Bentrokan di Suriah, tantangan bagi semua solusi diplomatik

(VOVworld)- Banyak aktivitas diplomatik sedang berlangsung untuk mencari solusi yang implementatif terhadap situasi Suriah. Bersama dengan kunjungan ke Mesir dan Suriah yang dilakukan oleh Mantan Sekretaris Jenderal (Sekjen) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Kofi Annan, Utusan khusus PBB dan Liga Arab urusan Suriah pada pekan lalu, wakil Rusia dan Tiongkok juga mengirimkan utusan istimewanya di Suriah. Akan tetapi, menurut banyak analis, kunjungan-kunjungan ini akan sulit mendatangkan hasil yang menggembirakan pada latar belakang semua negara adi kuasa sedang terpecah belah secara serius tentang cara mengatasi krisis di Suriah.            
Ketika mengungkapkan kunjungan Kofi Annan ke Mesir pada Rabu 7 Maret dan kemudian ke Suriah pada akhir pekan ini, para analis menyatakan bahwa tujuan kunjungan ini merupakan satu tantangan besar terhadap Kofi Annan dan kesempatan mencapai sukses sangat tipis, bahkan hanya 5 persen saja. Hal itu karena pada jumpa pers pertama dengan martabat baru, Mantan Sekjen PBB telah mengeluarkan tujuan-tujuan yang ambisius yaitu mencapai permufakatan gencatan senjata, menghentikan kekerasan dan membantu satu solusi politik di Suriah melalui dialog. Jelaslah bahwa ini adalah satu tugas yang sulit dan penuh dengan tantangan. Walaupun dinilai tidak implementatif, tetapi kunjungan ini tetap diperlukan, sedikitnya ialah membantu mendatangkan satu kesempatan berunding mengenai satu permufakatan gencatan senjata di Suriah pada latar belakang komunitas internasional sedang mengalami kemacetan dalam mencari satu solusi menghentikan satu tahun kekerasan di negara ini.           

       Bentrokan di Suriah, tantangan bagi semua solusi diplomatik   - ảnh 1
Demonstrasi menentang Presiden Suruiah Assad meluas pada waktu yang lalu
(Foto: baothanhhoa.vn)
Sesaat dengan kunjungan Kofi Annan, Rusia dan Tiongkok juga mengirim utusan khusus ke Suriah. Li Huaxin, mantan Duta Besar Tiongkok di Suriah telah tiba di Suriah pada Rabu, 7 Maret dan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov tiba di Kairo pada 10 Maret untuk menemui Sekretaris Jenderal Liga Arab Nabil el Arabi. PBB mengharapkan bahwa para utusan khusus Rusia dan Tiongkok  bepadu tenaga dengan Kofi Annan untuk mencari solusi bagi Suriah. Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok  Liu Vi Min memberitahukan bahwa Tiongkok telah mengeluarkan kebijakan enam butir tentang masalah Suriah. Tiongkok menyokong peranan dominan PBB dalam masalah bantuan kemanusiaan, akan tetapi, negara ini juga menentang tindakan yang menyalah-gunakan bantuan kemanusiaan untuk mengintervensi pada urusan internal Suriah serta tindakan-tindakan intervensi militer atau mendorong pengubahan rezim di Suriah.    
Pada saat semua upaya ulang alik untuk mencari solusi damai yang sedang dilakukan oleh PBB, Rusia dan Tiongkok, maka negara-negara Barat terus-menerus menimbulkan tekanan untuk memaksa Presiden Suriah Bashar Al Assad mengundurkan diri dan memaksa Damaskus menghentikan penindasan terhadap kaum pemrotes di negara ini. Senator Amerika Serikat dari Partai Republik John McCain pada 5 Maret telah mengimbau dilakukannya serangan udara terhadap Suriah. Walaupun kemudian itu, Presiden Amerika Serikat Barack Obama dan Menteri Pertahanan Amerika Serikat Leon Panetta telah dengan terus-terang membantah kemungkinan Amerika Serikat melakukan serangan sepihak terhadap Suriah, tetapi,  para pejabat ini tetap menegaskan bahwa masalahnya ialah bukan apakah Assad digulingkan atau tidak, melainkan kapan digulingkan. Amerika Serikat juga memasukkan radio dan televisi Suriah kedalam daftar embargo, sekaligus menyampaikan rancangan Resolusi baru tentang situasi Suriah kepada Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa. Semua sekutu Amerika Serikat seperti Inggris, Perancis, Spanyol dan lain-lain telah menyatakan menutup pintu Kedutaan Besar mereka di Suriah untuk memprotes eskalasi kekerasan. Menurut banyak analis, tindakan Amerika Serikat dan negara-negara Barat bertujuan untuk merebut pengaruh di Timur Tengah pada hari depan, jadi bukan memperhatikan kepenting-kepentingan yang berjangka-panjang atau mendesak terhadap Suriah sendiri.          
Dalam menanggapi tekanan yang ditimbulkan oleh Amerika Serikat dan sekutu Barat, pemerintah Suriah terus meningkatkan tekanan militer di kota-kota di mana terjadi pemberontakan. Pada 6 Maret, pasukan pemerintah telah melakukan serangan yang berskala terhadap provinsi Deraa dan beberapa provinsi di Suriah Selatan, sehingga membuat banyak orang tewas. Presiden Suriah Bashar Al Assad juga menyatakan bahwa Suriah akan  mematahkan intrik  intervensi  yang dilakukan oleh kekuatan-kekuatan permusuhan terhadap negara ini, sekaligus bertekad memperkuat perjuangan terhadap terorisme.          
Dengan segala yang sedang berlangsung di Suriah,  nampaknya satu solusi yang paling optimal dalam mengatasi bentrokan di Suriah sesungguhnya menjadi tantangan diplomatik dan hari depan terhadap negara yang pernah dianggap sebagai negara yang paling stabil di dunia Arab ini tetap masih sulit diduga./.

Komentar

Yang lain