(VOVWORLD) - Vietnam adalah negara multi-agama. Penganut agama apa pun bebas menjalankan ritual keagamaan dan kepercayaannya dalam lingkungan yang stabil, harmonis, adil, dan sesuai dengan hukum. Pada hari-hari belakangan ini, gambaran keyakinan dan keagamaan semakin hidup dengan suasana gembira untuk merayakan Hari Raya Chol Chnam Thmay dari warga etnis Khmer di Vietnam Selatan.
Uskup Agung, Menteri Luar Negeri Vatikan, Paul Richard Gallagher di Katedral Hanoi (Foto:VNA) |
Jika pada tahun 2003, Vietnam hanya mempunyai 15 organisasi dari 6 agama dengan 17 juta penganut, maka pada akhir November tahun lalu, Negara telah mengakui dan memberikan izin pendaftaran operasi kepada lebih dari 40 organisasi dari 16 agama dengan 27 juta penganut, sama dengan 27% populasi Vietnam.
Agama-agama dikembangkan secara setara
Di antara 27 juta umat beragama, komunitas Katolik berkembang pesat dengan lebih dari 7,2 juta umat paroki, yang mencakup sekitar 7% populasi. Umat paroki beraktivitas di sekitar 9.000 tempat keagamaan. Badan-badan Negara yang berwenang telah memberikan tanah untuk membangun fasilitas peribadahan agama.
Dalam kunjungannya ke Vietnam dari tanggal 9 hingga 14 April, Uskup Agung, Menteri Luar Negeri Vatikan, Paul Richard Gallagher menyatakan kegembiraan ketika menyaksikan perkembangan Gereja Katolik Vietnam dan partisipasi yang aktif dalam kegiatan gerakan sosial dan percaya bahwa kaum Katolik di Vietnam akan memberikan lebih banyak kontribusi dalam usaha pembangunan negara Vietnam. Berbicara pada Misa Doa yang berlangsung pada Rabu malam (10 April), di Katedral Hanoi, Menteri Luar Negeri Vatikan, Paul Richard Gallagher, mengatakan:
“Selama 2 hari ini, sejak saya tiba di Vietnam, saya mendapat sambutan hangat dari semua tingkat pemerintahan. Mereka tertarik tidak hanya pada perjalanannya tetapi juga pada saran-saran yang saya diskusikan. Yang paling membuat saya terkesan adalah ketika saya pergi ke Katedral di Kota Hanoi, dan merayakan Misa bersama umat paroki di sini.”
Sementara itu, agama Buddha memiliki jumlah penganut terbesar di Vietnam dengan lebih dari 14 juta penganut dan lebih dari 18.500 tempat ibadah. Banyak pagoda telah direvonasi dan diperindah. Jumlah orang yang menyembah Buddha dan berlindung meningkat dan menyerap partisipasi banyak kelas masyarakat. Banyak festival Budha yang menyerap partisipasi puluhan ribu orang diselenggarakan, yang paling menonjol ialah tiga Perayaan Hari Waisak PBB (pada tahun 2008, 2014, 2019).
Warga Khmer di Vietnam merayakan Chol Chnam Thmay (Foto: baochinhphu.vn) |
Menghormati dan menjamin keberagaman agama dari warga etnis minoritas
Selain menjamin kebebasan beragama bagi agama-agama besar, Negara Vietnam senantiasa menghormati dan menjamin kegiatan keagamaan dan keyakinan dari warga etnis minoritas.
Di Daerah Dataran Tinggi Tay Nguyen, Negara memperhatikan pemulihan dan pengembangan nilai-nilai dan aktivitas kebudayaan, kepercayaan dan keagamaan tradisional; menciptakan syarat kepada organisasi keagamaan untuk membangun, merenovasi, dan memperbaiki fasilitas ibadah sesuai dengan hukum untuk memenuhi kebutuhan yang sah dari umat beriman. Pendeta Ai Krol, dari Gereja Protestan Cabang Ea Hiu (Dak Lak), menyatakan:
“Dalam kegiatan Gereja, pemerintahan berbagai tingkat telah menciptakan syarat yang kondusif. Semuanya baik-baik saja, tidak ada masalah. Pada tahun-tahun sebelumnya, kami hanya beraktivitas agama di gereja sementara. Sekarang, kami telah mendapat syarat untuk membangun gereja yang indah dan luas..”
Pada hari-hari ini, warga Khmer di berbagai provinsi seperti Tra Vinh, Soc Trang, Bac Lieu... dengan gembira bersiap merayakan Hari Raya Tet Chol Chnam Thmay tradisional. Gambaran aktivitas keagamaan yang kaya-raya dan beraneka-ragam di Vietnam menunjukkan prestasinya dalam menjalankan kebebasan beragama di Vietnam yang tidak dapat disangkal. Itu adalah hasil proses yang konsisten dari kesadaran hingga tindakan seluruh sistem politik dan sekaligus konsensus dan kebulatan suara dari umat beragama./.