(VOVworld) - Pada Selasa 28 Maret, Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-2 Keamanan Nuklir di Republik Korea memasuki hari kerja terakhir dengan sesi sidang pleno untuk berbahas tentang solusi membela material dan instalasi nuklir, mencegah bahaya terorisme nuklir. Meskipun tujuan yang diharapkan para pemimpin dunia pada KTT ini sangat jelas, tetapi tampaknya tugas ini tidak mudah sedikitpun kalau tidak mau diketatkan bahwa masalah keamanan nuklir dunia sedang sangat sulit diawasi dan sulit diprakirakan.
Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-2 Keamanan Nuklir di Republik Korea
(foto : AFP)
Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-2 Keamanan Nuklir kali ini berskala paling besar sejak dulu sampai sekarang dengan partisipasinya dari 52 kepala negara dan kepala pemerintah semua negara dan pemimpin 4 organisasi internasional, meningkat 10 anggota terbanding dengan KTT yang pertama di Washington pada tahun 2010. Menurut penilaian beberapa pakar, KTT kali ini bisa menunjukkan tekat onsisten dari komunitas internasional dalam mencegah dan melawan aktivitas teror, mendukung aktivitas semua organisasi internasional, misalnya Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Badan Eenergi Atom Internasional(IAEA) dalam upaya mencegah permurnian, prosessing material nuklir yang bisa digunakan untuk membuat senjata nuklir. Atau dengan menarik pelajaran dari kasus di pabrik listrik tenaga nuklir Fukushima (Jepang) untuk mencapai langkah-langkah dalam membela semua instalasi nuklir sipil dan mencegah kasus-kasus teror yang bersifat radio aktif. Tambahan pula yalah pengumuman prestasi terbaru dalam memangkas bahan mentah nuklir dan komitmen terbaru dari negara-negara peserta KTT. Komunikasi negara tuan rumah juga memberitahukan bahwa pada acara penutupan, KTT tersebut akan mengeluarkan komunike Seoul yang isinya menegaskan kembali semua komitmen internasional dalam meminimalisasi penggunaan uranium yang dikayakan di tingkat tinggi bersamaan itu memperluas semua perbahasan tentang keselamatan nuklir. Meski, KTT kali ini tidak mengajukan target-target terobosan, tetapi tampaknya penggelaran semua kesimpulan di KTT akan tidak begitu mudah.
Presiden Republik Korea Lee Myung Bak
(Foto : AFP)
Opini umum masih ingat pada KTT yang pertama Keamanan Nuklir tahun 2010, Presiden Amerika Serikat Barack Obama telah menetapkan target menjamin pengawasan semua material nuklir pada tahun 2014. Tetapi, tampaknya dua tahun setelah KTT, sampai sekarang, dunia masih sedang mencari-cari jawaban untuk menjamin keamanan nuklir. Sekarang ini, jumlah negara yang memiliki energi nuklir semakin meningkat, tambahan pula ada membesarnya berbagai organisasi teroris, kekuatan yang selalu mencari peluang untuk memiliki material ini untuk mengancam perdamaian dunia. Yang lebih mencemaskan yalah, menurut laporan dari organisasi- organisasi internasional, sekarang ini, material nuklir dari dunia sedang semakin tersebarluas, semua teknik pembuatan senjata pemusnahan massal dari bahan mentah ini tersebarsemakin luas.
Presiden Amerika Serikat Barack Obama dam KTT ke-2 keamanan nuklir
(Foto: AFP)
Menurut satu laporan yang baru-baru diajukan IAEA, terhitung sampai tahun 2011, di seluruh dunia, ada kira-kira 1 600 ton uranium yang dikayakan pada tarap tinggi dan 500 ton plutonium yang cukup untuk memproduksi kira-kira 127 000 hulu nuklir. Khususnya, uranium yang dikayakan untuk tujuan sipil sedang dikelola secara tidak ketat. Itu belum termasuk tahap 1993-2011, ada lebih dari 2000 laporn yang bersangkutan dengan kebocoran, pencurian atau perdagangn secara ilegal zat radio aktif. Menurut itu, 60 persen jumlah zat radioaktif yang hilang tidak bisa dikembalikan.
Konferensi Tingkat Tinggi ke-2 Keamanan Nuklir yang berlangsung di Republik Korea dianggap sebagai kelanjutan dari Konferensi Tingkat Tinggi tentang Perlucutan dan Nonproliferasi senjata nuklir dari Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa pada tahun 2009 dan Konferensi Tingkat Tinggi yang pertama Keamanan Nuklir yang berlangsung di Washington pada tahun 2010. Pertemuan ke-3 antara para pemimpin dunia dalam masa beberapa tahun belakangan ini untuk mengusahakan solusi bagi masalah yang tidak baru sudah cukup menunjukkan arti pentingnya penjaminan keamanan energi terhadap perdamaian umat manusia. Dengan pernyataan-pernyataan yang dijadwalkan akan diajukan pada acara penutupan Konferensi Tingkat Tinggi kali ini, opini umum berharap supaya penjaminan keamanan nuklir akan dilaksanakan di semua negara secara aktif dan lebih berkemauan baik meskipun masih tetap tahu bahwa dari komitmen sampai tindakan kongkrit merupakan satu proses./.