(VOVWORLD) - Masalah Laut Timur sekali lagi menjadi aksentuasi di Konferensi ke-53 Menteri Luar Negeri ASEAN (AMM-53) yang baru saja diadakan dari 9-12 September dengan bentuk online di bawah pimpinan Viet Nam, negara Ketua ASEAN 2020. Jelaslah, semua ketegangan di Laut Timur baru-baru ini menjadi sebab yang mendorong perhatian semua negara di dalam dan luar kawasan.
Deputi PM, Menlu Pham Binh Minh di depan Konferensi AMM-53 (Foto: vov.vn) |
Pada latar belakang peningkatan instabilitas situasi dunia, di antaranya ada wabah Covid-19, bahaya resesi ekonomi dan peningkatan persaingan antara negara-negara adi kuasa dan sebagainya, Konferensi AMM-53 menegaskan kembali komitmen kuat dalam menjaga kawasan Asia Tenggara yang damai, stabil, aman, netral, di antaranya hukum internasional dihargai.
Pandangan jelas dari negara Ketua ASEAN 2020
Di Konferensi AMM-53, selaku Ketua ASEAN 2020, Viet Nam telah dengan terus-terang berbagi kecemasan tentang perkembangan-perkembangan yang rumit dan kasus serius yang terjadi di Laut Timur selama ini, meminta kepada ASEAN supaya mempertahankan solidaritas dan pendirian prinsipil, di antaranya perlu terus menghargai pematuhan hukum internasional, khususnya Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Hukum Laut (UNCLOS 1982). Viet Nam menyatakan bahwa semua aktivitas militerisasi di Laut Timur selama ini telah bertentangan dengan kepentingan-kepentingan legal dari negara-negara pesisir serta hukum internasional, khususnya UNCLOS 1982. Semua tindakan ini telah mengauskan kepercayaan, meningkatkan ketegangan, mengancam perdamaian, keamanan dan hukum di kawasan.
Pandangan Viet Nam dan ASEAN tentang masalah ini adalah konsekuen dan jelas, yaitu menekankan arti pentingnya usaha memperkuat kepercayaan bersama dan mengimbau kepada semua pihak supaya mengekang aktivitas-aktivitasnya, memecahkan sengketa melalui langkah-langkah damai sesuai hukum internasional, termasuk UNCLOS 1982 yang dianggap sebagai dasar untuk menetapkan kepentingan legal semua negara pesisir maupun menggelar aktivitas-aktivitas di laut. ASEAN akan berupaya keras untuk melaksanakan secara efektif dan penuh DOC dan cepat menyelesaikan COC secara efektif, komprehensif dan sesuai dengan hukum internasional, di antaranya ada UNCLOS 1982 dan berharap agar perundingan-perundingan tentang COC dengan Tiongkok akan cepat diadakan kembali.
Dengan semangat itu, banyak negara mendukung pandangan Viet Nam, mengeluarkan pernyataan-pernyataan yang jelas, menunjukkan pandangan yang positif untuk memecahkan semua ketegangan di Laut Timur.
Negara-negara terus menekankan arti pentingnya masalah menjaga perdamaian, kestabilan, keamanan, keselamatan, kebebasan penerbangan dan pelayaran, tidak melakukan militerisasi, menahan diri, tidak melakukan tindakan yang merumitkan situasi yang akan meningkatkan ketegangan, memecahkan semua sengeka dengan langkah damai dan sesuai hukum internasional, termasuk UNCLOS 1982, mendukung pelaksanakan dengan penuh dan efektif DOC dan cepat menyelesaikan COC secara berdaya guna, berhasil guna, sesuai dengan hukum internasional, di antaranya ada UNCLOS 1982.
Sementara itu, semua mitra ASEAN tidak hanya mendukung ASEAN dalam menjaga perdamaian, kestabilan, keamanan, keselamatan penerbangan dan pelayaran di Laut Timur saja, tapi juga menginginkan agar ASEAN memainkan peranan yang lebih proaktif, aktif sentral di kawasan Indo-Pasifik.
Satu kawsan Asia Tenggara yang stabil berada dalam target semua negara
Bisa dikatakan, dukungan dari semua negara ASEAN dan para mitra terhadap dialog, bekerjasama memecahkan ketegangan di Laut Timur melalui langkah-langkah damai dan pematuhan hukum internasional, di antaranya ada UNCLOS 1982 merupakan satu kecenderungan yang baru dan penuh kepositifan di Konferensi AMM-52. Hal ini menunjukkan peranan menonjol dari negara Ketua ASEAN 2020 yakni Viet Nam dalam memecahkan salah satu di antara masalah-masalah yang sangat penting di kawasan untuk berkiblat ke satu masa depan yang lebih baik.
Yang mencakupi semangat konferensi ini ialah semua negara menunjukkan tanggung-jawab bersama dalam menjamin ketertiban kawasan berdasarkan prinsip kebebasan dan keterbukaan, ketertiban berdasarkan visi ASEAN di kawasan Indo-Pasifik. Menjamin satu kawasan Asia Tenggara yang stabil berada dalam target semua negara di dalam dan luar kawasan. Para mitra ASEAN menegaskan melakukan tindakan-tindakan konkret untuk membantu ASEAN melaksanakan targetnya.
Pada latar belakang persaingan Amerika Serikat-Tiongkok sedang menjadi lebih sengit dari pada yang sudah-sudah dan komprehensif di semua bidang, ASEAN sedang tidak henti-hentinya berupaya untuk mempertahankan sentralitasnya, membangun satu kawasan yang damai dan stabil.