(VOVworld) - Selama 10 hari bertanding secara bergelora dan gigih, Kompetisi ke-10 Ketrampilan Kerja ASEAN yang berlangsung di Vietnam telah dengan resmi berakhir, meninggalkan di mata sahabat-sahabat internasional tentang kesan-kesan yang mendalam mengenai satu kompetisi yang diselenggarakan secara baik dan transparan serta turut mendorong perkembangan bersama di kawasan. Untuk memberikan sumbangan yang sukses pada kompetisi kali ini, selain koordinasi yang ketat dalam pekerjaan penyelenggaraan negara tuan rumah, upaya dan sumbangan yang sekuat tenaga dari para kompetitor, juga harus bicara tentang tenaga muda dan semangat dari kekuatan tidak kecil dari para sukarelawan Vietnam.
Họp báo Kỳ thi tay nghề ASEAN lần thứ 10
(Foto: vov.vn)
Pada pukul 19.00, suasana di Pusat Konferensi Nasional di kota Hanoi tampaknya seperti sedang sangat sibuk untuk mempersiapkan acara penutupan Kompetisi ke-10 Ketrampilan Kerja ASEAN yang berlangsung sesudah itu kira-kira 30 menit. Di belakang lobi besar, para sukarelawan sedang mengatur kerangka-kerangka gambar yang besar di atas kuda-kuda yang mencatat snapshot indah, karya-karya peserta kompetisi yang bagus dari para kompetitor. Gambar-gambar ditempatkan dari pintu sampai kaki tangga.
Tuan seorang pemuda yang cukup tampan dalam pakaian stelan yang warnanya hijau daun tua - warna untuk para sukarelawan sedang dengan teliti mengatur lagi setiap kerangka gambar supaya teratur dan lurus. Tidak bisa menahan keantusiasan-nya, Tuan memberitahukan: “Kami- para sukarelawan dibagi menjadi banyak tim. Ada tim yang mengantar kontingen, ada tim yang menjemput kotingen di bandara, sedangkan kami ditugasi mengurus pekerjaan di Pusat Konferensi Nasional. Selama hari-hari berlangsungnya kompetisi, kami membantu para kompetitor mempersiapkan soal ujian para kompetitor seperti mengangkut peralatan dan bahan ke tempat kompetisi”.
Selesai bicara, Tuan dengan sibuk melanjutkan pekerjaan-pekerjaan-nya. Meskipun sudah hari penutupan, tapi para sukarelawan tampaknya tetap belum ada waktu senggang Ada sukarelawan yang membawa bahan-bahan yang mendampingi para utusan, ada sukaralawan yang membawa tas cinderamata dan juga ada sukarelawan yang hanya berjalan-jalan di lobi yang tampaknya sedang khawatir kerena kontingen yang mereka tugasi datang terlambat. Viet Dung, mahasiwa tahun terakhir Sekolah Tinggi Hanoi yang mengurus kontingen Singapura memberitahukan bahwa untuk menjadi seorang sukarelawan bagi satu peristiwa internasional seperti ini, jika hanya ada semangat yang antusias belum cukup, mereka harus memiliki satu khazanah bahasa asing yang cukup baik ke atas yang diuji melalui satu wawancara dengan bahasa Inggeris. Dia memberitahukan: “Kami merupakan para penghubung antara panitia penyelenggara dengan para kontingen, memberikan informasi tentang kawasan tempat kompetisi dan waktu kepada para kontingen. Ini adalah kompetisi dengan kata-kata yang bersifat teknis, oleh karena itu kami harus mempersiapkan khazanah kata-kata spesialis yang sangat cermat, barulah bisa memberikan informasi yang akurat kepada panitia penyelenggara dan para kontingen yang merekat tugasi”.
Kompetitor Vietnam melakukan soal ujian di bidang perakitan dan
reparasi mobil - cabang industri yang sedang berkembang kuat di Asia Tenggara
(Foto: vnexpress.net)
Di samping itu, para sukarelawan juga aktif berpartisipasi pada program-program di sela-sela kompetisi, seperti mengantar kontingen berwisata dan mencari tahu tentang ibukota Hanoi, melalui itu mereka dapat melakukan temu pergaulan tentang kebudayaan bersama-sama dengan para anggota dalam kontingen.
Hoang Qui, sukarelawan urusan kontingen Indonesia sedang gembira bersama berpotret dengan para kompetitor dalam kontingen. Bagi dia, meskipun pernah berulang kali menjadi sukaralawan sebelumnya, tapi kali ini benar-benar merupakan satu kesan yang tidak bisa dilupakan dalam masa sebagai mahasiswa. Dia mengatakan: “Saya sangat bangga ketika dapat melakukan hubungan dengan banyak orang asing dan bisa melakukan temu kerja dengan berbagai kementerian dan instansi negara-negara lain. Saya merasa percaya diri banyak dalam proses melakukan temu kerja dengan mereka. Saya semakin tahu mengatur pekerjaan supaya mereka bisa saling mengerti, kemudian saya punya lagi pengalaman-pengalaman tentang cara mengelola, meyakinkan dan memberikan pengarahan kepada kontingen”.
Dengan semangat antusias-nya, Qui seperti halnya dengan para sukarelawan lain telah mendapat perasaan dan kecintaan dari sahabat-sahabat internasional . Yang merangkul Qui, seorang kompetitor dalam kontingen Indonesia memberitahukan: “Qui dan para sukarelawan lain telah banyak membantu kami pada kompetisi ini. Tidak hanya mempersiapkan informrasi dan kendaraan, melainkan juga mereka hangat memberikan pengarahan kepada kami untuk mengunjungi kota Hanoi, memperkenalkan kepada kami tentang kebudayaan, manusia dan kuliner Vietnam. Baik saya maupun para anggota dalam kontingen kami sangat terkesan tentang semangat kerja yang rajin, sepenuh hati dan akrab dari para sukarelawan ”.
Lebih dari 100 sukarelawan Vietnam telah memberikan sumbangan yang tidak kecil pada suksesnya kompetisi ketrampilan kerja ASEAN kali ini. Mereka merupakan jembatan penghubung yang turut membawa citra Vietnam kepada sahabat-sahabat internasional./.