidak bisa kurang dalam setiap keluarga orang Laos. Hingga sekarang, kukusan nasi ketan tidak hanya berada di dapur keluarga-keluarga orang Laos saja, melainkan juga muncul di banyak lemari pajangan dan di dapur banyak keluarga asing seperti Vietnam, Thailand, bahkan Perancis, Amerika Serikat.
“Kadang-kadang saya menjual lebih dari 400 buah kukusan secara grosir, dan lebih dari 40 buah kukusan secara eceran. Sebagian besar pembeli adalah orang asing seperti Prancis, Amerika Serikat, Thailand, dan Vietnam sangat menyukainya”.
Demikian kata-kata Ibu Tui Chanthama, orang yang sudah bertahun-tahun mendistribusikan barang kerajinan tangan artistik, khususnya kukusan nasi ketan, di pasar Xamnua, Provinsi Huaphan.
Ibu Tui Chanthama. Foto: VOV |
Ketika melihat potensi produk tersebut dan ingin menciptakan lapangan kerja serta melestarikan kerajinan anyaman tradisional dari bangsa, Ibu Tui telah mengimbau dan mencanangkan warga di dusun-dusun di Kabupaten Sop Bau dan Vieng Xay untuk berkonektivitas membentuk kelompok-kelompok produksi, menciptakan lebih banyak pendapatan bagi masyarakat.
Jika mereka memerlukan modal, saya akan memberikan bantuan kepada mereka untuk berproduksi. Pada awalnya kami juga mengalami cukup banyak kesulitan, tetapi setelah saya berupaya memberikan sumbangan materiil maupun spirituil dan bersinergi dengan warga, sekarang bisa dikatakan bahwa semua dusun ingin berpartisipasi, dari kaum lansia hingga anak-anak muda.
Di kedua sisi jalan dari Kabupaten Sop Bau ke Kabupaten Vieng Xay, ada banyak tempat yang menganyam sekaligus menjual kukusan nasi ketan. Keluarga Bapak Phet di Dusun Na Nhom, Kabupaten Sop Bau beranggotakan 5 orang, tetapi ada 4 orang yang mengetahui cara menganyam kukusan nasi ketan. Saudara Chan Xayvongphet adalah cucu Bapak Phet, meski baru berusia 21 tahun, tetapi telah memiliki banyak pengalaman menganyam kukusan nasi ketan. Dia mengatakan:
Saya tahu cara menganyam kukusan nasi ketan sejak berusia 13 sampai 14 tahun. Saya bisa menghasilkan 3 sampai 4 buah kukusan per hari. Ini merupakan kerajinan tradisional yang tidak boleh punah, harus dilestarikan dan terus dikembangkan.
Pembuatan satu kukusan nasi ketan perlu mengalami banyak tahapan, tetapi hal yang terpenting ialah tahap memilih buluh atau bambu yang tepat usia bersama dengan ketrampilan, akan menciptakan kukusan-kukusan nasi ketan yang kokoh, tahan lama, dan indah. Bapak Xayyaseng Xongyongya, Ketua Komite Rakyat Kabupaten Sop Bau, memberitahukan bahwa kukusan nasi ketan merupakan produk ODOP (setiap kabupaten satu produk) dari daerah.
Banyak kelompok produksi juga dengan kreatif dan trampil membuat motif-motif seperti seruling khen Laos, bendera nasional Laos, bunga Champa, dll. Hal ini telah membuat kukusan nasi ketan Laos sangat disukai wisatawan mancanegara. Saudari Nguyen Thu Hoa di Kota Hanoi yang telah berkali-kali bekerja dan berwisata di Laos terkesan dengan kukusan-kukusan nasi ketan yang indah dan sangat bermakna ini:
Saya sungguh-sungguh sangat terkesan dengan kukusan nasi ketan Laos yang banyak dijual di pasar. Tentu saja saya juga telah melihat kukusan nasi ketan buatan warga etnis minoritas Thai di Provinsi Dien Bien, Son La, Lai Chau (Vietnam Utara). Tetapi kukusan nasi ketan Laos memiliki perbedaan dalam kekokohannya , desainnya lebih banyak dan indah, serta harganya juga sangat terjangkau. Setiap kali mengunjungi Laos, saya tidak melupakan pembelian kukusan nasi ketan sebagai oleh-oleh untuk para teman saya di Vietnam, mereka juga sangat suka.
Saudari Nguyen Thu Hoa di Kota Hanoi terkesan dengan kukusan-kukusan nasi ketan. Foto: VOV |
Warga Laos percaya bahwa kukusan nasi ketan tidak semata-mata merupakan alat dapur saja, melainkan merupakan simbol dari persatuan warga etnis-etnis Laos, dan segenggam nasi ketan dalam kukusan itu melambangkan keeratan hubungan-hubungan. Berkat kukusan nasi ketan yang indah, citra negeri bunga Champa itu menjadi lebih dekat dengan sahabat internasional dan menjadi jembatan penghubung antara Laos dan sahabat di seluruh dunia./.