(VOVworld) - Pada latar belakang menghadapi tantangan-tantangan bencana alam yang menimbulkan stagnasi produksi dan bisnis, dalam waktu lalu, Singapura telah melakukan langkah-langkah untuk membantu badan-badan usaha mengatasi kesulitan-kesulitan untuk berkembang. Diantaranya, Program: “Mengelola produktivitas aktivitas badan usaha” yang diajukan Singapura sedang mendapat perhatian dari negara-negara Thailand, Vietnam, Filipina untuk belajar pengalaman.
Satu perekonomian yang terbuka memberikan kepada Singapura banyak peluang kerjasama investasi, tapi juga potensial dengan banyak resiko seperti keselamatan tempat kerja, pelayanan jasa, atau resiko dari pihak ketiga. Badan-badan usaha akan harus menghadapi resiko ini ketika bencana alam dan musibah tiba. Oleh karena itu, Program: “Mengelola produktivitas aktivitas badan usaha” yang dikeluarkan oleh Singapura telah dilaksanakan untuk meningkatkan kesedaran dari badan - badan usaha tentang penyusunan rencana produksi dan bisnis serta menghadapi resiko - resiko dalam proses aktivitas. Rencana ini memerlukan penilaian yang menyeluruh tentang dampak-dampak yang bisa mengancam proses produksi dan bisnis dari badan-badan usaha, dari situ melakukan langkah-langkah mencegah dan membuat opsi untuk memberikan reaksi yang efektif jika resiko terjadi, dan cara memulihkan kembali aktivitas pasca resiko secepat mungkin. Program ini tidak hanya membantu badan-badan usaha Singapura membela harta benda, meminimalkan kerugian, melainkan juga meningkatkan prestise, mengubah badan usaha ini menjadi satu mitra yang terpercaya. Teiter Long, Direktur Pelaksana Perusahaan Land and Sea memberitahukan: “Meskipun sesuatu hal terjadi, musibah dan bencana alam atau krisis, jasa-jasa tetap kami berikan kepada para konsumen. Terhadap aktivitas bisnis kami, sertifikat pengelolaan produktivitas aktivitas sama dengan satu jaminan terhadap konsumen”.
Program: “Mengelola produktivitas aktivitas badan usaha” yang dikeluarkan Singapura dimulai dari tahun 2010, dengan partisipasi dari badan-badan usaha yang termasuk dari banyak cabang ekonomi dan kepentingan program ini telah mendapat pengakuan. Namun, dalam waktu permulaan dilaksanakan, Program tersebut telah menjumpai tidak sedikit kesulitan. Salah satu diantaran -nya ialah pengertian dari badan-badan usaha tentang perlunya membuat rencana bisnis untuk menghadapi resiko, musibah dan bencana alam. Selain itu, badan-badan usaha selalu memperhatikan keuntungan, biasanya tidak mau menyediakan biaya kepada penelitian, penilaian dan penyusunan rencana. Bapak Chu Giun Wa, Direktur Badan Pembinaan Kemampuan dari Konfederasi Badan Usaha Singapura memberitahukan bahwa peningkatan kesedaran mereka memainkan peranan yang penting. Dia juga mengatakan: “Pada waktu permulaan, konsep ini sangat baru di Singapura. Ada sedikit orang yang mengetahui dan memperhatikan –nya. Kami telah mengadakan banyak lokakarya untuk membantu badan-badan usaha melihat harga yang harus mereka bayar jika terjadi krisis dan bencana alam. Karena jika mereka tidak mengerti maka mereka akan tidak mengapresiasi peranan dari penyusunan rencana menghadapi-nya”.
Di samping melakukan sosialisasi kepada badan-badan usaha, Pemerintah Singapura juga melaksanakan kebijakan-kebijakan merangsang dan membantu mereka. Pertama - tama, Singapura memberlakukan patokan tentang “Mengelola produktivitas aktivitas badan usaha” yang diterapkan terhadap badan-badan usaha yang termasuk semua cabang ekonomi. Selanjutnya, Pemerintah Singapura membantu sebagian biaya kepada badan-badan usaha untuk mencapai patokan ini seperti biaya pendidikan tenaga, biaya menyewa konsultan dari pihak ke-3, biaya penerapan teknologi informasi dalam penggelaran. Oleh karena itu, “perisai” resiko semakin diperluas dalam komunitas badan usaha Singapura. Program: “Mengelola produktivitas aktivitas badan usaha” yang dikeluarkan Singapura yang mendapat perhatian dari negara-negara yang menderita dampak akibat bencana alam dan perubahan iklim untuk belajar. Jelaslah, biaya untuk mencegah peristiwa-peristiwa luar biasa selalu jauh lebih kecil dari pada kerugian yang ia timbulkan jika tidak menghadapi-nya secara tepat waktu. Pada latar belakang perekonomian negara - negara sama - sama saling berpengaruh karena dampak proses globalisasi, negara-negara yang sudah mempersiapkan dulu semua resiko seperti halnya dengan Singapura akan menjadi mitra terpercaya dari partner dagang internasional./.