(VOVWORLD) - Setelah lebih dari satu dekade ini, Departemen Cadangan Federal Amerika Serikat (FED), untuk pertama kalinya, memutuskan memangkas suku bunga setelah sidang selama dua hari pada akhir bulan Juli lalu. Keputusan tersebut tidak mengherankan kalangan investor karena hal ini telah diungkapkan terus-menerus baru-baru ini. Namun, hal yang patut diperhatikan ialah FED juga menekankan bahwa badan ini bisa terus mengurangi suku bunga dalam tahun ini. Pernyataan FED dinilai sebagai tindakan yang perlu untuk membantu perkembangan perekonomian Amerika Serikat (AS), namun hal ini juga merupakan peringatan tentang kecenderungan deeskalasi ekonomi global.
Kantor FED di Washington DC (Foto: AFP/Kantor Berita Viet Nam). |
Pada sidang Komite Pasar terbuka Federal (FOMC) dari FED dari 30 sampai 31 Juli lalu, badan ini telah memutuskan memangkas suku bunga kali pertama setelah krisis keuangan tahun 2008. Menurut itu, FED memutuskan memangkas suku bunga dasar 0,25% dari amplitudo 2,25-2,5% menjadi hanya tinggal 2-2,25%.
Bahaya kemerosotan pertumbuhan.
Banyak analis mengatakan bahwa pesan umum dari perihal FED memangkas suku bunga ialah mengenai risiko menurunkan pertumbuhan, alih-alih mengatakan bahwa perekonomian telah mengalami kelemahan. Sekarang, data-data makro AS semuanya bukanlah jelek. Persentase pengangguran di negara ini sedang paling rendah selama 50 tahun ini dan pasar efek Wall Street sedang berada di tarap paling tinggi-satu lingkungan yang tidak sesuai dalam mengubah siklus suku bunga.
Pemangkasan suku bunga jarang terjadi menjelang persyaratan-persyaratan yang kondusif seperti itu. Namun, berdasarkan pada prospek-prospek dalam jangka panjang, diharapkan agar suku bunga FED telah mengalami perubahan dalam waktu pendek. Dari prediksi suku bunga meningkat, FED telah berpindah ke prediksi menjaga suku bunga dan akhirnya memberikan sinyal akan menurunkan suku bunga. Alasan di belakang perubahan ini ialah pengaruh perang dagang terhadap perekonomian AS, ditambah dengan tekanan inflasi yang terlalu lemah, sehingga membuat para penentu kebijakan merasa khawatir. Di atas segala-galanya, ada kelambatan yang jelas dalam produksi dan laba badan usaha meski tidak jelek seperti prediksi. Meski belum ada data resmi, namun kalau dibandingkan dengan masa yang sama tahun lalu, diprediksikan bahwa ekonomi AS hanya mencapai pertumbuhan sebanyak 1,8% pada triwulan II lalu, Data ini mengalami deeskalasi kuat kalau dibandingkan dengan tarap 3,1% pada triwulan I tahun ini. Pertumbuhan perekonomian paling tinggi di dunia juga diprediksikan akan dijaga di sekitar 1,8% setiap triwulan sampai dengan tahun 2020.
Tentang amplitudo pemangkasan suku bunga, meski FED menurunkan suku bunga 0,25% , tetapi tidak mengeherankan kalangan investor, namun itu membuat Presiden AS, Donald Trump kecewa karena sebelumnya di medsos Twitter, Donald Trump telah terus-menerus meminta kepada FED supaya “memangkas secara kuat” suku bunga untuk merangsang perekonomian. Dia juga mengecam Presiden FED, Jerome Powell yang tidak bisa mendorong perekonomian perekonomian AS mencapai pertumbuhan 3% pada tahun ini dan lebih tinggi pada tahun depan seperti yang telah dia komitmenkan. Menanggapi celaan-celaan Presiden Donald Trump, Kepala FED menyindir bahwa bank bisa menurunkan suku bunga karena instabilitas ekonomi, di antaranya nya perang-perang dagang yang berkepanjangan antara AS dengan Tiongkok dan Eropa yang membuat investasi bisnis merosot kuat.
Reaksi beruntun
Pemangkasan suku bunga yang dijalankan FED akan mengakibatkan satu “kompetisi” pemangkasan suku bunga di seluruh dunia. Segera setelah keputusan FED, Bank Sentral Brasil, pada Rabu (31 Juli), memutuskan memangkas 0,5% dari tarap suku bunga yang dasar 6,5% yang telah diperhatikan dari bulan Maret 2018. Keputusan menyesuaikan suku bunga dikeluarkan untuk membantu perekonomian paling tinggi di kawasan Amerika Latin dalam menghadapi prospek pertumbuhan yang lemah. Terhadap Tiongkok, ada banyak kemungkinan Bank Rakyat Tiongkok (PBOC) juga akan menurungkan suku bunga dalam jangka pendek. Pemangkasan suku bunga di seluruh sistim bisa memberikan bantuan segera kepada badan-badan usaha Tiongkok yang sedang menjumpai kesulitan dalam kegiatan bisnis pada waktu lalu.
Dua bank sentral besar yang lain mungkin akan cepat menurunkan suku bunga menurut FED yaitu Bank Sentral Jepang (BOJ) dan Bank Sentral Eropa (ECB). Gubernur BOJ, H.Kuroda pernah membocorkan bahwa BOJ bersedia meningkatkan langkah-langkah perangsangan, kalau pertumbuhan melambat. Sementara itu, pada sidang tentang kebijakan pada bulan Juni lalu, para pejabat ECB telah menyatakan kekhawatiran bahwa semua gerak-gerik yang pelonggaran dari FED juga bisa membuat mata uang Euro meningkatkan nilainya, dari situ memaksa ECB harus memangkas suku bunga sebagai satu langkah untuk membantu meningkatkan daya saing perekonomian Uni Eropa.
Secara umum, keputusan FED dalam memangkas suku bunga untuk pertama kalinya setelah krisis keuangan tahun 2008 menunjukkan kesulitan-kesulitan dalam jangka panjang yang dihadapi oleh perekonomian AS. Bersamaan itu, gerak-gerik ini juga membuat prospek ekonomi dunia lebih suram, risiko-risiko keuangan sedang lebih besar terhadap semua perekonomian di dunia.