(VOVworld)- Setelah masa 5 bulan sejak kesepakatan nuklir Iran dan Kelompok P5+1 ditandatangani dengan tidak sedikit perdebatan dan celaan, Amerika Serikat (AS) dan Barat baru saja sepakat menghapuskan sanksi-sanksi terhadap Teharan. Ini dianggap sebagai peristiwa bersejarah, menciptakan satu halaman baru dalam hubungan antara Barat dengan Iran setelah masa 35 tahun mengalami permusuhan, bersamaan itu membuka satu kesempatan besar bagi Iran dalam proses melakukan integrasi kembali dengan dunia internasional.
Presiden Iran, Hassan Rouhani berpidato di depan
Parlemen di Teheran pada 17/1. (Ilustrasi)
(Foto: vnplus)
Pengapusan sanksi-sanksi merupakan langkah selanjutnya dari Kesepakatan Nuklir bersejarah yang dicapai pada Mei 2015 antara Iran dan Kelompok P5+1 (yang meliputi AS, Rusia, Tiongkok, Perancis, Inggeris plus Jerman). Kesepakatan Nuklir ini tercapai setelah dua setengah tahun melakukan perundingan yang menegangkan, resmi menutup masa 36 tahun terputus-nya hubungan antara AS, Barat dan Iran sejak revolusi Islam tahun 1979.
Kepercayaan berhasil ditegakkan
Dalam satu pernyataan yang dikeluarkan pada 16/1 lalu, Badan Energi Atom Internasional (IAEA), satu badan inspeksi nuklir Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menegaskan bahwa Teheran telah mematuhi kesepakatan nuklir yang sudah tercapai antara 6 negara adi kuasa Barat dan Teheran pada Juli 2015. Segera setelah IAEA mengeluarkan pernyataan, Presiden AS, Barack Obama telah menandatangani satu dekrit resmi untuk menghapuskan sanksi-sanksi. Menurutnya, AS menghapuskan bokade terhadap aset Iran yang diprakirakan mencapai kira-kira 150 miliar dolar AS dalam sistem keuangan internasional. Bersamaan itu, mengizinkan mengekspor berbagai jenis pesawat pengangkut penumpang ke Teheran, memberikan surat izin kepada berbagai perusahaan AS untuk bisa mengimpor pangan, bahan makanan dan berbagai jenis komoditas yang lain dari Iran. Pada hari yang sama, Perwakilan urusan masalah hubungan luar negeri Uni Eropa, Ibu Federica Moghegini juga menegaskan bahwa perwakilan dari 6 negara adi kuasa di dunia sepakat menghapuskan sanksi terhadap Iran di bidang-bidang perbankan, industri, galangan kapal dan bidang-bidang lain serta sedang melakukan langkah-langkah menghapuskan sanksi.
Komunitas internasional segera setelah itu menyambut gerak-gerik di atas, menganggap bahwa ini merupakan kemenangan penting yang mencerminkan upaya-upaya di atas dasar kepercayaan berbagai fihak dalam melaksanakan komitmen-komitmen yang sudah tercapai. Sekretaris Jenderal PBB, Ban Ki-moon menekankan bahwa pelaksanaan Kesepakatan nuklir merupakan kemenangan diplomatik yang bersifat sejarah dan percaya bahwa langkah-langkah ini akan mendorong kestabilan di kawasan. Menteri Luar Negeri (Menlu) AS, John Kerry menegaskan bahwa ini merupakan langkah permulaan dari usaha membangun kepercayaan, Iran telah memegang janji-nya dan sebagai tanggapan, AS dan Barat tidak punya alasan untuk tidak bertindak seperti itu. Sedangkan, Presiden Iran, Hassan Rouhani menyebut itu sebagai satu kemenangan penting untuk negeri Iran. Kemenangan ini membuktikan bahwa dengan iktikat baik politik, konsistensi dan diplomasi multilateral, berbagai fihak bisa menangani masalah-masalah yang paling sulit.
Iran memasuki tahap perkembangan yang sejahtera?
Menurut para analis, penghapusan sanksi-sanksi oleh AS dan Barat terhadap Iran akan membantu negara ini menggeliat menjadi satu negara adi kuasa yang sungguh-sungguh di kawasan.
Kalau ditinjau pada bidang ekonomi, tanpa memperdulikan sanksi, Iran tetap diklasifikasikan diantara berbagai perekonomian berkembang. Serentetan sanksi yang dikenakan selama bertahun-tahun ini meskipun menimbulkan kesulitan terhadap Iran, akan tetapi perekonomian negara ini tetap terus berdiri secara tegar. Kalau dibandingkan dengan negara-negara sedang berkembang lain, khususnya ketika menghadapi kerugian, akibat peperangan dan sanksi-sanksi, maka indeks perkembangan manusia (HDI) dari Iran masih tetap menjadi baik. Iran dinilai sebagai negara yang mencapai laju pertumbuhan cepat di bidang teknik tinggi dan investasi lebih banyak pada usaha penelitian ilmu pengetahuan terbanding dengan negara-negara di Timur Tengah. Pada tahun 2015, pertumbuhan ekonomi Iran mencapai 3 persen. Oleh karena itu, tidak mengherankan ketika para ekonom menilai bahwa penghapusan sanksi telah membantu perekonomian Iran yang dinamis berkembang cepat dan GDP Teheran bisa meningkat secara mengesankan pada waktu mendatang. Penghapusan sanksi-sanksi ekonomi juga menandai regenerasi produsen minyak tanah raksasa Iran di pasar minyak tanah global. Diperkirakan, Iran bisa meningkatkan ekspor minyak tanah sebanyak 60 persen pada tahun ini. Akan tetapi, Teheran tidak hanya memiliki minyak tanah saja. Dengan jumlah penduduk sebanyak 80 juta jiwa dan total hasil produksi ekonomi saban tahun mencapai 400 miliar dolar AS, negara ini akan menjadi pasar yang atraktif bagi banyak investor asing.
Kalau ditinjau pada aspek politik dan posisi, Teheran sedang menjadi satu negara yang mempunyai posisi geopolitik penting di kawasan dan penghapusan sanksi-sanksi akan semakin meningkatkan posisi Iran di gelanggang internasional. Bagi AS, Iran resmi tidak lagi menjadi “satu negara yang kacau”, melainkan telah menjadi satu kekuatan yang bisa memainkan peranan positif sehingga bisa membawa kestabilan kepada kawasan, membantu AS “mamadamkan kabakaran” yang sedang membubung di Timur Tengah.
Sanksi dihapuskan, satu halaman emas dalam sejarah Iran terbuka, bersamaan itu yalah kesempatan-kesempatan besar tentang ekonomi dan politik. Kesepakatan nuklir Iran dan penghapusan sanksi dengan resmi dianggap sebagai satu langkah titik balik yang bersejarah dan merupakan batu bata pertama di atas penggalan jalan membangun kepercayaan antara Iran dengan negara-negara adi kuasa.