(VOVWORLD) - Perjanjian Perdagangan Bebas Uni Eropa - Vietnam ((EVFTA) resmi mulai berlaku dari 1/8/2020. Event tersebut dimisalkan sebagai jalan tol perdagangan antara Vietnam dan Uni Eropa dengan 99% jenis tarif akan dihapuskan untuk kedua pihak menurut jadwal yang telah ditetapkan.
Namun, untuk memanfaatkan semua peluang yang diberikan EVFTA, para wakil asosiasi-asosisasi badan usaha dan para ekonom mengatakan bahwa Vietnam perlu melakukan reformasi terhadap institusi secara kuat, bersamaan dengan itu memelurkan keinisiatifan dari badan-badan usaha.
Ilustrasi (Foto: VOV) |
Penelitian yang dilaksanakan Kementerian Perencanaan dan Investasi Vietnam (pada saat pandemi Covid-19 belum merebak) menunjukkan bahwa selama 5 tahun pertama dilaksanakan, Perjanjian EVFTA bisa membantu perekonomian bertumbuh dari 2,18-3,25% yaitu disekitar 0,5 point % GDP pertahun. Itu merupakan pengaruh yang jauh lebih besar terbanding dengan semua FTA sebelumnya di mana Vietnam menjadi anggota-nya. Sedangkan, menurut penelitian Bank Dunia (WB), ada kira-kira 800.000 orang Vietnam bisa lebih cepat lepas dari kemiskiman karena berlaku-nya EVFTA.
Melakukan reformasi institusi
Perjanjian EVFTA merupakan tenaga pendorong bagi badan-badan pengelola Negara sampai badan-badan usaha untuk melakukan reformasi secara kuat guna memanfaatkan semaksimal mungkin kepentingan yang diberikan perjanjian ini. Bagi badan pengelola, banyak pakar telah merekomendasikan kepada Pemerintah supaya mempercepat proses reformasi terhadap prosedur-prosedur administrasi, seiring dengan itu memberikan bimbingan supaya meninjau dan menyempurnakan instituasi, dan kebijakan. Menurut Doktor Vu Tien Loc, Ketua Kamar Dagang dan Industri Vietnam (VCCI), faktor yang menentukan berada dalam tekad mereformasikan instituasi untuk melaksanakan EVFTA secara berinisiatif dan efektif.
“Saya pikir bahwa agar supaya perjanjian EVFTA atau integrasi ekonomi internasional pada umumnya mencapai sukses bergantung pada reformasi institusi dalam negeri. Hanya reformasi institusi secara lebih kuat untuk meningkatkan daya saing perekonomian dan badan-badan usaha barulah bisa menciptakan keunggulan tentang daya saing dalam perdagangan global. Pada proses itu, reformasi institusi merupakan tuntutan yang paling penting. Kalau kualitas institusi tidak tinggi, kita hanya berhenti pada pemrosesan dan perakitan yang pada pokoknya bersandar pada sumber bahan mentah impor, nilai pertambahannya tidak besar”.
Sedangkan Doktor Dang Kim Son, mantan Kepala Institut Institusi dan Pasar Pertanian menyatakan bahwa harus mengeluarkan ketentuan-ketentuan untuk menciptakan rantai konektivitas yang cukup standar dari produksi sampai pasar untuk membantu komoditas Vietnam berdiri secara mantap di dalam negerinya sendiri. Dia mengatakan:
“Sudah sampai saatnya kita harus membangun kembali secara menyeluruh atau sedikitnya komoditas strategis, komoditas senilai miliaran USD, harus membangun rantai nilai dan sebagainya. Menang atau kalah bergantung pada masalah institusi, bisakah kita mengatasi institusi atau tidak, bisakah kita membangun asosiasi yang kuat atau tidak, membangun koperasi-koperasi kuat atau tidak, membangun satu rantai nilai yang kuat atau tidak merupakan faktor yang menentukan kemenangan dalam memanfaatkan peluang ini”.
Badan-badan usaha harus berinisiatif
Bagi badan-badan usaha, harus menganggap EVFTA sebagai permulaan bagi satu penggalan jalan melakukan bisnis pada latar belakang baru, menganggap tekanan tentang persaingan sebagai tenaga pendorong dalam melakukan pembaruan dan pengembangan. Bersamaan itu perlu berinisiatif mengusahakan kerjasama dengan pasar-pasar mitra dari perjanjian ini untuk secara kuat menyerap investasi langsung ke Vietnam untuk memanfaatkan secara berhasil-guna sumber modal dan transfer teknologi dari grup-grup besar. Sementara itu, Ekonom, Doktor Le Duy Binh (Direktur Economica Vietnam) menyatakan:
“Ketika masuk EVFTA, kita harus menaati semua ketentuan tentang standar, kualitas dan lingkungan yang lebih tinggi terbanding dengan beberapa FTA di mana Vietnam telah menjadi anggota-nya sebelumnya, khususnya masalah-masalah tentang prinsip asal-usul, etiket atau ketentuan tentang lingkungan dan sebagainya. Dengan demikian, semua agen dalam perekonomian Vietnam harus menguasai ketentuan tersebut supaya bisa menghindari semua risiko. Di samping itu, komoditas Vietnam bisa mudah mengalami gugatan tentang tarif anti-dumping, atau gugatan tentang sengketa perdagangan”.
Pakar ekonom, Doktor Le Dang Doanh menekankan:
“Saya berpikir bahwa ini merupakan peluang bagi asosiasi-asosiasi untuk membahas dan melakukan konektivitas dengan berbagai bank dan badan usaha agar meningkatkan nilai pertambahan badan-badan usaha Vietnam”.
Terhadap satu perekonomian dengan skala relatif kecil seperti Vietnam, kalau ingin mengembangkan Tanah Air tidak hanya bersandar pada kekuatan internal tapi juga perlu memanfaatkan dengan efektif semua peluang perdagangan dan investasi tingkat kawasan dan tingkat dunia. Persetujuan Vietnam dalam melakukan ekselerasi dalam meggelarkan semua rencana reformasi institusi, menciptakan lingkungan investasi-bisnis yang mencapai standar kebiasaan internasional serta kesediaan badan-badan usaha melakukan pembaruan untuk berkembang akan membantu Vietnam memanfaatkan EVFTA secara paling efektif .