(VOVWORLD) - Selama ini, perekonomian dunia terus-menerus mencatat sinyal-sinyal yang positif tentang pemulihan dan pertumbuhan, terutama di dua perekonomian terbesar di dunia. Namun, ekonomi global tetap dianggap sedang menghadapi banyak tantangan yang serius, khususnya dari latar belakang geopolitik yang rumit terkait banyak entitas yang berpengaruh besar di skala global. Kenyataan ini menunjukkan bahwa perekonomian-perekonomian masih memerlukan banyak upaya dan memusatkan sumber daya untuk periode baru, bersamaan itu konsisten dengan target pembangunan yang berkelanjutan untuk mengatasi kesulitan.
Menurut data-data yang baru diumumkan, banyak perekonomian besar sedang mengalami pemulihan dan pertumbuhan baik yang melampaui perkiraan, menjadi motivasi penting untuk mendorong pemulihan dan pertumbuhan ekonomi global.
Sinyal-Sinyal yang Positif
Menurut data yang diumumkan Kementerian Perdagangan Amerika Serikat (AS) pada tgl 27 Oktober, setelah dua triwulan berturut-turut mengalami penurunan pertumbuhan (triwulan I dan II tahun 2022), perekonomian terbesar dunia (AS) secara mendadak mencatat taraf pertumbuhan PDB sebesar 2,6% pada triwulan III yang lalu. Presiden AS, Joe Biden menganggap bahwa taraf pertumbuhan PDB ini merupakan bukti terbaru yang menunjukkan bahwa pemulihan ekonomi AS tetap sedang berlangsung. Tidak lama sebelumnya, para ekonom dalam survei Refinitiv juga memprakirakan bahwa PDB AS meningkat 2,4% pada triwulan III tahun 2022, sedikit lebih rendah daripada data Kementerian Perdagangan AS, tetapi mengkonfirmasikan pembalikan tren pertumbuhan PDB AS setelah mencatat penurunan pertumbuhan dalam dua triwulan berturut-turut.
Pada saat yang sama, perekonomian terbesar ke-2 di dunia yaitu Tiongkok mengumumkan mencapai taraf pertumbuhan baik pada triwulan III tahun 2022. Menurut pengumuman itu, pada triwulan lalu, ekonomi Tiongkok mencapai taraf pertumbuhan sebesar 3,9%, lebih tinggi daripada prakiraan para analis dalam survei Reuters yaitu 3,4%, bersamaan itu meningkat 10 kali lipat dibandingkan taraf pertumbuhan sebesar 0,4% yang dicapai pada triwulan II tahun 2022.
Pertumbuhan yang baik pada triwulan III tahun 2022 juga dicatat di banyak perekonomian yang berskala menengah dan besar di kawasan-kawasan lain di dunia. Misalnya, dalam laporan update situasi ekonomi makro Vietnam bulan Oktober 2022 yang diumumkan pada tgl 20 Oktober lalu, Bank Dunia (WB) mencatat bahwa pada triwulan III tahun 2022, perekonomian Vietnam mencapai taraf pertumbuhan tinggi sebesar 13,7% dibandingkan masa yang sama tahun 2021. Kalau dirangkumkan tiga triwulan tahun 2022, indeks pertumbuhan perekonomian Vietnam mencapai 8,9% dibandingkan masa yang sama tahun lalu. Yang patut diperhatikan, banyak organisasi internasional seperti Moody, WB, IMF, ADB…, memberikan penilaian yang positif tentang situasi sosial-ekonomi Vietnam dan prakiraan yang optimis bahwa pertumbuhan ekonomi Vietnam pada tahun 2022 dan 2023 berada dalam kelompok tertinggi di Asia Tenggara.
Banyak organisasi internasional seperti Moody, WB, IMF, ADB…, memberikan penilaian yang positif tentang situasi sosial-ekonomi Vietnam (Foto: kinhtemoitruong.vn) |
Menurut para ekonom dan lembaga keuangan-ekonomi internasional, taraf pertumbuhan baik pada triwulan III tahun 2022 dari perekonomian-perekonomian, terutama perekonomian-perekonomian lokomotif, merupakan sinyal yang positif terhadap ekonomi global. Namun, kesulitan dan tantangan terhadap perekonomian dunia secara keseluruhan maupun perekonomian-perekonomian anggota tetap dianggap serius.
Tantangan yang Perlu Diatasi
Ketika menganalisis data pertumbuhan perekonomian AS, kantor berita Bloomberg menganggap bahwa panorama ekonomi AS sedang sangat “aneh”. Tanda-tanda menunjukkan sebaliknya. Harga konsumsi tetap naik, pengeluaran kepala keluarga sedang mengalami tekanan, kenaikan suku bunga kredit jaminan sedang mulai menurunkan suhu pasar perumahan, sedangkan persentase pengangguran berada pada taraf terendah dalam lima dekade. Perusahaan-perusahaan besar melaporkan hasil bisnis yang beragam, membingungkan pasar saham.
Brittany Brinckerhoff, Penasihat keuangan di Hilltop Wealth Advisors di Carolina Utara (AS) menilai bahwa inflasi masih pada tingkat tinggi dan Dana Cadangan Federal AS (FED) tetap ada kemungkinan terus menaikkan suku bunga. Oleh karena itu, pertumbuhan ekonomi bisa terus melambat. Yang lebih berhati-hati, Richard F. Moody, Kepala Ekonom di Regions Financial menilai bahwa situasi umum perekonomian AS sedang memburuk. Sebab utama ialah kenaikan inflasi dan suku bunga yang lebih tinggi.
Demikian pula, dengan data-data dari perekonomian Tiongkok dan beberapa perekonomian yang taraf pertumbuhan baik lainnya, para ekonom dan lembaga keuangan-ekonomi internasional telah menunjukkan tantangan-tantangan, bahkan risiko secara jelas. Sementara itu, latar belakang geopolitik di banyak kawasan terus berkembang rumit, khususnya di Eropa dengan konflik Rusia-Ukraina yang berkepanjangan dan kawasan Asia Timur Laut dengan ketegangan-ketegangan yang patut mengkhawatirkan, menimbulkan lebih banyak risiko dan tantangan terhadap perekonomian global pada umumnya dan masing-masing perekonomian pada khususnya. Oleh karena itu, bersama dengan penguatan upaya dan kerja sama internasional untuk menurunkan suhu di “titik-titik panas” geopolitik, Pemerintah semua negara tetap perlu proaktif mengambil opsi untuk menghadapi skenario-skenario yang tidak diinginkan guna melindungi perekonomiannya.