(VOVworld) - Dialog hak asasi manusia(HAM) Vietnam-Amerika Serikat (AS) yang ke-17 telah berlangsung pada Jumat (12 April) ini di kota Hanoi. Dialog-dialog HAM seperti itu telah diselenggarakan oleh badan-badan fungsional dua negara dalam masa beberapa tahun ini dengan tujuan memperkuat saling pengertihan tentang HAM, turut mendorong hubungan antara Vietnam dan AS. Sayang sekali, sebelum berlangsung dialog HAM kali ini, Parlemen AS telah mengadakan acara dengar pendapat dengan alasan ialah melakukan konsultasi pendapat dengan pengamat independen tentang kenyataan dan dokumen HAM Vietnam. Tindakan ini sama seperti satu drama canggung yang dilakukan oleh organisasi- organisasi dan perseorangan-perseorangan yang kurang beriktikat baik, menggunakan kedok “HAM” untuk menyabot Vietnam.
Vietnam dan AS melakukan sesi dialog ke-16 tentang HAM pada 10 November 2011( Ilustrasi)
(Foto: internet)
Jika benar-benar tujuan melakukan konsultasi pendapat dengan pengamat independen tentang maslaah HAM Vietnam, maka unsur peserta acara dengar pendapat yang diselenggarakan oleh Parlemen AS pada Kamis (11 April) ini, di Washington haruslah para aktivis yang mewakili semua organisasi dan perseorangan pemantau HAM yang punya pengetahuan dan tanggung jawab, khususnya harus menjamin sifat tak berpamri, obyektif dan independent. Tapi pada kenyataannya, pada acara dengar pendapat itu yang adalah orang-orang yang mencapai prestasi dalam menentang, memutarbalikkan masalah HAM di Vietnam, yang tipikal ialah Vo Van Ai, yang selalu berkomplot dengan kaum oportunis politik di dalam negeri dan para anasir reaksioner, menyalah-gunakan agama, demokrasi dan HAM untuk memprovokasi dan menyabot Vietnam. Atau John Sifton, Direktor Penggerakan kawasan Asia dari organisasi Human Rights Watch yang selalu dengan sengaja menodai situasi HAM di Vietnam dari kasus-kasus dimana tersangka dan terdakwanya adalah orang-orang yang melanggar hukum. Seorang yang lain ialah Tran Tien, disebut sebagai korban HAM, yang hakekatnya ialah orang yang melakukan pelanggaran terhadap hukum, pernah ditindak menurut ketentuan perundang-undangan Vietnam dalam kasus pengacauan di Con Dau, kota Da Nang (Vietnam Tengah). Jelaslah, acara dengar pendapat di Parlemen AS tidak bisa mencapai hasil ialah mengumpulkan pendapat dengan pengamat independen, karena para pesertanya telah pernah dengan sengaja memutarbalikkan kenyataan HAM Vietnam.
Acara dengar pendapat tentang HAM Vietnam berlangsung pada 12 April ini .
(Foto: internet).
Satu hal lain yang patut dikatakan, Komisi Hubungann Luar Negeri Parlemen AS – yang berkali-kali menyelenggarakan apa yang dinamakan “acara dengar pendapat” tentang masalah HAM Vietnam, telah sedikit menunjukkan sifat ketikak-obeyktifannya tentang masalah HAM Vietnam. Hal ini termanifestasikan secara jelas ialah menjelang “acara dengar pendapat” tersebut, Christ Smith, Ketua Subkomisi HAM dari Komisi Hubungan Luar Negeri Parlemen AS memberitahukan bahwa “acara dengar pendapat” ini akan menekankan pelanggaran-pelanggaran terhadap HAM yang telah dilakukan oleh Vietnam, khususnya semua hak kebebasan beragama dan etnis. Dia juga menambahkan bahwa semua “saksi khusus” akan memberikan apa yang dinamakan “bukti yang persuasif” agar supaya Kementerian Luar Negeri AS mempersoalkan secara lebih gigih tentang masalah HAM Vietnam dalam dialog HAM Vietnam-AS yang berlangsung sehari sesudahnya yaitu pada Jumat (12 April) ini. Jelaslah bahwa dengan maksud-maksud yang bersifat memberi cap negatif dari para penyelenggara-nya, “acara dengar pendapat” tidak bertujuan mencapai hasil ialah mengumpulkan “pendapat dengan pengamat independen” seperti yang telah diumumkan, melainkan hanyalah ingin meningkatkan “perhatian” terhadap HAM Vietnam demi tujuan yang lain, di luar penggunaan kedok HAM demi kepentingan menyabot Vietnam.
HAM adalah masalah besar yang bersifat sosial- humanisme yang selalu dituju oleh umat manusia untuk melaksanakannya lebih sempurna. Dengan menyedari secara jelas hal ini, baik AS maupun Vietnam sejak melakukan normalisasi hubungan pada 1995 sampai sekarang telah menyelenggarakan 16 sesi dialog dan sedang melakukan dialog ke-17 tentang HAM. Di semua sesi dialog ini, AS dan Vietnam selalu berbahas secara terus-terang tentang masalah-masalah yang menjadi minat bersama, di bidang demokrasi dan HAM. Tidak hanya fihak AS yang menunjukkan prioritas- prioritas yang bersangkutan dengan HAM di Vietnam saja, melainkan juga Vietnam menunjukan kecemasannya tentang HAM di AS. Yang tipikel yalah pada sesi dialog ke-16 tentang HAM Vietnam- AS pada 10 November 2011 di Washington DC, Vietnam telah terus-terang menyebutkan semua hal yang masih ada di bidang pembelaan dan pendorongan hak dan kebebasan di AS, khususunya di bidang penyiksaan dan berperilaku yang tidak adil terhadap tahanan, masalah diskriminasi ras dan diskriminasi terhadap semua kelompok minoritas dan migran di AS. Semua putaran dialog tentang HAM Vietnam dan AS sejak dulu sampai sekarang berlangsung dalam suasana yang terus-terang, terbuka dan saling menghormati, untuk mempersempit sengketa dan meningkatkan pengertian tentang HAM di masing-masing negara.
Jadi, dialog adalah diperlukan dan sejak dulu sampai sekarang, HAM selalu menjadi arus utama dalam uasaha memeprsempit kesenjangan antara semua perdebatan tentang HAM antara Vietnam dan AS yang dijalankan secara serius oleh badan-badan dua negara selama bertahun-tahun ini untuk menuju ke penyusunan kerangka hubungan “Kemitraan yang konstruktif, persahabatan dan kerjasama banyak bidang di atas dasar sama derajat, saling menghormati dan saling menguntungkan” antara Vietnam dengan AS.
Oleh karena itu, meskipun semua organisasi dan perseorangan yang tidak beriktikat baik dengan Vietnam telah sengaja memutarbalikkan HAM di Vietnam, berupaya menyelenggarakan peristiwa menuruit model dengar pendapat untuk meningkatkan perhatian pada Vietnam, sampai dimana pun, tetapi sulit mengubah arus dialog sesuai dengan kepentingan dua negara dan rakyat dua negeri Vietnam dan AS yang sedang mengalir kuat ini./.