(VOVWORLD) - Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) trilateral antara Presiden Federasi Rusia, Vladimir Putin, Presiden Turki, Tayyip Erdogan dan Presiden Iran, Hassan Rouhani berakhir pada Rabu (22/11) di Kota Sochi (Rusia) dengan mengeluarkan Pernyataan Bersama tentang Suriah. Pernyataan Bersama telah menetapkan bidang-bidang kerjasama prioritas tentang Suriah yang akan memutuskan arah kongkrit berikutnya dalam upaya menghentikan bentrokan di Suriah dan mendorong proses politik di negara Timur Tengah ini.
Presiden Iran, Hassan Rouhani, Presiden Federasi Rusia, Vladimir Putin, Presiden Turki, Tayyip Erdogan ( Dari kiri-Foto :VNA) |
KTT trilateral Rusia-Turki-Iran diadakan pada latar belakang pasukan IS dipukul mundur dari Suriah, sedangkan kelompok-kelompok pembangkang bersenjata yang menentang pemerintah pimpinan Presiden Bashar Al-Assad juga menderita banyak kegagalan di medan perang.
Menjelang KTT ini, Sekretaris Pers dari Presiden Rusia, Dmitry Peskov mengatakan bahwa semua fihak telah mengadakan perbahasan yang teliti tentang penanganan masalah Suriah, berbahas tentang banyak langkah berikutnya, menjamin normalisasi jangka panjang situasi di negeri ini.
Hasil positif bagi proses perdamaian di Suriah
Hasil KTT ini memperlihatkan bahwa 3 negara Rusia, Turki dan Iran mendapat kerjasama yang lebih erat dalam proses perdamaian di Suriah karena dalam waktu lama sebelumnya telah ada banyak perbedaan pandangan Turki tentang peranan orang Kurdi yang sedang mengontrol banyak wilayah di Suriah Utara. Bahkan menjelang KTT dari tiga pemimpin ini, Menteri Luar Negeri Turki masih tetap menentang partisipasi orang Kurdi dalam Kongres dialog bangsa Suriah.
Oleh karena itu, pengesahan Pernyataan Berama dari pemimpin tiga negara telah berhasil menetapkan bidang-bidang kerjasama prioritas tentang Suriah merupakan hasil yang positif. Para fihak menyatakan kepuasan dengan hasil kerjasama dalam perang antiterorisme selama ini, menegaskan bersedia memperkuat koordinasi untuk membasmi secara tuntas organisasi IS, al-Nusra dan semua kelompok ekstrimis lainnya. Pemimpin Rusia dengan para timpalannya dari Turki dan Iran di KTT juga sepakat bahwa pembebasan Suriah pada waktu mendatang akan membuka periode baru untuk menangani krisis dengan solusi jangka panjang dan komprehensif.
Yang patut diperhatikan bahwa para pemimpin Turki dan Iran mendukung gagasan Rusia yang berseru supaya mengadakan Kongres dialog bangsa Suriah dan telah menyampaikan kepada Kementerian Luar Negeri, Kementerian Pertahanan dan berbagai badan yang bersangkutan dari tiga negara tersebut untuk menyusun rencana kongkrit baik tentang waktu maupun unsur pesertanya. Direncanakan, yang duduk di meja perundingan pada Kongres dialog bangsa Suriah yalah para utusan dari bermacam-macam Partai politik dari Suriah, kekuatan-kekutan oposisi dalam dan luar negeri, berbagai kelompok etnis dan agama. Kongres ini akan mempelajari semua masalah kunci dari Suriah, pertama-tama yang bersangkutan dengan penyusunan parameter kelembagaan nasional pada masa depan, mengesahkan Undang-Undang Dasar yang dilakukan di atas dasar pemilihan di bawah pengawasan Perserikatan Bangsa-Bangsa. Penyelenggaraan Kongres dialog bangsa Suriah akan menciptakan syarat kepada rakyat Suriah untuk memilih sendiri masa depannya dan menyepakati semua prinsip tentang kelembagaan negara.
Dengan hasil-hasil tersebut, Kementerian Luar Negeri Suriah mengatakan bahwa Pernyataan Bersama antara Rusia, Turki dan Iran tentang masalah Suriah telah memanifestasikan komitmen mendukung semua tindakan politik yang menghormati kedaulatan, kemerdekaan dan keutuhan wilayah Suriah. Menurut kementerian ini, Damaskus menginginkan menghentikan krisis sekarang melalui solusi politik.
Merealisasikan Pernyataan Bersama.
Pengesahan Pernyataan Bersama tentang masalah Suriah menyatakan iktikad baik kerjasama antara tiga negara ini. Akan tetapi, merealisasikan Pernyataan Bersama tidak mudah. Pada KTT hari Rabu (22/11), Presiden Rusia, Vladimir Putin mengakui bahwa proses reformasi akan tidak sederhana. Dia menekankan perlu ada kesepakatan dan konsesi dari para fihak, di antaranya ada Pemerintah Suriah. Dia juga percaya bahwa Rusia, Iran dan Turki akan berupaya sekuat tenaga untuk merealisasikan hal ini.
Sebelumnya, untuk mencapai hasil positif dalam KTT ini, Presiden Federasi Rusia, Vladimir Putin mengadakan banyak aktivitas diplomatik untuk membahas solusi tentang situasi Suriah masa pasca perang, yang titik beratnya yalah pertemuan-pertemuan terpisah dengan Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan dan Presiden Suriah, Bashar al-Assad. Pada semua pertemuan ini, Presiden Rusia telah menemukan suara bersama tentang penguatan semua upaya untuk membela proses normalisasi jangka panjang di Suriah dan menegakkan satu permufakatan politik.
Operasi militer berskala untuk menentang pasukan teroris di Suriah sedang memasuki tahapan akhir. Dengan adanya upaya dari banyak fihak, khususnya Rusia, Iran dan Turki, Suriah telah lepas dari bahaya terpecah, mencegah langkah penduduk dari teroris internasional dan menghindari bencana musibah kemanusiaan. Pada latar belakang itu, prioritas kerjasama tentang Suriah merupakan kemajuan positif untuk mendorong proses politik di negara Timur Tengah ini.