(VOVWORLD) - Pada latar belakang dunia memperingati ulang tahun ke-100 penandatanganan traktat perdamaian menghentikan Perang Dunia Pertama (11 November 1918-11- November 2018), dari 11-13- November ini, di Republik Perancis, kira-kira 70 pemimpin negara dan pemimpin pemerintah akan bersama-sama menghadiri Forum Paris tentang Perdamaian. Ini merupakan peluang untuk mendorong satu proses kerjasama internasional yang lebih baik dalam memecahkan semua tantangan global serta demi satu sistim multilateral yang lebih efektif. Akan tetapi, hasil forum ini akan sedikit banyak terpengaruh ketika Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump tidak menghadiri peristiwa ini.
Iluastrasi (Foto: vietnamhoinhap.vn) |
Forum Paris tentang Perdamaian tersebut merupakan peristiwa yang berada dalam rangka aktivitas memperingati ulang tahun ke-100 penandatanganan traktat perdamaian menghentikan Perang Dunia Pertama. Mengambil ilham dari pola COP-21, forum ini akan menjadi satu tempat untuk berbagi pengalaman dan solusi baru, menghimpun semua subyek manajemen dengan tujuan yang diajukan ialah mendorong perdamaian melalui manajemen dunia yang lebih baik dan merangsang semua gagasan untuk turut mengurangi ketegangan internasional.
Mendorong mekanisme kerjasama multilateral
Forum Paris tentang Perdamaian merupakan sebagian penggerakan yang digagas oleh Presiden Perancis, Emmanuel Macron untuk menegaskan kembali arti pentingnya multilateralisme dan aksi kolektif guna menghadapi semua tantangan sekarang ini seperti persaingan strategis antar-negara adi kuasa, bentrokan etnis, terorisme, kriminalitas siber, tempat-tempat panas regional, perubahan iklim dan lain-lain. Presiden Emmanuel Macron juga ingin memanfaatkan perhatian komunitas internasional dalam pekan memperingati berakhirnya Perang Dunia Pertama untuk mengimbau melawan nasionalisme, menyusul peringatannya belakangan ini bahwa dunia sedang menghadapi bahaya melupakan pelajaran-pelajaran tentang bentrokan-bentrokan besar pada abad XX.
Lima tema yang dibahas di forum ini (perdamaian dan keamanan, lingkungan, perkembangan, teknik digital dan teknologi baru serta ekonomi komprehensif) yang semuanya merupakan masalah-masalah mendesak di dunia dewasa ini. Di atas dasar lima tema ini, kira-kira 150 proyek akan dipresentasikan, turut memberikan sumbangan yang substantif untuk mendapat satu proses kerjasama internasional yang lebih baik dengan satu proses globalisasi yang lebih adil dan lebih setara serta satu sistim multilateral yang lebih efektif.
Partisipasinya puluhan pemimpin negara, pemimpin pemerintah serta ratusan organisasi internasional dan organisasi masyarakat madani di forum ini memperlihatkan perhatian dunia terhadap kerjasama multilateral untuk bersama-sama memecahkan semua tantangan global.
Kekurangan faktor AS
Walaupun akan tetap berada di Paris beserta dengan kira-kira 70 pemimpin dunia untuk menghadiri acara peringatan ulang tahun ke-100 berakhirnya Perang Dunia Pertama, tapi Donald Trump menolak menghadiri forum ini. Keputusan pemimpin Gedung Putih tersebut tidak menimbulkan hal di luar dugaan bagi opini umum, karena Donald Trump melihat bahwa target forum ini tidak sesuai dengan pedoman “ AS adalah pertama”.
Gerak-gerik Presiden AS tersebut menyusul rangkaian aktivitas penarikan diri dari banyak permufakatan internasional yang pernah diikutsertai oleh AS, di antaranya harus bicara tentang permufakatan tentang iklim Paris, Perjanjian TPP, permufakatan nuklir Iran, penarikan diri dari UNESCO, dari Komite HAM Perserikatan Bangsa-Bangsa dan lain-lain. Orang masih ingat, dalam pidatonya yang berdurasi 35 menit di depan sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa pada tanggal 25 September lalu, selain masalah Iran, Presiden AS juga menolak kecenderungan globalisasi dan menegakan akan membela kepentingan-kepentingan AS.
Semua gerak-gerik AS tersebut terbentur dengan reaksi keras dari komunitas internasional. Opini umum telah berulang kali mencela kebijakan “AS adalah pertama” yang dijalankan oleh Presiden Donald Trump, menekankan bahwa proteksionisme akan hanya mendatangkan peningkatan ketegangan dan kalau semua negara menghentikan komitmen membela prinsip-prinsip dasar, maka perang-perang global akan kembali.
Dunia sedang menghadapi banyak tantangan yang tidak bisa dipecahkan oleh satu negara manapun. Penyelenggaraan Forum Paris tentang Perdamaian dilihat sebagai satu upaya yang pantas dipuji agar negara-negara bersinergi memecahkannya. Akan tetapi, semua pekerjaan akan lebih sulit ketika pemimpin AS sekali lagi menolak ikut serta dalam satu forum multilateral.