(VOVworld) - Terletak di tengah-tengah pemandangan alam yang megah dan menelan waktu 30 menit dengan kendaraan dari pusat kota Kinabalu, perkampungan budaya Mari Mari, negara bagian Sabah di Malaysia Timur dibentuk pada bulan Desember 2008. Tempat ini laksana museum hidup-hidup untuk mengkonservasikan kebudayaan suku-suku di pulau Borneo. Ketika datang ke sini, wisatawan diperkenalkan tentang pengetahuan, kebudayaan dan tradisi dari beberapa suku untuk mencari tahu tentang sejarah dan kebudayaan daerah setempat.
Perkampungan Budaya Mari Mari
(Foto: itour.com.vn)
Satu jalan kecil yang menuju ke gedung sentral –tempat dimana semua wisatawan yang mendapat pesan dan saranan-sarana sebelum menginjakkan kaki di perkampungan budaya Mari Mari. Jembatan kabel dari kayu yang menyeberangi anak sungai tampaknya menguji langkah-langkah wisatawan untuk menguak tabir tempat ini.
Di atas jembatan ini ialah rimbunan pohon tua, sedangkan di bawah adalah anak sungai yang mengalir di sekitar batu-batu, sehingga menciptakan suara air sungai yang bergemericik. Ketika melampuai jembatan ini dan melewati satu ruas jalan pendek, wisatawan akan melihat satu rumah pertama milik suku Dusun- salah satu diantara suku-suku yang paling besar di negara bagian Sabah. Di dalam rumah ini, dipamerkan perkakas dalam aktivitas kehidupan seperti bakul, genderang, tabung bambu. Saudara Nguyen Tien Cuong, wisatawan kota Ho Chi Minh memberitahukan: “Ini untuk pertama kalinya saya bisa datang di Sabah, bisa tahu mengenai Sabah-satu daerah pemukiman warga dari banyak suku. Saya merasa sangat suka ketika dengan mata kepala sendiri menyaksikan kehidupan dan kebudayaan suku yang khas di daerah Sabah. Selain itu, saya dan para teman saya merasa sanga gembira ketika menyaksikan penyambutan khas dari rakyat suku di sini".
Museum Nasional Sabah
(Foto: itour.com.vn)
Untuk membantu para wisatawan lebih mengerti kebudayaan suku, seorang gadis suku Dusan dalam pakaian tradisional mengundang wisatawan mengunjungi dan mencoba minum miras dari beras dalam tabung bambu, banyak wisatawan menyukai jenis miras yang punya rasa sedap, tapi tidak mudah diminum. Sepenggalan jalan lagi maka sampailah wisatawan akan tiba di gerai barang Rice Wine, di sini, wisatawan bisa menikmati makanan-makanan yang dimasak oleh orang suku Bajau dalam tabung bambu. Dan lebih khusus ialah cara dari orang Bajau mencicipi makanan apakah makanan sudah masak atau belum yaitu mendekatkan tabung bambu ke telinga untuk merasakan panasnya.
Di perkampungan budaya Mari Mari, juga ada banyak suku lain seperti Murut, Rungus dll dengan banyak kesamaan kebudayaan tradisional. Wisatawan akan menguak tabir, mengalami eksperimen tentang kebudayaan dan dapat hidup seperti halnya dengan orang-orang suku ketika belajar tentang cara menciptakan api dari bambu, memintal tali dan membuat baju dari kulit. Sepenggalan jalan lagi maka sampailah gerai barang dari suku Dayak- suku yang khusus berburu kepala manusia. Gambar tentang suku ini membuat para wisatawan terbayang seperti tersesat di sarang penghadangan dengan panah-panah di belakang rimbunan pohon, mata lembing yang mengarah ke mereka dan bersama-sama dengan saat itu sesepuh suku memegang lembing, mengerahkan para prajurit untuk menangkap wisatawan, suara teriakan menggugah satu sudut hutan membuat orang berdiri bulu kuduk, hanya hilang terusir ketika seluruh rombongan wisatawan ketahu bahwa itu hanyalah salah satu kado yang diberikan oleh warga desa kepada para wisatawan. Saudara Nguyen Tien Cuong, wisatawan kota Ho Chi Minh memberitahukan: “Kami telah melewati banyak rumah panggung, di setiap rumah panggung ini, ada bermacam-macam cara menyambut tamu. Ketika diterima di zona pemukiman suku Dayak, saya punya sedikit ketakutan, tapi sangat interesan yaitu ketika masuk ke pintu, kedengaran suara teriak dan kelihatan prosedur menyambut tamu menurut cara warga suku di kawasan Sabah”.
Taman Bunga Lok Kawi Wildlife
(Foto: itour.com.vn)
Desa Mari Mari juga memamerkan beberapa mode rumah tradisional yang adalah duplikat arsitektur dari beberap suku, bersama dengan aktivitas kehidupan tradisional mereka dari suku Ephochan. Di desa yang sederhana ini, para wisatawan bisa berkenalan dengan cara hidup sehari-hari dan adat istiadat setiap suku di daerah dengan cara masuk ke rumah dan memandang aktivitas kehidupan mereka sehari-hari yang berlangsung secara hidup-hidup.
Satu kunjungan di perkampungan budaya Mari Mari seperti satu eksperimen yang interesan tentang kehidupan dari beberapa suku di Malaysia dan juga membantu para wisatawan lebih mengerti tentang segi-segi indah dari beberapa suku yang tetap hidup seiring dengan kehidupan modern dan berkembang./.