(VOVworld) – Umat Buddhis Vietnam baru saja merayakan satu hari raya Weisak dengan aktivitas-aktivitas agama yang khidmat dan tenteram. Banyak penduduk beserta para biksu-biksuni dan umat buddhis yang menghadiri aktivitas-aktivitas agama telah menunjukkan satu panorama yang lengkap dan mendalam tentang kebebasan berkepercayaan di Vietnam.
Pada hari raya Weisak kalender Buddha 2557, semua pagoda di seluruh penjuru Tanah Air, dari kota Hanoi sampai kota Hue, kota Ho Chi Minh dan semua daerah yang lain memajang lampu bergemerlapan, menghias bunga dan menjalankan aktivitas kepercayaan secara bergelora. Jutaan umat buddhis dalam dan luar negeri dengan gembira membakar hio, membaca kitab suci, melakukan acara memandikan patung Buddha, melepaskan balon untuk mendoakan perdamaian, berpartisipasi pada aktivitas amal, dll.
Semua agama di Vietnam bebas menjalankan ibadahnya
(Foto: vietnamplus.vn)
Satu hari raya Weisak bersuasana gembira, tenteram dan bahagia yang dijalankan umat buddhis merupakan bukti yang hidup-hidup bagi perkembangan agama Buddha Vietnam di semua segi, seperti yang ditegaskan Pendeta Thich Gia Quang, Wakil Ketua Dewan Pengurus, Pengurus Besar Sangha Buddha Vietnam pada upacara khidmat untuk menyambut hari raya Weisak di kota Hanoi: Dengan dukungan dari Negara dan massa rakyat, selama 2.000 tahun ini agama Buddha Vietnam telah mencapai prestasi-prestasi yang menggembirakan dalam semua aktivitasnya, menciptakan perkembangan yang kuat dengan jutaan umat buddhis, belum terhitung sejumlah besar orang yang berkecenderungan mengikuti agama Buddha, 45 000 biksu-biksuni dan kira-kira 16.000 tempat persembahyangan di seluruh negeri”.
Jika hari raya Weisak dari umat buddhis diadakan seperti itu, maka Hari Natal juga merupakan satu hari raya yang tak kalah mewahnya, tidak hanya bagi komunitas umat katolik saja, tapi juga bagi seluruh masyarakat Vietnam. Pada Hari Natal atau hari raya Weisak, atau pada semua hari besar komunitas beragama di Vietnam, pemerintahan semua daerah selalu mengunjungi dan menyampaikan ucapan selamat kepada para biksu-biksuni, pemuka agama, pengurus agama, bersamaan itu menciptakan syarat yang kondusif kepada penganut semua agama untuk mengorganisasi aktivitas kepercayaan, menjalankan pekerjaannya secara aman dan efektif. Menjamin aktivitas berkepercayaan dalam semua hari raya dan dalam kehidupan sehari-hari merupakan tujuan paling tinggi yang sedang diusahakan Vietnam selama bertahun-tahun ini.
Hal itu juga telah menunjukkan secara paling jelas kebijakan menghormati kebebasan berkepercayaan dan beragama dari Negara Vietnam. Pasal 70 dalam Undang-Undang Dasar Republik Sosialis Vietnam telah mencatat jelas: “Warga-negara mempunyai kebebasan berkepercayaan dan kebebasan beragama, menganut atau tidak menganut sesuatu agama. Semua agama setara terhadap hukum. Tempat-tempat ibadah dari semua kepercayaan dan agama dilindungi oleh hukum. Tidak ada siapapun yang boleh melanggar kepercayaan, agama atau menyalah-gunakan kepercayaan dan agama untuk melakukan tindakan yang bertentangan dengan hukum dan kebijakan Negara”. Bersama dengan Undang-Undang Dasar, Majelis Nasional dan Pemerintah Vietnam telah memberlakukan berbagai peraturan dan ketentuan, khususnya peraturan tentang kepercayaan dan agama untuk menjamin supaya warga negara dapat menjalankan kebebasan berkepercayaan dan kebebasan beragama sesuai dengan hukum. Dengan payung hukum yang dikembangkan lebar-lebar ini, maka hampir semua agama besar di Vietnam telah dan sedang berkembang dengan jumlah penganut, pemuka agama, biarawan dan tempat persembahyangan yang semakin bertambah.. Terhitung sampai akhir 2012, di Vietnam, sudah ada 13 agama, 36 organisasi agama dan satu aliran agama dengan 24 juta penganut, 83.000 pemuka agama, 250 pengurus agama, 46 basis pendidikan pemuka agama, kira-kira 25.000 basis ibadah yang mantap dan megah.
Bersama dengan perluasan tempat-tempat ibadah, semua organisasi agama di Vietnam bersama-sama menyusun arah aktivitas yang berkaitan erat, berjalan seperjalanan dan berkembang bersama bangsa, seperti yang ditegaskan Bui Thanh Ha, Wakil Kepala Departemen Agama Pemerintah pada sidang ke-2 Majelis Umum Perhimpunan Baptist Vietnam pada akhir 2012: “Negara Vietnam melaksanakan secara konsekwen kebijakan menghormati dan menjamin kebebasan berkepercayaan dan kebebasan beragama dari rakyat. Semua agama setara terhadap hukum. Pemberlakuan dan pelaksanaan semua kebijakan hukum tentang kebebasan berkepercayaan dan beragama telah berhasil memenuhi semua aspirasi yang masuk akal dari penganut semua agama pada umumnya dan penganut agama Protestan pada khususnya. Semua hasil yang dicapai dalam aktivitas agama-agama tersebut merupakan bukti yang hidup-hidup tentang kebijakan agama dari Partai Komunis dan Negara, merupakan tenaga pendorong bagi penganut semua agama itu untuk bisa bersolidaritas dan berkaitan erat dalam persatuan besar seluruh bangsa”.
Pada kenyataannya, kebebasan berkepercayaan dan kebebasan beragama di Vietnam telah mendapat pengakuan komunitas internasional ketika Vietnam menyelenggarakan berbagai aktivitas agama internasional, yang paling tipikal ialah hari raya Weisak 2008 dan dalam pidato-pidato yang disampaikan para politisi dan sahabat internasional yang pernah datang di Vietnam, diantaranya ada Mantan Duta Besar Amerika Serikat di Vietnam, Michael Michalak. Baru-baru ini, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, John Kerry, ketika menyebutkan apa yang dinamakan sebagai “Laporan tentang kebebasan agama tahun 2013”, juga menegaskan bahwa Vietnam mencapai kemajuan-kemajuan yang tidak kecil di bidang agama.
Beberapa hal penekanan tentang hari raya Weisak kalender Buddha 2557 untuk melihat panorama yang hidup-hidup tentang perkembangan semua agama di Vietnam, juga untuk melihat bahwa kebebasan beragama dan kebebasan berkepercayaan di Vietnam merupakan satu kenyataan jelas yang diakui oleh komunitas internasional dan tidak bisa diputar-balikkan./.