(VOVWORLD) - Hampir sebulan setelah terbentuk, Komite Nasional Komite Nasional tentang E-Government, pada Kamis (20 September), telah mengadakan sidang pertama di bawah pimpinan Perdana Menteri (PM) Vietnam, Nguyen Xuan Phuc. Serentetan tugas yang ditetapkan menunjukkan tekat memperhebat proses pembangunan E-Government di Viet Nam karena ini merupakan keniscayaan untuk ada satu administrasi publik yang berhasil-guna, mengabdi rakyat secara lebih baik dan turut memperbaiki lingkungan investasi dan bisnis di Viet Nam.
Perdana Menteri Viet Nam, Nguyen Xuan Phuc berbicara di depan sidang pertama Komite Nasional tentang E-Government, pada Kamis (20 September) di Kota Ha Noi. (Foto: VOV) |
Menurut klasifikasi E-Government dari Perserikatan Bangsa-Bangsa pada tahun 2018, Viet Nam menduduki posisi ke-88 di antara 193 negara dan teritori dan ke-6 di kawasan ASEAN. Untuk melaksanakan kerangka Bangunan E-Government (versi 1.0) pada tahun 2015, sampai sekarang ada lebih dari 50 kementerian, instansi dan daerah yang telah menggelarkan penelitian dan pembanguan Bangunan E-Government/Pemerintahan elektronik dan sampai sekarng membangun dan mengoperasikan Basis Data Nasional tentang pendaftaran badan usaha. Tetapi tetap ada beberapa masalah mendesak dalam membangun E-Government.
Memperhebat penggelaran E-Government merupakan keniscayaan.
Dari tahun-tahun 2000-an, Partai Komunis dan Negara Viet Nam mementingkan pengembangan penerapan teknologi informasi dalam aktivitas lembaga negara, menetapkan bahwa ini merupakan daya dorong untuk turut memacu usaha pembaruan, menciptakan kemampuan menjemput bola dalam melaksanakan industrialisasi-modernisasi.
Polit Biro Komite Sentral Partai Komunis Viet Nam juga memberlakukan Resolusi nomor 36 tentang usaha memperhebat penerapan, mengembangkan teknologi informasi, memenuhi tuntutan perkembangan yang berkesinambungan dan integrasi internasional. Resolusi ini menetapkan target kongkrit sampai tahun 2020 yaitu “menggelarkan secara berhasil-guna program reformasi administrasi, mengaitkan secara erat pembangunan E-Government dengan pengadaan jasa online pada tarap tinggi dan di banyak bidang”. Pada tahun 2015, Pemerintah Viet Nam telah memberlakukan Resolusi pertama yang terpusat tentang E-Government.
Sejak itu sampai sekarang, pembangunan E-Government digelarkan oleh semua kementerian, instansi dan daerah di banyak bidang untuk menterbukakan aktivitas lembaga Negara. Upaya-upaya itu membantu Viet Nam memperbaiki posisi klasifikasi tentang E-Government dari Perserikatan Bangsa-Bangsa. Pada tahun 2018, naik satu tingkat terbanding dengan tahun 2016, menduduki posisi ke-88 di antara 193 negara dan ke-6 di kawasan ASEAN (setelah Singapura, Malaysia, Bruney Darussalam, Thailand dan Filipina).
Namun, harus melihat bahwa tarap klasifikasi ini tetap rendah terbanding dengan kawasan dan dunia. Kalau melihat prestasi yang dicapai oleh negara-negara di dunia, bisa dikatakan bahwa menggelarkan E-Government merupakan keniscayaan, meningkatkan transparansi dalam aktivitas E-Government, memundurkan korupsi, turut mengembangkan ekonomi dan merupakan jalan untuk menegakkan kemakmuran bangsa, khususnya pada latar Revolusi Industri 4.0 sedang berlangsung kuat di seluruh dunia. Menteri, Kepala Kantor Pemerintah Viet Nam, Mai Tien Dung memberitahukan: "Sekarang, pembangunan E-Government merupakan kebutuhan yang sangat perlu dari semua negara dalam proses reformasi, hal itu berkaitan dengan perkembangan pemerintah. Viet Nam juga seperti itu. Ketika Viet Nam berangsur-angsur berpindah dari otomatisasi ke digitalisasi sebagai kebutuhan obyektif. Viet Nam telah membangun E-Government selama hampir 20 tahun dan telah mencapai prestasi-prestasi permulaan, tetapi prestasi-prestasi yang tercapai ini masih terbatas”.
Bersatu hati menggelarkan pada waktu mendatang.
Pemerintah Viet Nam sedang memanifestasikan tekat kuat tentang pembangunan E-Government dan diharapkan agar pada waktu mendatang, akan ada perubahan positif. Penjabat Menteri Informasi dan Komunikasi Viet Nam, Nguyen Manh Hung pada sidang pertama Komite Nasional tentang E-Government, pada Kamis (20 September), memberitahukan bahwa Kementerian ini sedang menyempurnakan revisi Bangunan E-Government untuk cepat disampaikan kepada Pemerintah untuk diesahkan pada tahun 2018 ini dengan semangat kongkritisasi agar semua kementerian dan instansi mudah menggelarkannnya. Menurut Deputi PM Viet Nam, Vu Duc Dam, mengembangkan E-Government memerlukan pendekatan menurut arah menyeluruh, baik tentang jasa publik maupun tentang tenaga manusia dan infrastruktur. Perlu memperhebat pembangunan data nasional, terutama data kependudukan. Sementara itu, PM Nguyen Xuan Phuc menegaskan: “Viet Nam ingin memanifestasikan satu semangat, satu tekat politik tinggi dan dengan gigih mengatasi problematik untuk menuju ke pembangunan secara sukses E-Government di Viet Nam, meningkatkan kelas E-Government di Viet Nam untuk mengabdi rakyat, mengabdi sebaik-baiknya usaha membangun dan membela Tanah Air. Oleh karena itu, harus tahu mengorganisasi pekerjaan, membagi pekerjaan, mendesak dan menggelarkan pekerjaan secara rasional. Dan harus ada disiplin baja dalam mengorganisasi pelaksanaan, jangan berpengaruh terhadap kecepatan dalam proses pembangunan E-Government”.
PM Nguyen Xuan Phuc juga menugasi para Menteri, Ketua Komite Rakyat semua provinsi dan kota supaya bertanggung jawab menggelarkan E-Government di skala pengelolan kementerian, instansi dan daerah. Dari bulan Oktober 2018 ini, Kementerian Informasi dan Komunikasi Viet Nam berkoordinasi dengan Kantor Pemerintah Viet Nam membangun kerangka bangunan E-Government (versi 2.0) sesuai dengan kecenderungan mengembangkan E-Government di dunia dan latar Revolusi Industri 4.0 kemudian disampaikan kepada Perdana Menteri guna dipelajari dan diberlakukan.
Pemerintah Viet Nam sedang menunjukkan tekat kuat tentang pembangunan E-Government di setiap tingkat dan setiap instansi. Dengan upaya-upaya ini, pada waktu mendatang, akan ada perubahan-perubahan positif dalam membangun E-Government di Viet Nam, supaya sesuai dengan Revolusi Industri 4.0 yang sedang berlangsung kuat di seluruh dunia.