(VOVworld) – Komunitas ASEAN pada Kamis (31/12/2015) akan resmi didirikan, satu tonggak penting dalam proses terbentuk dan berkembangnya Asosiasi selama hampir 5 dekade ini. Tumbuh mendewasanya ASEAN akan memberikan kepentingan yang besar kepada seluruh kawasan, diantaranya ada setiap negara anggotanya. Bagi Vietnam, berintegrasi ke dalam ASEAN dengan martabat dari satu negara anggota Asosiasi sampai anggota Komunitas, walaupun Vietnam telah melakukan persiapan sejak sangat awal, tetap akan menghadapi banyak tantangan, menuntut proses berupaya yang berjangka panjang.
\
Komunitas ASEAN terbentuk pada 31/12/2015
(Foto: vnpost.vn)
Lahirnya Komunitas ASEAN memberikan lingkungan yang jauh lebih kondusif, mengabdi usaha pembangunan, pengembangan dan pembelaan Tanah Air dari Vietnam. Hanya di bidang ekonomi saja, hal yang jelas ialah Komunitas ASEAN menciptakan kesempatan kepada Vietnam untuk mendekati pasar yang lebih besar dan luar. Tidak hanya pasar dengan jumlah penduduk sebanyak 625 juta jiwa dalam ASEAN saja, tapi juga diperluas ke negara-negara lain di luar kawasan.
Kesempatan berjalan sejajar dengan tantangan
Sudah ada sangat banyak analisis dan penilaian tentang kesempatan-kesempatan yang diperoleh Vietnam ketika berintegrasi ke dalam Komunitas ASEAN. Kesempatan pertama ialah kesempatan tentang pasar, tenaga kerja dan penyerapan modal investasi dalam ASEAN dan luar ASEAN dan akhirnya ialah kesempatan menggunakan ASEAN sebagai batu loncatan untuk mendekati pasar dan sumber modal dari para mitra di luar ASEAN seperti Amerika Serikat, Uni Eropa, Jepang, dll. Di atas segala-galanya, kepentingan yang paling besar bagi Vietnam ketika berpartisipasi ke dalam Komunitas ASEAN ialah mendatangkan kestabilan ekonomi makro. Duta Besar Vu Dang Dung, Kepala Perwakilan Tetap Vietnam di ASEAN, memberitahukan: “Dalam ASEAN ada mekanisme yang menjamin kestabilan ekonomi makro di negara-negara anggotanya terhadap kejutan-kejutan dari situasi ekonomi dunia. Selain itu, Vietnam mendapat syarat untuk melakukan rekonstruksi terhadap perekonomiannya. Kepentingan lain ialah melalui Komunitas Ekonomi ASEAN, Vietnam terpaksa menyesuaikan dan menyempurnakan institusi ekonomi pasar yang liberal sesuai dengan kebiasaan internasional”.
Kepentingan yang diberikan Komunitas ASEAN kepada Vietnam sudah amat jelas, khususnya di bidang ekonomi. Akan tetapi, sampai sekarang, taraf integrasi dalam ASEAN yang ditunjukkan para ekonom hanya dilakukan dari satu pihak pemerintah dan badan-badan fungsional saja, sedangkan pihak wirausaha sendiri belum benar-benar turun tangan. Profesor Muda, Doktor Trinh Thi Thu Huong, Wakil Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Internasional, Institut Perdagangan Luar Negeri Hanoi, mengatakan: “Kesempatan pasar sudah terlalu jelas bagi badan usaha Vietnam. Pasar di sini ialah pasar yang besarnya nomor 3 di dunia. Dan pasar ini langsung di samping Vietnam, artinya jarak geografi antara Vietnam dengan negara-negara lain di kawasan tidak terlalu jauh. Maka badan usaha seharusnya melihat satu pasar besar seperti itu di samping mereka sendiri. Hal ini memang belum benar-benar dipahami oleh badan-badan usaha Vietnam”.
Sependapat dengan itu, Mantan Deputi Menteri Luar Negeri Vietnam, Le Cong Phung, menegaskan bahwa di samping semua kebijakan dan aktivitas yang dilakukan Pemerintah, maka badan-badan usaha sendiri juga harus aktif dalam proses ini. Salah satu diantara langkah-langkah yang aktif itu ialah harus memahami secara lengkap semua kepentingan dan kesempatan yang diberikan Komunitas ASEAN. “Untuk mengatasi masalah ini, menurut hemat saya, Vietnam harus memperkuat sosialisasi tentang makna dan kepentingan dalam kerjasama ekonomi ASEAN. Yang kedua ialah harus mengubah mekanisme, mengembangkan pendidikan kejuruan secara sistimatis baru bisa mendapat kesempatan untuk berintegrasi dengan semua perekonomian di kawasan”.
Sementara itu, ketika menunjukkan kelemahan-kelemahan Vietnam yang perlu diatasi ketika berintegrasi ke dalam ASEAN, Duta Besar Vu Dang Dung, Kepala Perwakilan Tetap Vietnam di ASEAN, menekankan tuntutan akan kualitas sumber tenaga kerja, khususnya kemampuan berbahasa asing dari pekerja Vietnam. “Saya ingin menekankan masalah pendidikan bahasa Inggeris. Mengapa pekerja Filipina bisa bekerja di seluruh dunia dan banyak negara ingin lebih merekrut pekerja Filipina dari pada pekerja negara lain, termasuk Vietnam, karena pekerja Filipina bisa menggunakan bahasa Inggeris secara sangat baik, bahkan kaum buruh yang biasa pun. Oleh karena itu, jika kita ingin bersaing di kawasan, pertama harus tahu bahasa Inggeris karena ia merupakan alat komunikasi untuk memasuki pasar tenaga kerja. Sekarang bisa dilihat bahwa pendidikan wajib bahasa Inggeris di seluruh masyarakat masih jauh lebih rendah terbanding dengan banyak negara lain di kawasan”.
Mengubah pemahaman menjadi aksi
Komunitas ASEAN akan memberikan banyak kesempatan berkembang kepada Vietnam dan negara-negara anggotanya, baik di segi politik-keamanan, ekonomi dan sosial-budaya, tapi yang menyertainya ialah berbagai tantangan yang tidak kecil. Semakin memahami secara tepat tentang Komunitas, dari situ melakukan langkah-langkah yang sesuai untuk bisa memanfaatkan semua kesempatan dan mengatasi tantangan. Bersama dengan Komunitas ASEAN, pada tingkat negara, Vietnam juga sedang memperkuat sosialisasi, meningkatkan kemampuan perekonomian dan kalangan badan usaha serta setiap pejabat dan warga ketika berintegrasi ke dalam ASEAN, selangkah demi selangkah mempersempit kesenjangan dalam perkembangan di kawasan. Di samping itu, Vietnam berusaha bersama dengan semua negara turut membangun visi perkembangan ASEAN pasca 2015 guna bisa membantu mengkonektivitaskan ASEAN secara lebih intensif dan ekstensif lagi.