(VOVworld) - Direktorat Pengembangan Ketrampilan dari Kementerian Tenaga Kerja Thailand adalah unit urusan pendidikan, peningkatan ketrampilan dan pemeriksaan tarap ketrampilan terhadap pemuda di Thailand. Selama beberapa tahun ini, Direktorat tersebut mendapatkan bantuan dari Pemerintah Thailand, bersamaan itu melakukan kerjasama dengan perusahaan-perusahaan swasta dan perguruan tinggi dalam usaha mengajar kejuruan untuk menuju ke target menatar para tenaga kerja Thailand yang punya kemampuan ketrampilan yang mencapai patokan internasional.
Pimpinan Direktorat Pengembangan Ketrampilan Thailand
(Foto: vov.vn)
Menurut statistik yang diumumkan oleh Direktorat Pengembangan Ketrampilan Thailand pada 20 Maret 2014, ada lebih dari 4,6 juta pemuda yang ikut belajar kejuruan di Thailand, yang paling banyak ialah bidang pariwisata dan jasa pada tahun 2013. Diantaranya ada lebih dari 38 000 orang yang lulus ujian menurut patokan internasional, 484 orang mencapai patokan menurut tuntutan badan usaha. Hasil-hasil ini sebagian besar meningkat 1 persen atau mempertahankan kestabilan terbanding dengan tahun sebelumnya. Ibu Puntrik Smiti, personel Direktorat Pengembangan Ketrampilan Thailand memberitahukan: “Kaum pemuda Thailand banyak memperhatikan ketrampilan. Oleh karena itu, sebagai unit urusan pelatihan, kami di bermacam-macam bidang, pada pokoknya ialah indutri, produksi, perdagangan dan jasa agar para pemuda bisa memilih sesuai dengan kesukaan dan pengarahan profesi dari para siswa”.
Memeriksa ketrampilan tentang perakitan menurut patokan lomba ketrampilan
(Foto: vov.vn)
Dalam proses pendidikan ketrampilan di Thailand, peralatan praktek yang modern yang diimpor dari luar negeri dengan anggaran belanja dari Pemerintah atau melakukan konektivitas dengan badan-badan usaha swasta dan berbagai perguruan tinggi. Obyek yang pokok ialah para siswa harus melakukan praktek secara mahir dan memenuhi tuntutan dalam hal waktu secara serius. Selain faktor waktu, untuk mengejar kecenderungan dunia, teknologi merupakan hal yang tidak bisa diremehkan. Komes Piyaphan, ahli pengajaran elektromesin memberitahukan: “Kami - para guru harus sering memutakhirkan teknologi, hal yang sangat mudah terbelakang dan berkembang terus menerus untuk bisa mengajar para mahasiswa. Mereka harus mempunyai ketrampilan yang stabil dan sesuai dengan patokan ketrampilan di negara-negara lain”.
Para siswa Thailand menempuh ujian pada jurusan elektromesin
di lomba ketrampilan ASEAN kali ke-10 di Vietnam
(Foto: vov.vn)
Menurut ibu Puntrik Smiti, bisa dikatakan bahwa semua lomba ketrampilan tingkat regional dan tingkat internasional seperti lomba ketrampilan ASEAN kali ke-10 yang diselenggarakan pada tahun 2014 dianggap sebagai pemeriksaan hasil pendidikan ketrampilan dan kemampuan beradaptasi dari para tenaga kerja Thailand dengan teknologi sekarang. Pada lomba ini, tim Thailand yang beranggotakan 41 orang ikut serta pada 22/25 kejuruan menggondol 7 medali emas, 1 medali perak dan 5 medali perunggu. Diantaranya, ada satu kejuruan baru yaitu Robot mobil yang telah meraih medali perunggu. Ibu Puntrik Smiti memberitahukan: “Ini merupakan kesempatan bagi kami untuk bisa memutakhirkan teknologi para siswa dan membuat mereka memahami makna pentingnya integrasi tentang ketrampilan dunia. Kami selalu berupaya meningkatkan tarap ketrampilan kerja tingkat kawasan ASEAN. Soal ujian ketrampilan ASEAN menggunakan soal ujian dunia yaitu memerlukan tuntutan yang ketat dalam hal waktu. Di Thailand, pada lomba ketrampilan nasional, kami juga menggunakan soal ujian dunia, tapi ada beberapa penyesuaian kecil seperti pengurangan waktu”.
Sekarang, di samping mempertahankan keunggulan di beberapa cabang dan kejuruan yang sudah ada seperti bubut, perawatan mesin teknologi tinggi dan jasa. Direktorat Pengembangan Ketrampilan Thailand juga memperhatikan melakukan pendidikan kejuruan-kejuruan baru menurut kecenderungan pengembangan teknologi dunia seperti robot mobil. Melalui itu, turut membuat kemampuan tenaga kerja Thailand semakin lebih sepadan terbanding dengan patokan internasional./.