(VOVworld) - Setelah serentetan serangan dan penindasan terhadap para demonstran untuk mendukung Presiden terpecat Mohamed Morsi di Mesir, Amerika Serikat telah resmi menghentikan beberapa pos bantuan militer dan ekonomi kepada sekut-nya dari pertengahan pekan ini. Apakah ini merupakan keputusan yang bijak dari Pemerintah Amerika Serikat ketika Mesir - satu sekutu penting Amerika Serikat di kawasan Timur Tengah sedang harus menghadapi tantangan-tantangan dari ekonomi sampai keamanan.
Tanda jelek tentang keuangan, militer.
Pos bantuan keuangan yang dihentikan Washington kepada Mesir kira-kira USD 260 juta bersama dengan itu ialah Amerika Serikat akan menghentikan penyerahan bermacam jenis senjata penting, diantaranya ada 10 helikopter Apache, pesawat perang F-16, tank M1A1 Abrams dan rudal Harpoon. Sebelumnya, Amerika Serikat juga telah menghapuskan satu latihan perang bersama dengan Mesir dan menunda penyerahan 4 pesawat perang F-16 beserta banyak senjata yang mahal kepada negara ini.
Amerika Serikat memutuskan menghentikan bantuan militer dan ekonomi kepada Mesir
(Foto: tienphong.vn)
Melalui keputusan menghentikan bantuan kepada Mesir, Presiden Amerika Serikat, Barack Obama ingin menimbulkan tekanan untuk memaksa Pemerintah sementara Mesir meminimalkan penindasan-penindasan terhadap para pendukung Mohamed Morsi dan lebih aktif dalam proses alih politik di Mesir.
Penghentian pos bantuan kepada Mesir bukanlah hal yang terlalu di luar dugaan ketika sebelumnya, opini umum telah ada banyak desas-desus tentang kemungkinan Amerika Serikat mempertimbangkan lagi bantuan kepada Mesir sejak terjadi kudeta untuk menggulingkan Presiden Mohamed Morsi pada Juli lalu dan kampanye-kampanye penindasan yang berlumuran darah kemudian menyasar pada para anggota organisasi Ikhwanul Muslimin (MB).
Mengurangi sendiri pengaruh.
Ketika keputusan yang baru-baru ini resmi diumumkan oleh Amerika Serikat tersebut tetap menghadapi kecaman yang keras dari Pemerintah sementara Mesir. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Mesir, Badr Abdelatty menekankan bahwa keputusan Amerika Serikat adalah salah sekali dan tidak sesuai dengan saat ketika Mesir sedang harus menghadapi tantangan-tantangan berbahaya yang bersangkutan dengan terorisme. Menurut dia, keputusan ini telah membuat kalangan politikus Kairo menyangsikan dukungan yang bersifat strategis dari Washington terhadap program-program keamanan Mesir. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Mesir tersebut juga menegaskan bahwa pimpinan negara ini akan tidak mengubah politik-politik -nya yang sekarang.
Perdana Menteri sementara Mesir, Hazem El-Beblawi memperingatkan bahwa pemangkasan bantuan militer yang dilakukan Washington kepada Mesir merupakan indikasi yang jelek. Dia juga memberitahukan bahwa dalam masa lampau, Mesir pernah membeli senjata Rusia dan akan mengusahakan opsi untuk masa depan, tanpa memerlukan bantuan Amerika Serikat. Dia juga membocorkan bahwa Arab Saudi, Uni Emirat Arab dan Kuwait telah berkomitmen memberikan bantuan sebanyak miliaran USD kepada Pemerintah baru Mesir, bantuan-bantuan ini akan membantu tentara bisa eksis tanpa terpengaruh oleh kekurangan bantuan militer Amerika Serikat. Panglima Tertinggi Tentara Mesir, Abdel Fattah el-Sisi memperingatkan bahwa Mesir akan tidak menenggang sesuatu tekanan manapun, baik melalui tindakan atau hanyalah sindiran saja.
Keputusan Amerika Serikat tidak hanya membuat hubungan dengan sekutu menjadi tegang, melainkan juga diprakirakan akan menimbulkan akibat yang cukup berat terhadap ekonomi Mesir setelah dua tahun negara ini tenggelam dalam instabilitas. Cabang pariwisata merosot, krisis ekonomi berlangsung serius.
Menenangkan hati sekutu-nya
Meskipun memangkas bantuan militer dan ekonomi, tapi Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, John Kerry menyatakan bahwa Amerika Serikat tetap mempertahankan pos-pos bantuan kepada kesehatan, pendidikan, bidang anti terorisme dan menjamin keamanan perbatasan. Keputusan Amerika Serikat menghentikan bantuan kepada Mesir tidak berarti bahwa Washington ingin memperserius hubungan antara dua negara. Amerika Serikat tidak bermaksud menutup hubungan ini atau bertentangan dengan komitmen -komitmen yang serius. Menteri Luar Negeri Amerika Serikat juga membuka kemungkinan Pemerintah pimpinan Presiden Barack Obama akan memulihkan kembali bantuan, tergantung pada langkah-langkah berikutnya dari Pemerintah sementara untuk mengarah ke satu penyerahan politik di Mesir. Namun, usaha menenangkan hati Mesir ini tampak-nya belum cukup.
Mesir pernah menjadi titik cerah perekonomian di Timur Tengah - Afrika Utara. Dari tahun 1978, Mesir dianggap sebagai satu sekutu penting Amerika Serikat di kawasan yang terjadi banyak gejolak. Tapi, dengan segala yang sedang berlangsung tampak bahwa kepentingan Amerika Serikat di kawasan mungkin sulit bisa terjamin seperti dulu dan suara Amerika Serikat dengan Pemerintah sementara Mesir tampaknya sedang hilang berangsur-angsur./.