(VOVWORLD) - Perdana Menteri (PM) Vietnam, Pham Minh Chinh, Istri beserta delegasi tingkat tinggi Vietnam, pada tgl 04 Maret, berangkat menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Istimewa memperingati HUT ke-50 Hubungan Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN)-Australia, resmi mengunjungi Australia dan Selandia Baru. Kunjungan kerja tersebut tidak hanya turut mempererat hubungan Kemitraan Strategis, membuka banyak peluang kerja sama yang baru saja, melainkan juga menegaskan peranan dua negara dalam mendorong stabilitas dan kemakmuran bersama di kawasan Asia-Pasifik.
Kunjungan PM Pham Minh Chinh berlangsung pada latar belakang Vietnam dan Australia baru saja memperingati HUT ke-50 Hubungan Diplomatik (1973-2023), HUT ke-5 Hubungan Kemitraan Strategis (2018-2023). Khususnya, ini untuk pertama kalinya PM Vietnam mengunjungi Australia selama tujuh tahun ini, bersamaan itu, merupakan kunjungan resmi pertama PM Pham Minh Chinh ke Australia selaku Kepala Pemerintah Vietnam.
Banyak Kesamaan dan Banyak Kepentingan Bersama
Lebih dari lima dekade sejak hubungan diplomatik digalang, antara Vietnam dan Australia mempunyai banyak kesamaan dan keberuntungan bersama. Yaitu berada dalam satu kawasan, mempunyai konektivitas penduduk yang erat, mempunyai perekonomian yang saling membantu dan juga berinisiatif berupaya mendorong kemakmuran dan solidaritas di kawasan. Tidak hanya begitu saja, kedua negara juga sedang menghadapi banyak tantangan bersama yaitu perubahan iklim, berpindah ke ekonomi hijau, dan sebagainya. Ini merupakan fondasi-fondasi bagi Australia dan Vietnam untuk terus saling membantu dan memanfaatkan keberuntungan-keberuntungan bersama untuk bersama-sama berkembang pada tahapan baru.
Menjelang kunjungan yang penting ini, Deputi Menteri Luar Negeri (Menlu) Vietnam, Do Hung Viet menilai bahwa hubungan Kemitraan Strategis Vietnam-Australia sedang berada di tingkat kepercayaan politik yang sangat tinggi, dan kerja sama yang komprehensif di semua bidang. Oleh karena itu, kunjungan PM Vietnam, Pham Minh Chinh ke Australia kali ini mempunyai banyak makna. Dia mengatakan:
“Ini merupakan kesempatan untuk kedua negara bersama-sama menilai perkembangan-perkembangan hubungan bilateral selama ini, khususnya dalam menggelar hubungan Kemitraan Strategis antara kedua belah pihak, mengarahkan kerja sama pada waktu mendatang, di antaranya menekankan tujuan-tujuan kerja sama perdagangan, mendorong investasi dari Australia ke Vietnam dan dari Vietnam ke Australia. Khususnya, sorotan kunjungan kali ini ialah tujuan memperluas kerja sama pendidikan-pelatihan, di antaranya ada pendidikan kejuruan, memperluas kerja sama sains-teknologi dan inovasi kreatif, memanfaatkan motivasi-motivasi baru sekarang, terutama tentang ekonomi digital, ekonomi hijau dan proses transformasi energi, pengembangan energi terbarukan dari Vietnam. Seiring dengan itu, Vietnam dan Australia akan menuju ke peningkatan hubungan bilateral ke satu level yang baru”.
Menuju ke Peningkatan Hubungan Bilatral ke Level yang Baru
Sekarang, baik Australia maupun Vietnam juga berupaya memanfaatkan semua keberuntungan dari hubungan Kemitraan Strategis. Di samping meningkatkan kepercayaan politik melalui kunjungan-kunjungan para pemimpin kedua negara, bidang-bidang kerja sama yang lain seperti keamanan-pertahanan, sains-teknologi, pendidikan, ekonomi-perdagangan, dan silaturahmi rakyat juga diperhebat secara cepat. Kedua negara juga sedang melakukan diskusi untuk membuka peluang lagi bagi kerja sama di bidang-bidang yang baru.
Di atas dasar tersebut, opini umum menyatakan bahwa sudah sampai saatnya meningkatkan hubungan bilateral Vietnam-Australia ke satu level yang baru. Bapak Layton Pike, pendiri bersama Institut Penelitian Kebijakan Australia-Vietnam berharap:
“Saya menyatakan bahwa kedua negara berbagi banyak nilai bersama, baik hubungan bilateral maupun hasrat akan kawasan. Kita mempunyai dua perekonomian yang saling melengkapi. Oleh karena itu, Australia dan Vietnam perlu meningkatkan hubungan ke satu level yang baru dan hal ini akan memberikan banyak hal yang baik bagi kedua negara dan kawasan”.
Sementara itu, Bapak Nicolas Moore, Utusan Khusus Pemerintah Australia urusan Asia Tenggara memberitahukan bahwa Australia sedang berupaya memberikan informasi kepada badan-badan usaha Australia untuk lebih mengerti tentang Vietnam dan mendapat syarat yang lebih kondusif dalam proses bekerja sama dengan Vietnam ketika hubungan antara kedua belah pihak bergeser ke satu tahapan yang baru.
Pada tahun 2023, Australia telah memberlakukan Strategi Ekonomi Asia Tenggara sampai tahun 2040, di antaranya merekomendasikan empat bidang yang akan mendorong hubungan dengan Vietnam, termasuk pertanian dan bahan makanan, sumber daya, pemindahan ke energi hijau, dan pendidikan.
Hubungan antara Vietnam dan Australia sedang mempunyai ruang yang kondusif, tekad politik yang kuat untuk berkembang ke satu ketinggian baru, memberikan banyak kepentingan tidak hanya bagi kedua negara saja, melainkan juga turut menjamin stabilitas dan kemakmuran di kawasan.