(VOVworld) - Tepat 35 tahun lalu (7 Januari 1979 - 7 Januari 2014), tentara dan rakyat Kamboja dengan bantuan yang diberikan para prajurit sukarela Vietnam telah mengganyang rezim Khmer Merah, membebaskan Tanah Air dari musibah genosida. Kemenangan 7 Januari 1979 telah tercatat dalam sejarah sebagai tonggak merah semangat solidaritas internasional yang murni, setia dari persahabatan istimewa antara dua bangsa Vietnam-Kamboja. Kemenangan ini juga melepaskan Kamboja dari musibah genosida, memasuki satu era baru yang merdeka, bebas, bersamaan itu membuka satu halaman baru dalam hubungan tetangga antara dua negara.
Upacara peringatan ultah ke-35 Kemenangan
atas rezim genosida diadakan di Phnom Penh.
(Foto: www.baomoi.com)
Selama 35 tahun ini, semua penduduk Kamboja tidak bisa lupa akan halaman sejarah paling gelap yang dialami negeri di bawah rezim genosida, satu kejahatan yang belum pernah ada dalam sejarah Kamboja dan umat manusia. Selama kira-kira 4 tahun berkuasa di Kamboja, kelompok Pol Poth telah membunuhi lebih dari 3 juta penduduk Kamboja. Tidak hanya melakukan politik genosida yang kejam, menghapuskan sampai ke akar semua basis sosial di Kamboja saja, kelompok Pol Poth juga melanggar kedaulatan wilayah Vietnam, menimbulkan kejahatan yang tidak bisa diterima terhadap rakyat Vietnam.
Kemenangan yang dicapai dalam usaha yang adil
Menghadapi provokasi yang terang-terangan dari Pemerintahan Khmer Merah yang dibenggoli oleh rezim genosida Pol Poth sepanjang perbatasan antara Vietnam dan Kamboja, menghadapi musibah genosida yang dialami negara tetangga, menyambut seruan: “Selamatkan-lah kami, tidak hanya menyelamatkan puluhan ribu pengungsi saja, melainkan juga harus membantu seluruh bangsa” yang diajukan Front Persatuan Nasional dan Penyelamatan Tanah Air Kamboja, Vietnam telah memutuskan mengirim pasukan tentara untuk membantu negeri tetangga sesaudara, disamping itu bertujuan mencegah tindakan agresi terhadap Vietnam di perbatasan Barat Daya yang dilakukan pasukan Pol Poth.
Keputusan Vietnam tidak hanya melaksanakan hak bela diri yang adil, membela Tanah Air-nya yang suci, melainkan juga membantu rakyat Kamboja mengalahkan rezim geonosida Pol Poth, lepas dari musibah genosida, menghasilkan kemenangan tanggal 7 Januari 1979. Kemenangan ini juga merupakan kemenangan dari usaha adil tentang solidaritas militan antara dua bangsa.
Membantu sahabat mengalami regenerasi.
Setelah membantu rakyat Kamboja menggulingkan rezim genosida Pol Poth menurut permintaan Front Persatuan Nasional dan Penyelamatan Tanah Air dan Pemerintah Revolusioner Sementara Kamboja, dari tahun 1979 sampai tahun 1989, Partai dan Pemerintah Vietnam telah mengirim puluhan ribu kader sebagai pakar untuk membantu Kamboja melaksanakan usaha regenerasi bangsa. Membantu sahabat menanggulangi kelaparan, menanggulangi penyakit, sekaligus mereka membentuk kembali mesin pemerintahan. Profesor muda, Doktor Nguyen Manh Ha, Kepala Institut Sejarah Partai, Akademi Politik dan Administrasi Nasional Ho Chi Minh memberitahukan: “Setelah 4 tahun kekuatan Kamboja Demokrasi yang berkuasa, negeri Kamboja hampir-hampir berada dalam angka kosong di semua bidang. Satu masyarakat mengalami kehancuran berat. Rakyat dibunuhi, ekonomi mengamai kerusakan. Selama 10 tahun membantu rakyat Kamboja, prajurit sukarela Vietnam membantu pemerintah dan tentara Kamboja menstabilkan kehidupan, menentang tindakan sabotase yang dilakukan kekuatan Pol Pot”.
35 tahun menyaksikan usaha regenerasi yang luar biasa di negeri Kamboja dari daerah bumi yang mengalami kematian, peperangan, perpecahan dan kekerasan, menjadi sebuah negeri yang damai, stabil, bersatu demokratis dan berkembang.
Hubungan kerjasama istimewa.
Hubungan persahabatan tradisional yang baik dan kerjasama komprehensif antara dua negara tidak henti-hentinya berkembang dalam waktu 35 tahun ini. Vietnam selalu memberikan bantuan tanpa pamrih kepada Kamboja dari hari permulaan pembebasan Tanah Air sampai periode perkembangan sekarang ini. Bapak Khun Chhy, Mantan Menteri Transportasi dan Perhubungan Pemerintah Kerajaan Kamboja, penasehat Deputi Perdana Menteri Pemerintah Kerajaan Kamboja menegaskan: “Kami tidak pernah lupa akan jasa-jasa besar dan bantuan sejati yang diberikan Vietnam. Kami orang Kamboja menyebutkan perasaan itu yalah kekal abadi dan harus bertanggung jawab mewarisinya dari generasi ke generasi. Walaupun negeri kami telah dibebaskan 35 tahun ini, akan tetapi Pemerintah Vietnam tetap masih sangat memperhatikan dan membantu kami sampai masa kini. Kerjasama komprehensif antara dua negara masih tidak henti-hentinya berkembang dan semakin diperluas. Saya percaya bahwa kerjasama ini semakin diperkokoh dan berkembang di semya bidang”.
Vietnam telah membantu Kamboja itu yang paling sulit dan tidak ada negara - yang bisa bertindak seperti itu. Demikianlah kata kata dari dasar lubuk hati yang dalam sati Perdana Menteri Samdech Hunsen sehubungan satu kunjungan di Vietnam. Justru Perdana Menteri Samdech Hunsen telah menekankan: “Tanah Air dan rakyat Kamboja telah mengukir dalam hatinya, sejarah negara Kamboja akan selama- lamanya mengukir kata-kata emas akan jasa besar yang diberikan para pakar, komandan dan prajurit sukarela Vietnam yang telah menyelesaikan dengan sukses tugas internasional yang luhur di Kamboja. Jarang ada negara yang memberikan bantuan sejati seperti Vietnam itu”.
Hal ini menegaskan akan kebenaran bahwa “Meskipun dunia mengalami banyak perubahan, akan tetapi solidaritas antara dua bangsa Vietnam-Kamboja tidak bisa dipisahkan”./.