(VOVWORLD) - Perdana Menteri (PM) Nguyen Xuan Phuc, Istri dan delegasi tingkat tinggi Viet Nam meninggalkan Ibukota Ha Noi, pada Rabu pagi (27 Juni), berangkat menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 dan melakukan kunjungan Jepang dari 27 Juni sampai 1 Juli atas undangan PM Jepang, Shinzo Abe. Kehadiran PM Viet Nam pada KTT G20 menegaskan haluan Viet Nam yang berinisiatif dan aktif melakukan integrasi internasional, memanifestasikan pencatatan komunitas internasional terhadap kewibawaan dan posisi Viet Nam dan terhadap perdamaian, keamanan dan perkembangan di kawasan.
PM Nguyen Xuan Phuc, Istri dan delegasi tingkat tinggi Viet Nam meninggalkan Ibukota Ha Noi, pada Rabu pagi (27 Juni), berangkat menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 dan melakukan kunjungan Jepang dari 27 Juni sampa 1 Juli 2019. (Foto: Kantor Berita Viet Nam). |
Ini bukanlah untuk pertama kalinya Viet Nam diundang menghadiri peristiwa yang paling penting dari kelompok perekonomian maju dan baru muncul papan atas di dunia. Viet Nam untuk pertama kalinya menghadiri KTT G20 pada tahun 2010 sebagai Ketua ASEAN. Sedangkan sebagai negeri tuan rumah Tahun APEC-tahun 2017 Viet Nam juga diundang menghadiri KTT G20 dan kegiatan-kegiatan yang bersangkutan pada tahun Ketuaan Jerman. Pada KTT G20 kali ini, Viet Nam adalah salah satu di antara 8 tamu undangan istimewa dari negeri tuan rumah Jepang.
Berinisiatif memberikan sumbangan demi kerjasama multilateral.
KTT G20 kali ini direncanakan akan diadakan 4 sesi perbahasan tentang ekonomi global, perdagangan, investasi; pembaruan kreatif dan ekonomi digital; perkembangan yang berkesinambungan, lapangan kerja, masalah tentang perempuan, kesehatan dan akhirnya lingkungan hidup, energi dan perubahan iklim.
Sebagai tamu undangan, Viet Nam menghadiri konferensi-konferensi dan pertemuan-pertemuan dalam rangka G20 pada tahun 2019; menghadiri perbahasan pada semua persidangan KTT dan memberikan sumbangan pendapat kepada rancangan Pernyataan Bersama Konferensi. PM Nguyen Xuan Phuc dijadwalkan akan menyampaikan pidato di sidang pleno KTT G20, di antaranya berbagi visi, ide kerjasama dan upaya Viet Nam dalam menangani masalah-masalah ekonomi global, demi satu dunia yang damai dan makmur serta tidak ada yang tertinggal di belakang.
Menurut Duta Besar Viet Nam untuk Jepang, Vu Hong Nam, ada 3 masalah kunci yang dihargai dan diajukan oleh PM Jepang, Shinzo Abe pada Konferensi kali ini yaitu perombakan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO), ekonomi digital dan lingkungan laut. Ketiga topik itu berkaitan erat dengan kepentingan Viet Nam dan sekarang Viet Nam sedang aktif ikut memecahkan tiga masalah ini. Duta Besar Viet Nam untuk Jepang, Vu Hong Nam memberitahukan: “Yang pertama ialah terhadap masalah liberalisasi perdagangan, Viet Nam adalah salah satu di antara negara-negara masuk WTO secara sangat belakangan, tetapi ketika menjadi anggota WTO, Viet Nam telah ikut serta secara sangat aktif. Yang kedua ialah PM Nguyen Xuan Phuc adalah orang yang menggagas persoalan bahwa Viet Nam berpindah secara sangat cepat ke perekonomian digital 4.0. Sebagai Kepala delegasi Viet Nam pada KTT G20 kali ini, pastilah PM akan aktif berpartisipasi pada masalah ekonomi digital. Yang ketiga ialah Viet Nam adalah negara pantai, oleh karena itu masalah sampah plastik di laut punya bahaya mengancam ekonomi kelautan Viet Nam. Oleh karena itu, ini merupakan masalah mendesak bagi Viet Nam dan saya berharap agar pidato yang disampai oleh PM Nguyen Xuan Phuc akan mengungkapkan masalah ini”.
Memperkokoh kerjasama bilateral.
Sehubungan dengan kehadirannya pada KTT G20 di Kota Osaka, Jepang, PM Nguyen Xuan Phuc melakukan kunjungan ke Jepang. Kunjungan ini dilakukan pada latar belakang hubungan Viet Nam dan Jepang berkembang cepat. Dua negara baru saja memperingati HUT ke-45 penggalangan hubungan diplomatik (tahun 2018) dan sekarang ada mekanisme-mekanisme kerjasama penting seperti: Komite Kerjasama Vietnam-Jepang; dialog kemitraan strategis Viet Nam-Jepang tentang diplomatik-keamanan-pertahanan; dialog kebijakan pertahanan Viet Nam-Jepang; komite gabungan tentang perdagangan, energi dan industri; dialog pertanian dan sebagainya.
Tentang kerjasama ekonomi, total nilai perdagangan antara dua negara selama 5 bulan awal tahun 2019 mencapai lebih dari 15 miliar USD (meningkat 3,2% terbanding dengan masa yang sama pada tahun 2018). Terhitung sampai bulan 5/2019, Jepang telah mempunyai lebih dari 4.000 proyek FDI yang masih berlaku di Viet Nam dengan total modal investasi rerdaftar kira-kira 58 miliar USD, menduduki posisi kedua di antara 116 negara dan teritori yang melakukan investasi di Viet Nam. Selain itu, dua negara juga melakukan kerjasama di banyak bidang seperti: pertanian, penanggulangan perubahan iklim, kerjasama tenaga kerja, pendidikan, pariwisata dan sebagainya. Ini merupakan dasar yang kondusif bagi hubungan Viet Nam-Jepang untuk terus berkembang pada waktu mendatang. Duta Besar Viet Nam untuk Jepang, Vu Hong Nam menilai: “Saya menyatakan bahwa hubungan Viet Nam-Jepang akan terus berkembang secara cepat dan lebih kuat di dua segi. Yang pertama ialah kita bisa melihat bahwa di segi politik, Jepang menganggap Viet Nam sebagai satu anggota yang penting dalam sistim G20 serta dalam politik-ekonomi dunia. Yang kedua, Perjanjian Komprehensif dan Progresif untuk Kemitraan Trans Pasifik (CP TPP) akan menciptakan fundasi yang teguh bagi hubungan antara dua negara untuk berkembang secara cepat. Pada waktu mendatang, badan-badan usaha Viet Nam akan beken dengan persyaratan-persyaratan CP TPP serta berpartisipasi lebih banyak lagi maka pertukaran perdagangan antara dua negara akan meningkat drastis”.
Kehadiran PM Nguyen Xuan Phuc di Jepang dan pada KTT G20 kali ini akan memberikan sumbangan yang penting dalam menegaskan haluan dan garis politik luar negeri yang ditetapkan oleh Kongres Nasional ke-12 Partai Komunis Viet Nam, aktif berpartisipasi dan mengembangkan peranan di mekanisme-mekanisme multilateral, menegaskan sumbangan positif Viet Nam dalam memecahkan masalah-masalah global. Bersamaan itu, kunjungan tersebut turut mendorong hubungan kemitraan strategis yang intensif dan ekstensif Viet Nam-Jepang semakin berkembang.