(VOVWORLD) - Prospek tentang satu solusi damai untuk konflik Rusia-Ukraina sedang sangat tipis dengan serangkaian ketegangan baru, terutama ketika gerak-gerik militer tengah mengungguli. Bersamaan dengan pernyataan-pernyataan keras, penyerahan peralatan militer klas berat modern yang diberikan negara-negara Barat kepada Ukraina memungkinkan memperpanjang konflik.
Hanya sepuluh hari lagi, konflik Rusia-Ukraina akan genap satu tahun. Namun, prospek penghentian pertempuran sangat redup dan diprediksi konflik ini sulit bisa berakhir dalam waktu dekat.
Prospek Perundingan yang Masih Suram
Sejak awal operasi militer khusus di Ukraina pada 24 Februari 2022, Rusia telah berulang kali menyatakan akan melanjutkan operasi ini sampai saat bisa menyelesaikan target yang ditetapkan oleh Presiden Vladimir Putin dan tidak memberikan sebarang konsesi atas semua prasyarat mana pun terhadap Ukraina. Sementara itu, dengan tujuan tidak membiarkan Ukraina kalah, Barat menanggapi permintaan Kiev dan memberikan dukungan senjata agar negara ini bisa terus bertempur.
Pada tanggal 11 Februari lalu, Deputi Menteri Luar Negeri (Menlu) Rusia Sergey Vershinin mengumumkan syarat untuk mengadakan kembali perundingan dengan perwakilan Ukraina. Menurut itu, Rusia hanya akan kembali ke perundingan dengan Ukraina jika tuntutan otoritas Kiev dibatalkan. Selain itu, perundingan dengan Ukraina hanya akan dilakukan sesuai dengan situasi nyata. S.Vershinin bersamaan itu menuduh negara-negara Barat telah ikut mengintervensi dan mempengaruhi keputusan perundingan Kiev.
Serdadu Ukraina menembakkan artileri Pio di dekat Bakhmut, 16/12/2022. (Foto: AP) |
Sebelumnya, pada bulan November 2022, Presiden Ukraina, Zelensky juga mengeluarkan syarat untuk menuju ke perundingan dengan Rusia, di antaranya memulihkan keutuhan wilayah, memberikan santunan atas semua kerugian dan sebagainya. Ukraina mengatakan tidak menentang dialog dengan Rusia jika dialog ini berdasarkan pada prinsip umum hukum internasional, yaitu menghormati Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), kedaulatan, dan keutuhan wilayah.
Pada tahun 2022, Rusia dan Ukraina berkali-kali berunding tetapi tidak memberikan hasil. Kenyataan saat ini menunjukkan bahwa hampir tidak ada kemungkinan para pihak untuk melanjutkan perundingan. Perkembangan di lapangan dalam beberapa hari terakhir menunjukkan semakin banyak prospek mengakhiri konflik Rusia-Ukraina pada 2023 masih merupakan prospek yang suram. Hanya pada tanggal 12 Februari saja, terjadi 424 kasus penembakan meriam dan 23 baku tembak antara Rusia dan Ukraina.
Ada Bahaya Semua Akan Kalah Ketika Konflik Terus Berkepanjangan
Dalam konteks pertempuran yang berkelanjutan dan perundingan yang menemui jalan buntu, Amerika Serikat (AS) dan negara-negara Barat meningkatkan bantuan militer ke Ukraina.
Pada 14 Februari, Kelompok Penghubung Pertahanan Ukraina yang terdiri dari hampir 40 negara dan organisasi anggota bersidang di Markas NATO di Brussels, Belgia untuk membahas transfer senjata ke Ukraina.
Iringan kendaraan angkatan infanteri Rusia hancur dalam pertempuran di Kharkiv (Foto: AFP) |
Sebelumnya, pada 11 Februari, Inggris bahkan mempertimbangkan kemungkinan memproduksi senjata dan kendaraan berlapis baja di Ukraina. Sejumlah pejabat pertahanan Inggris telah berkunjung ke Kiev untuk mencari tahu akan peluang mendirikan usaha patungan produksi senjata di Ukraina. Dalam pertemuan dengan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky pada 8 Februari di Inggris sebelum Zelensky menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Uni Eropa, di Brussel, Belgia, Perdana Menteri Inggris, Rishi Sunak telah memberikan arahan kepada Kementerian Pertahanan Inggris untuk mempelajari pemasokan pesawat tempur kepada Kiev. Sebelumnya, pada Januari 2023, kelompok 11 negara Eropa yang meliputi Estonia, Inggris, Polandia, Latvia, Lithuania, Denmark, Republik Ceko, Jerman, Belanda, Slovakia, dan Spanyol telah berjanji untuk memberikan lebih banyak senjata kepada Ukraina dalam konflik dengan Rusia dan juga mengatakan akan mengirimkan tank tempur pertempuran utama, artileri berat, sistem penangkis udara, amunisi, dan kendaraan tempur infanteri.
Menanggapi langkah di atas, Rusia berulang kali memperingatkan, perihal senjata asing membanjirnya ke Ukraina hanya akan meningkatkan eskalasi ketegangan dan menambahkan penderitaan bagi Ukraina.
Kalangan analis memperingatkan Rusia dan Ukraina bahwa meski bagaimanapun akhir konflik ini juga akan meninggalkan kerugian bagi kedua belah pihak. Pendirian keras dan pandangan perundingan yang bersyarat dari Rusia dan Ukraina membuat prospek mencari solusi damai antara para pihak kian sulit.