A: Para pendengar, Saya Nguyen Ha
B: Dan saya Thuy Trang
A: Selamat kepada Anda Sekalian yang berkesempatan mengikuti acara terakhir pada Tahun 2020 – Tahun Tikus ini. Tahun baru – Tahun Kerbau benar-benar telah tiba.
B: Musim semi sudah datang, Hari Raya Tet sudah dekat. Oleh karenanya, bagi program hari ini tidak ada tema yang lebih menarik selain tentang Hari Raya Tahun Baru Tradisional Imlek (Hari Raya Tet) Vietnam.
A: Betul sekali. Kita akan bicarakan tentang Hari Raya Tet yang sangat istimewa: Hari Raya Tet penuh kasih sayang, Hari Raya Tet yang aman dan bertanggung jawab. Tet dari kebaikan hati, tanggung jawab adalah hal-hal yang telah menciptakan semangat dan posisi Vietnam dalam perang melawan pandemi Covid-19 di dunia.
B: Berhati nurani, keberbagian, rasa kasih sayang adalah karakter-karakter yang menegakkan negara Vietnam yang hidup untuk selama-lamanya, juga adalah faktor penting bagi masyarakat Vietnam untuk mengatasi semua kesulitan dan merebut kemenangan luar biasa dalam dua gelombang wabah Covid-19 pada Tahun Tikus yang baru berlalu.
A: Hal itu merupakan inspirasi bagi kami untuk melaksanakan program “Kasih Sayang Menegakkan Negara Vietnam yang Hidup untuk Selama-lamanya.” Mari bersama-sama kita ikuti!
Reportase 1: "Hari Raya Tet bagi Orang-Orang yang Sudah Melewati Masa-Masa Sulit".
Di studio Program Siaran Bahasa Inggris, Radio Suara Vietnam, di Jalan Ba Trieu nomor 45, Kota Hanoi, belakangan ini bertambah lagi dengan seorang penyiar, Cao Thanh Ha. Ia baru saja kembali setelah setahun bekerja untuk Program Siaran Bahasa Inggris sebagai pakar Bahasa Vietnam di Radio Internasional (KBS) Republik Korea. Bekerja di luar negeri ketika wabah Covid-19 merebak, membuat Hari Tet kali ini sangat bermakna bagi Cao Thanh Ha:
“Bagi saya, Tet tahun ini sangat istimewa karena setelah mengalami banyak kesulitan akhirnya saya dapat pulang ke Vietnam untuk menyambut Hari Raya Tet bersama keluarga. Aktivitas-aktivitas seperti mengunjungi kakek, nenek, sanak keluarga, atau teman-teman bagi saya menjadi lebih bermakna daripada tahun-tahun sebelumnya. Saya sangat menghargai waktu di samping keluarga, dan bagi saya tidak ada yang lebih berbahagia ketika bisa menyambut Hari Raya Tet bersama keluarga.”
Penyair Cao Thanh Ha |
Di jalan Ba Trieu, Kantor Departemen Siaran Luar Negeri (VOV5), pada hari-hari menjelang Tet, Kim Yoon-ji, koresponden program siaran bahasa Korea, tetap berkolaborasi dengan para penyiar Vietnam untuk merancang acara-acara siaran bahasa Korea. Karena wabah Covid-19, ini untuk pertama kalinya Kim Yoon-ji dan keluarganya menyambut Hari Raya Tet di Vietnam. Ia mengatakan:
“Saya merasa sangat senang dan nyaman. Saya dapat bekerja di VOV, bertemu dengan para rekan yang baik hati, saling membantu seperti keluarga sendiri. Oleh karena itu, saya sangat berterima kasih dan merasa senang dengan kehidupan di sini.”
Untuk menyambut Hari Raya Tet di Vietnam, Kim Yoon-ji dan komunitas masyarakat Republik Korea di Vietnam, di antaranya istri Duta Besar Republik Korea, Lee Sun Young, menyiapkan masakan-masakan tradisional Republik Korea, dan membuat klip video tentang kuliner. Tidak seperti Kim Yoon-ji yang baru tiga tahun tinggal di Vietnam, Ibu Lee Sun Young sudah tinggal di Vietnam selama 11 tahun. Menurutnya, Tet dan kehidupan di Vietnam membuat ia merasa betah, seperti tinggal di kampung halamannya.
“Saya merasa sangat aman ketika tinggal di sini. Karena segera setelah wabah merebak, Pemerintah Vietnam telah menjalankan langkah-langkah pengendalian yang sangat efektif dan kuat. Bagi saya, bisa tinggal secara nyaman di sini adalah satu keberuntungan.”
Pada musim semi ini, Ibu Truong Thi Tu Thuy, seorang mantan penyiar Program Siaran Bahasa Indonesia, VOV, menyambut Hari Raya Tet di Indonesia. Sebelumnya, ia telah mengalami satu tahun dengan penuh kesulitan ketika harus pulang-balik antara Vietnam dan Indonesia di tengah wabah Covid-19 untuk menangani urusan keluarga. Sangat beruntung, ia dapat mengatasi semua dengan aman. Pada hari-hari menjelang Hari Raya Tet, ia membungkus kue Chung (kue bacang), mempersiapkan talam sajian yang meliputi lima jenis buah-buahan untuk merayakan Hari Raya Tet Vietnam.
Sebelum Hari Raya Tet Tahun Kerbau, Profesor Muda, Doktor, Dokter Nguyen Lan Hieu, Direktur Rumah Sakit Universitas Kedokteran Hanoi, berencana akan menyambut Hari Raya Tet yang aman dan damai di tengah keluarga. Namun rencananya tidak terlaksana karena situasi wabah yang belum juga mereda. Tanggung jawab seorang dokter di garis terdepan melawan wabah tidak memungkinkan dirinya meninggalkan tempat kerja. Ia dan para dokter Vietnam lainnya sekarang tetap melaksanakan tugas melawan wabah demi Hari Raya Tet yang damai dan tenteram bagi semua orang.
Profesor Muda, Doktor, Dokter Nguyen Lan Hieu (Foto: Koran Dan tri) |
A: Para pendengar, wabah Covid-19 telah mempersulit kehidupan masyarakat Vietnam dan komunitas dunia selama setahun lalu dan bahkan pada Hari Raya Tet ini.
B: Akan tetapi, wabah Covid-19 telah membuat kisah-kisah tentang kasih-sayang, saling membantu di masyarakat Vietnam dan komunitas warga asing di Vietnam yang kian berkilauan pada Hari Raya Tet ini serta selama Tahun Tikus yang baru saja berlalu!
Reportase 2: Kisah-kisah tentang kasih sayang!
"Ada sangat banyak kisah yang mengharukan di tengah pandemi dan ketika mengetahui kisah tersebut saya bertambah harapan. Kehidupan ini masih sangat indah ketika adanya rasa kasih sayang dan empati satu sama lain". Saudari Cao Thanh Ha berhasil memahami hal itu ketika pulang kembali ke tanah air dengan misi penerbangan pertolongan yang disediakan Pemerintah Viet Nam kepada warga Viet Nam di Republik Korea. Pada misi penerbangan itu ada sekitar 20 anak yang merupakan anak-anak dari para pasustri pekerja Viet Nam di Republik Korea. Anak-anak ini tidak didampingi orang tua mereka, tetapi berada dalam pelukan orang-orang yang bukan sanak keluarga mereka. Orang tua mereka telah menitipkan mereka ke para warga yang beruntung bisa ikut misi penerbangan pertolongan tersebut untuk membawa mereka ke Viet Nam untuk tinggal bersama dengan kakek-nenekmereka untuk menghindari wabah.
"Orang-orang Viet Nam yang saya temui di misi penerbangan itu sangat hangat merawat anak-anak tersebut sepanjang penerbangan. Saya sangat mengagumi dan menghargai hati mereka yang luhur. Kisah-kisah ini membantu saya mendapat sudut pandang yang positif tentang kehidupan. Meskipun pandemi, dunia menderita kehilangan jiwa setiap hari, meskipun ekonomi merosot tetapi hanya dengan rasa kasih sayang satu sama lain kita akan berhasil mengatasinya".
Ibu Truong Thi Tu Thuy, seorang mantan penyiar Program Siaran Bahasa Indonesia, VOV5 |
Pulang kembali ke Viet Nam di tengah pandemi pada Juli 2020 juga di misi penerbangan pertolongan dari Pemerintah Viet Nam untuk masyarakat Viet Nam di Indonesia, Ibu Truong Tu Thuy menjalani isolasi selama 2 pekan di Resimen 392, KODAM 9 di Kota Can Tho. Baginya itu merupakan waktu yang indah dan penuh rasa kasih sayang. Ia mengagumi dan berterima kasih kepada para prajurit yang tidak takut menghadapi kesulitan ketika melayani dan merawat kesehatan warga agar mereka tenang dalam pencegahan wabah.
"Citra para prajurit Tentara Rakyat Viet Nam yang melayani warga di zona isolasi, di kawasan-kawasan wabah, citra para nakes yang minta ditempatkan ke lokasi merajalelanya wabah Covid-19 untuk mengobati warga, cukup untuk membuktikan nilai kemanusia masyarakat Viet Nam di tengah pandemi Covid-19. Ini merupakan pengorbanan demi kehidupan warga."
Tinggal dan bekerja di Viet Nam pada 2020, pada awalnya Kim Yoon-ji sangat khawatir, bahkan takut ketika wabah merebak, namun ia selalu mematuhi secara serius langkah pencegahan wabah yang dikeluarkan oleh Pemerintah Viet Nam. Perihal Viet Nam mengencalikan wabah secara konsekuen, bahkan menutup perbatasan memberikan kepercayaan padanya bahwa Viet Nam merupakan negara yang lebih aman daripada negara-negara lain.
"Pertama, jumlah kasus infeksi Covid-19 di Viet Nam tidak banyak seperti halnya negara-negara lain di dunia, Meskipun muncul kasus infeksi, tetapi mayoritasnya adalah orang yang tinggal di luar negeri dan kembali ke Viet Nam. Kesadaran warga dalam mematuhi dengan serius semua langkah pencegahan wabah yang ditetapkan pemerintah membuat saya merasa aman dan nyaman ketika tinggal di Viet Nam".
Kim Yoon-ji, koresponden program siaran bahasa Korea, VOV5 |
Di garis terdepan melawan wabah Covid-19 di 2020, dokter Nguyen Lan Hieu adalah orang yang menyaksikan paling jelas kisah tentang rasa kasih sayang dan saling bantu, saling menyemangati dari masyarakat Viet Nam untuk melawan wabah. Ia sendiri juga mengalami rasa kasih sayang yang diberikan masyarakat setelah jam-jam kerja keras dan pengobatan pasien.
"Saya berpikir bahwa terjadinya wabah merupakan yang tidak diinginkan siapa pun, tetapi dari pandemi ini kita baru menyadari bahwa manusia berjiwa besar. Khususnya masyarakat Viet Nam. Saya dapat memahami hati warga Viet Nam di tengah pandemi ini|
A: Para pendengar, Tahun Baru Kerbau sangat istimewa karena kita semua telah mengalami masa yang sulit ketika menyambut Hari Raya Tet. Lebih-lebih lagi wabah telah membuat banyak orang tidak dapat bergembira di Hari Raya Tet bersama dengan sanak keluarga, terutama para dokter di garis terdepan untuk melawan wabah.
B: Saat ini wabah tetap dalam situasi yang kompleks di seluruh dunia, di antaranya Viet Nam. Kegembiraan masyarakat Viet Nam dalam menyambut Hari Raya Tet mencakup kata keselamatan di tengah wabah bagi seluruh masyarakat Viet Nam dan komunitas internasional. Masyarakat Viet Nam akan menulis lagi kisah tentang rasa kasih sayang dalam melawan wabah Covid-19 bersama dengan komunitas internasional di Tahun Kerbau ini.
Reportase 3: Kasih sayang menegakkan negeri Viet Nam yang hidup untuk selama-lamanya.
Dokter Nguyen Lan Hieu untuk sementara mengesampingkan Hari Raya Tet bersama dengan keluarga untuk tetap berada di rumah sakit bersama dengan rekan-rekan nakes melawan wabah Covid-19. Ia memberitahukan terjadinya kasus infeksi transmisi lokal sudah berbahayanya, tetapi kalau rumah sakit menjadi tempat penyebaran wabah akan lebih berbahaya. Oleh karena itu, jajaran nakes Viet Nam, termasuk dirinya akan terus meningkatkan semangat bertanggung-jawab untuk melindungi diri sendiri dan masyarakat. Hatinya tersentuh dan berempati dengan banyaknya masyarakat Viet Nam di luar negeri yang tidak bisa pulang kembali ke tanah air untuk menyambut Hari Raya Tet.
"Pada Hari Raya Tet ini kita punya emosi-emosi yang berbeda. Yakni kebanggaan akan Viet Nam. Masyarakat Viet Nam di seluruh dunia juga punya emosi itu. Setiap misi penerbangan yang membawa masyarakat Viet Nam di luar negeri pulang kembali ke tanah air merupakan misi-misi penerbangan yang penuh rasa kasih sayang. Pemerintah dan warga harus mengatasi seribu satu kesulitan dan rintangan untuk menyelenggarakan misi-misi penerbangan itu. Saat ini masih ada ribuan perantau Viet Nam yang tidak dapat pulang kembali ke kampung halaman untuk menyambut Hari Raya Tet. Kita berharap pandemi akan segera lewat dan Hari Raya Tet tahun depan akan merupakan Hari Raya Tet di mana kita bisa berkumpul dan lebih gembira dibandingkan Hari Raya Tet tahun ini."
Sedangkan, bagi Cao Thanh Ha, ia telah sepenuhnya kembali dengan ritme kerja di Seksi Bahasa Inggris seperti sebelum ia ke Republik Korea sebagai korektor.
Sementara itu pakar Republik Korea, Kim Yoon-ji, tetap bekerjasama dengan para kolega Viet Nam dalam memproduksi program-program siaran dalam Bahasa Korea yang dipancarkan setiap hari oleh Radio Suara Viet Nam.
Di tempat yang lebih jauh, Ibu Truong Tu Thuy telah membuka kursus pengajaran Bahasa Viet Nam untuk masyarakat Indonesia di Jakarta. Kursus gratis ini bagaikan penyebaran rasa kasih sayang dari masyarakat Viet Nam ke masyarakat Indonesia di tengah wabah. Ia bersama dengan masyarakat Viet Nam dan masyarakat asing di Viet Nam telah berbagi rasa kasih di tengah wabah Covid-19, saat ini terus memupuk dan menyebarkan kisah tentang rasa kasih sayang masyarakat Viet Nam kepada komunitas internasional.
A: Anda Sekalian barua saja mendengarkan reportase dengan judul: "Rasa kasih sayang menegakkan negara Viet Nam yang hidup untuk selama-lamanya" dalam program siaran khusus tanggal 30 bulan dua belas imlek Tahun Kerbau.
B: Tahun Tikus akan segera lewat, Tahun Kerbau siap tiba. Berkumpul di tengah keluarga apabila memungkinkan, perhatian, rasa kasih sayang, keberbagian bagi masyarakat yang menjumpai kesulitan di tengah pandemi Covid-19 pada Hari Raya Tet tahun ini akan merupakan fondasi budaya bagi masyarakat Viet Nam untuk maju dengan mantap di tahun depan.
A: Kami, para pelaksana program siaran khusus "Rasa kasih sayang menegakkan negara Viet Nam yang hidup untuk selama-lamanya" berharap agar para pendengar dapat menikmati satu Musim Semi yang bermakna dengan penuh rasa kasih sayang.
B: Sampai jumpa kembali.