(VOVworld) - Pada Rabu 8 Agustus 1967, Asosiasi Negara-Negara Asia Tenggara (ASEAN) genap 45 tahun- satu peristiwa yang mempunyai arti khusus bagi kesepuluh negara ASEAN, diantaranya ada Vietnam.
Konferensi tingkat tinggi ASEAN ke 20 dan Peringatan Ult ke 45 Berdirinya ASEAN .
( Foto: thutuong.chinhphu.vn)
Selama 45 tahun ini, ASEAN telah dan sedang mengalami langkah- langkah kuat dalam proses penyatuan untuk menegaskan diri sebagai salah satu diantara organisasi-organisasi internasional di kawasan yang sukses, turut menjamin lingkungan yang damai, aman, kondusif bagi perkembangan di kawasan Asia dan berpengaruh besar terhadap seluruh dunia.
Dibentuk pada 8 Agustus di Bangkok, Thailand, Asosiasi Negara-Negara Asia Tenggara (ASEAN) pada permulaan beranggotakan 5 negara pendiri di satu kawasan dimana pernah terjadi peperangan-peperangan bentrokan yang sengit, miskin dan terbelakang, tetapi sekarang telah menghimpun 10 negara Asia Tenggara, mendatangkan perubahan fundamental tentang kualitas bagi ASEAN dan situasi di kawasan. Justru ASEAN-10 itulah yang telah menciptakan kekuatan, kesepakatan untuk membangun hubungan baru di atas dasar persahabatan, pengertian dan kepercayaan satu sama lain, membantu organisasi ini mencapai terobosan-terobosan tentang politik dan ekonomi.
Sejak pembentukan, ASEAN selalu bersolidaritas dan bersatu
.(Foto:vinhphuc.gov.vn)
Prestasi paling besar yang dicapai ASEAN selama 45 tahun ini yalah pengesahan Piagam ASEAN- fundasi bagi ASEAN untuk melaksanakan komitmen pembentukan Komunitas ASEAN di atas dasar tiga pilar pokok yalah keamanan, politik, ekonomi dan kebudayaan pada tahun 2015. Pada latar belakang dunia mengalami banyak perkembangan yang rumit, lingkungan keamanan sedang terancam, ASEAN semakin perlu bertekat melaksanakan komitmennya dan menganggap ini sebagai kunci untuk menangani semua sengketa yang sedang muncul. Menteri Luar Negeri Vietnam Pham Binh Minh mengatakan: “
ASEAN yang telah sepakat perlu mendorong secara cepat dan memperkuat peta jalan membangun Komunitas ASEAN pada tahun 2015. Diantaranya menekankan pembangunan persatuan, satu organisasi yang kuat, mantap dan menggelarkan proyek- proyek konektivitas antara negara-negara ASEAN dan mengurangi kesenjangan dalam perkembangan antara negara-negara ASEAN. ASEAN perlu memperkuat peranan sentralnya, memperkuat struktur-struktur di kawasan, mengembangkan peranan ASEAN terhadap dunia luar. Memperkuat sumbangan ASEAN dalam mempertahankan perdamaian, kestabilan di kawasan dan memperkuat berbagai mekanisme perilaku dan prinsip yang sudah ada. Yaitu Traktat Keakraban- Kerjasama dan Deklarasi tentang prinsip-prinsip perilaku semua fihak di Laut Timur-DOC. Akhirnya menuju ke pembangunan Kode Etik tentang perilaku semua fihak di Laut Timur”.
Para pemimpin ASEAN.
(Foto:intuc.phanvien.com)
ASEAN sepenuhnya cukup kemampuan untuk tepat waktu mencapai targetnya di atas dasar semua fundasi yang sudah ada. Pertama-tama yalah bidang ekonomi. Menurut penilaian para pakar, ASEAN dianggap sebagai mesin pertumbuhan ekonomi yang menduduki posisi ketiga, setelah Tiongkok dan India. Pertumbuhan GDP mendapai kira-kira 5,7- 6,4%, pada latar belakang krisis ekonomi dunia, tetap tergolong dalam kelompok pelopor di dunia. Perkembangan ini akan membuat ASEAN menjadi satu pasar yang semakin lebih penting dalam transaksi internasional yang bersangkutan dengan cabang industri. Tidak hanya titik-titik terang tentang ekonomi, ASEAN sedang muncul dengan peranan sebagai pencetus, organisator yang sukses menyelenggarakan dan memberikan peranan memimpin dalam banyak mekanisme kerjasama penting, misalnya Forum Regional ASEAN (ARF), Konferensi Tingkat Tinggi Asia Timur (EAS), Forum Kerjasama Antar Kawasan Asia-Eropa (ASEM), Forum Kerjasama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC) dll…
Tetapi, pada kenyataan sekarang, ASEAN sedang harus menghadapi banyak tantangan. Situasi keamanan politik di beberapa negara anggotanya punya indikasi yang stabil, laju pertumbuhan ekonomi dunia memprediksikan akan terus berkurang, harga pangan dan bahan bakar minyak (BBM) membubung tinggi. Khususnya, ASEAN tetap harus menghadapi kesenjangan dalam perkembangan di negara-negara anggotanya. Hal ini dituntut supaya ASEAN terus menyesuaikan diri untuk maju. Sekretaris Jenderal ASEAN Surin Pitsuwan menilai: “
Kesenjangan antarnegara anggota, antara anggota yang lama dan anggota yang baru, negara yang lebih berkembang dan bagian ASEAN sisanya adalah tantangan yang sangat besar terhadap semua kita. Kita akan lebih berupaya untuk mendorong kerjasama lebih banyak lagi karena ASEAN sekarang tidak hanya menghadapi tantangan-tantangan tradisional, melainkan juga mengalami tantangan non-tradisional yang sangat besar seperti bencana alam, wabah penyakit, gempa bumi, tsunami dan sebagainya… Hal ini juga mengancam upaya mempersempit kesenjangan dalam perkembangan”.
Kegiatan-kegiatan memperingati Hari Jadinya ASEAN 8 Agustus.
(Foto:voh.com.vn)
Di samping itu, semua sengketa belakangan ini yang muncul antara beberapa negara ASEAN tentang masalah kedaulatan di laut merupakan tantangan terhadap ASEAN di atas penggalan jalan perkembangan, tetapi juga merupakan kesempatan bagi ASEAN untuk menyempurnakan dirinya sendiri. Meletakkan kepentingan bersama ASEAN di atas kepentingan tiap-tiap negara adalah cara yang sedang diusahakan oleh ASEAN. Kebulatan pendapat tentang kepentingan akan menjadi kunci untuk mendekodenisasi pagar-pagar rintangan, sehingga menghasilkan satu ASEAN yang lebih bersolidaritas dan satu dalam menghadapi tantangan-tantangan mendatang. Bagi Vietnam, dengan martabat sebagai satu anggota yang bertanggung jawab, sedang memberikan sumbangan-sumbangan positif pada proses pembangunan satu ASEAN yang bersolidaritas dan satu. Vietnam akan memangku jabatan sebagai Sekretaris Jenderal ASEAN untuk masa bakti mendatang. Di atas penggalan jalan berikutnya ASEAN, akan selalu memperoleh sumbangan dari Vietnam bersama dengan semua negara anggota-nya yang lain untuk menciptakan satu kawasan ASEAN yang dinamis, berkembang secara berkesinambungan, sebagai dasar yang mantap bagi perdamaian di kawasan dan di dunia./.