(VOVworld) – Kalau di Vietnam ada masakan Pho, di Kamboja ada Hu Tieu, di Thailand ada Topmyum, di Laos ada Lap, maka di Myanmar ada masakan yang sangat terkenal yalah mihun ikan Mohinga. Masakan mihun ikan Mohinga sederhana, tapi ia memanifestasikan kuliner khas dari warga Myanmar.
Mihun ikan Mohinga di Myanmar.
(Foto:
Zing News).
Kalau berjalan kali di jalan-jalan besar di Myanmar, misalnya Yangon atau Nay Pyi Taw pada saat kapanpun sepanjang hari, Kalian akan menemui para orang lelaki yang bergegas-gegas dengan memakai “longyis” (satu jenis sarung tradisional orang Myanmar), para wanita yang membawa barang-barang di berbagai trayek bis yang selalu ramai. Di sepanjang jalan, meja-meja plastik yang berwarna merah atau hijau terus-menerus ditata dan dimasukkan secepat mungkin disamping periuk air kaldu yang harum, kental dan panas. Tamunya dengan senang mihum teh dan menunggu siapnya mihun ikan Mohinga. Menemukan bumi baru dengan santapan mihun ikan Mohinga, Todd Willis, wisatawan Amerika Serikat tidak menyembunyikan rasa heran ketika mencicipi masakan ini. Dia mengatakan: “Hmm, enak sekali! Rasa air kaldu-nya pedas dan kental dengan daging ikan. Saya fikir mereka juga menambahkan bawang daun, jahe dan serai batang. Luar biasa! Saya menyukai kombinasi antar cabai hijau dan sayuran wangi”.
Mihun ikan Mohinga merupakan kombinasi dari mihun, ikan tak bersisik, semuanya dimasak bersama dengan air kaldu dan beberapa jenis bumbu, misal-nya jahe, serai, bawang putih, bawang ungu, beras sangan yang sudah jadi bubuk dan kacang bubuk. Setiap daerah di Myanmar memiliki satu “versi” Mohinga sendiri. Mohinga dari orang Rakhine dengan lebih banyak kecap ikan Ngapi dan lebih sedikit air kaldu. Sementara itu, Mohinga dari orang Shan tidak bisa kurang kuei dan telor rebus. Saudari Khin Khin, seorang pakar kuliner Myanmar memberitahukan: “Mo" berarti kue kudapan, "Hinga" berarti air kaldu. Mohinga berarti kue kudapan dengan air kaldu. Anda bisa makannya pada saat kapanpun dan bisa makan sepanjang hari. Warga Myanmar menggunakan ikan tak bersisik untuk membuat masakan ini, karena ikan punya banyak daging, sepenuhnya tidak tulang dan dagingnya sedap. Merebus ikan dengan serai untuk mengurangi lendir. Menggosokkan bubuk kunyit pada ikan untuk mengurangi bau amis…”.
Ada orang yang memberitahukan bahwa ketika melihat pada santapan mihun Mohinga, Anda bisa melihat aneka pertemuan dalam budaya kuliner Myanmar. Yaitu kombinasi yang luar biasa antara mihun yang berasal dari budaya Tiongkok dengan banyak jenis bumbu dari India, misal-nya kunyit, jahe dan bubuk kacang. Saudari Nguyen Thu Van, seorang wisatawan Vietnam mengatakan: “Hal yang khas dari mihun ikan Mohinga yalah dimakan bersama dengan sayur-sayuran wangi, masakan ini juga ada di Vietnam. Mihun putih Vietnam dimakan bersama dengan sayur-sayuran segar dan sayur-sayuran wangi. Saya sangat menyukai masakan ini, harganya juga murah! Hanya bayar 500 Kyats (sama dengan 30 cents), Anda bisa mendapat kali makan yang enak lagi bergizi”.
Mihun ikan Mohinga merupakan satu bagian yang tidak bisa kurang dalam kehidupan warga Myanmar dan sedang menjadi satu masakan yang disukai wisatawan yang mencintai bau masakan di negeri yang misterius ini. Kalau punya kesempatan ke Myanmar, marilah saudara-saudara menikmati mihun ikan Mohinga.