Thailand membantu pengembangan, sosialisasi dan ekspor produk OTOP

(VOVWORLD) - Belajar mengikuti pola “Setiap desa satu produk” dari Jepang, pada 15 tahun lalu, Pemerintah Thailand mulai menggerakkan proyek OTOP-“Setiap kecamatan satu produk”. 
Thailand membantu pengembangan, sosialisasi dan ekspor produk OTOP - ảnh 1Gerai kue bunga Lum Duen dari ibu Rungtiwa Rakhangthong di Kota Ha Noi  (Foto: vovworld.vn) 

Tujuan proyek ini ialah mendorong bisnis daerah melalui pemberian bantuan terhadap pengembangan dan sosialisasi produk-produk khas di setiap daerah. Hingga kini, ada lebih dari 2.644 di antara total lebih dari 7.000 kecamatan di 76 provinsi yang telah ikut serta dalam proyek ini dengan lebih dari seratus ribu produk. Selain memperluas skala proyek OTOP, Pemerintah Thailand juga mendorong  para kepala keluarga melakukan bisnis OTOP yang punya persyaratan untuk mendaftarkan pembentukan badan usaha sehingga membawa produk OTOP maju lebih jauh lagi dari skala bumi “Pagoda Emas”.

Walaupun sudah hadir di pasar selama lebih dari 20 tahun ini, tapi baru setelah ikut serta dalam proyek OTOP pada 6 tahun lalu, warung kue Bankanomrakhang milik ibu Rungtiwa Rakhangthong yang khusus memproduksi berbagai jenis kue dari tepung beras harum dan kue bunga Lum duen yang terkenal di Kecamatan Muangttai, Kabupaten Muang, Provinsi Sisaket  dikenal oleh banyak orang. Ibu Rungtiwa Rakhangthong memberitahukan bahwa kue bunga Lum Duen merupakan produk khas dari Provinsi Sisaket, karena itu berbentuk bunga Lum Duen-jenis bunga simbol provinsi ini. “Dulu, kami hanya menjual kue bunga Lum Duen di satu daerah di Provinsi Sisaket untuk para wisatawan yang mengunjungi provinsi ini saja. Tetapi, setelah ikut serta dalam proyek OTOP, warga Thailand mengenal produk kue bunga Lum Duen merupakan produk yang terkenal dari Provinsi Sisaket. Pemerintah membantu kami mendorong kampanye sosialisasi tingkat provinsi maupun tingkat  nasional. Di tingkat nasional, produk kami dimasukkan ke dalam majalah produk OTOP baru yang diluncurkan di seluruh negeri”.

Selain kampanye-kampanye periklanan, Pemerintah Thailand senantiasa mengadakan pekan raya untuk memperkenalkan produk OTOP di daerah Muong Thong Thani, Provinsi Nonthaburi tiga kali setahun, pada awal tahun, pertengahan tahun dan akhir tahun. Pada setiap kali pekan raya ada puluhan ribu gerai yang memajang produk. Bapak Somnuk Rianrukwong, pemilik basis bisnis proyek-produk dari daging bagi seperti sosis Tionghoa, abon, daging babi lempengan yang terkenal di Ubon Ratchathani selama 40 tahun ini, anggota OTOP pada periode permulaan proyek ini menilai: “Proyek OTOP sangat berhasil-guna, menciptakan tempat penjualan barang, membantu kami mencari pasar baru dan tidak henti-hentinya mengembangkan produk. Selama 4-5 tahun ini, kami selalu menaati proses standar bagi barang ekspor, khususnya pembungkusan dan kemasan. Hingga kini, produk kami mencapai standar ekspor. Pasar yang kami tuju ialah negara-negara Kamboja-Laos-Viet Nam-Myanmar, yang mendesak ialah Viet Nam, Lao dan Kamboja”.

Walaupun punya kebutuhan mempercepat ekspor barang dagangan, tetapi, para kepala keluarga bisnis OTOP tidak cukup kemampuan memproduksi dan martabat hukum untuk melaksanakannya. Oleh karena itu, badan-badan khusus tentang OTOP dari Thailand telah mendorong kebijakan membantu para kepala keluarga bisnis OTOP berkembang dan mendaftarkan pembentukan badan usaha. Di Thailand sekarang ini ada lebih dari 61.000 kepala keluarga bisnis yang mendaftarkan berpartisipasi pada proyek OTOP dengan lebih dari 126.000 produk khas dari daerah-daerah. Akan tetapi, hanya para kepala keluarga bisnis OTOP yang punya cukup syarat baru mendapat bantuan untuk berkembang menjadi badan usaha kecil dan menengah. Ibu Jintana, Junlatat, Direktur Perusahaan Tanggung-Jawab Terbatasan DPR cosmeceutics yang khusus melakukan bisnis produk perawatan rambut dari bahan herbal di Provinsi Ubon Ratchathani yang dulu adalah kepala keluarga bisnis OTOP memberitahukan bahwa untuk bisa mendaftarkan pembentukan badan usaha kecil  dengan jumlah modal sebanyak 1 juta Bath (30.000 USD) dengan 4-5 tenaga, basis produksinya harus melakukan penelitian dan mengembangkan produk dalam waktu 5-6 tahun.

Langkah-langkah yang dijalankan Pemerintah Thailand tersebut telah menciptakan “bantalan” mendorong para kepala keluarga bisnis berkembang menjadi badan usaha kecil dan menengah (SME) untuk memperkuat kemampuan berdagang dengan luar negeri. Lebih-lebih lagi, Direktorat Promosi Industri dan Kementerian Industri Thailand juga melaksanakan produk-proydk konektivitas badan-badan usaha SME Thailand yang “berasal” dari OTOP dengan beberapa negara di kawasan. Bapak Suchat Rojsuwan, penasehat pusat promosi industri zona 7 dari Direktorat Promosi Industri urusan 4 provinsi yaitu Ubon Ratchathani, Amnat Charoen, Yashothon dan Sisaket memberitahukan: “Ini merupakan proyek konektivitas “industri 4.0” untuk mengkonektivitaskan badan usaha dengan tiga negara Viet Nam, Lao dan Kamboja, di antaranya pelaksanaan pertama berlangsung di Viet Nam. Kami membawa 50 badan usaha dari 4 provinsi yaitu Ubon Ratchathani, Amnat Charoen, Yasothon dan Sisaket beserta produk yang terkenal di provinsi-provinsi ini  untuk ikut serta dalam pameran memperkenalkan produk dan melakukan konektivitas dengan wirausaha Viet Nam”.

Bapak Suchat Rojsuwan menambahkan bahwa ini untuk pertama kalinya Thailand melaksanakan proyek ini. Proyek di Viet Nam baru berlangsung di Kota Ha Noi pada bulan September lalu. Direncanakan, proyek-proyek di Laos dan Kamboja akan diadakan pada tahun ini. Ini merupakan peluang yang sangat baik untuk menyosialisasikan produk OTOP di luar negeri.  

Komentar

Yang lain