(VOVWORLD) - Selama beberapa hari ini, Vietnam dan Amerika Serikat (AS) sedang memperingati HUT ke-25 normalisasi hubungan diplomatik. Normalisasi hubungan telah membuka banyak peluang baru kepada orang-orang yang pernah berada di dua front yang bertentangan bisa lebih mengerti dan saling mendekati, mengaitkan hubungan bilateral.
Dubes AS untuk Vietnam, Daniel J.Kritenbrink membakar hio di Makam Martir Nasional Truong Son (Sumber: Kedubes AS)
|
Dalam penggalan jalan perkembangan hubungan Vietnam-AS, mengatasi akibat perang merupakan tanggung jawab setiap perseorangan dari para diplomat atau politikus bahkan warga dari dua pihak.
Jembatan-jembatan penghubung yang mengaitkan hubungan bilateral
Mathew Reenan adalah seorang veteran perang AS dalam peperangan di Vietnam. Sejak hubungan antara dua negara menjadi normal pada 1995, ia selalu ingin kembali ke Kota Da Nang – tempat di mana ia pernah turut bertempur. Pada 2015, impian-nya telah menjadi kenyataan. Setiba di Kota Da Nang, ia telah mempunyai banyak pengalaman yang luar biasa dan pantas dikenangkan di kota ini, khususnya di Pusat perawatan anak-anak dari Asosiasi Korban Agen Oranye/Dioxin Kota Da Nang. Ia mengatakan:
“Saya pernah berada di Kota Da Nang pada masa perang dan saya ingin kembali ke kota ini. Saya berpeluang mengunjungi pusat perawatan anak-anak korban agen oranye. Ketika berkontak dengan orang-orang Vietnam, saya melihat keramahan, tanpa ada kemarahan. Ketika pulang kembali ke Tanah Air, saya berpikir akan kembali lagi ke kota ini”.
Selama 4 tahun ini, ia mengunjungi Vietnam dua kali setiap tahun, secara sukarela ikut serta pada pekerjaan amal dari Pusat-pusat perawatan, Asosiasi Korban Agen Oranye/Dioxin Kota Da Nang. Ia memberitahukan akan melaksanakan pekerjaan amal ini sampai selama masih dimungkinkan.
Bersama-sama meredakan luka-luka perang dalam hubungan antara Vietnam dengan AS, Nguyen Thu Thao, seorang yang pernah memegang peranan sebagai Perwakilan Pertama dari Dana Veteran Perang AS di Vietnam, selama 15 tahun ini telah asyik menggerakkan sumbangan untuk menandatangani permufakatan kerjasama pertama dalam menangani bom dan ranjau pada 2003. Ia telah “menggerakkan” para legislator AS untuk bisa mendapat pengakuan Kongres dan Pemerintah AS tentang penanganan masalah korban agen oranye Vietnam pada 2008. Ia menyatakan keputusan-keputusan tersebut telah menegakkan pondasi bagi kerjasama yang berjangka panjang antara Vietnam dengan AS dalam mengatasi akibat perang. Dia mengatakan:
“Pada 5/2007, Presiden AS, Goerge W.Bush telah mengesahkan Undang-Undang mengenai anggaran keuangan tambahan sekita 3 juta USD bagi penanganan masalah oranye di Vietnam. Jumlah uang tersebut teramat kecil dibandingkan dengan masalah yang diungkapkan, teramat kecil dibandingkan dengan kerjasama Vietnam-AS, tapi makna-nya tidak bisa diperhitungkan. Karena ia tidak hanya mengubah kualitas dalam kebijakan AS terhadap Vietnam saja, melainkan juga memanifestasikan bahwa Pemerintah AS telah mengakui tanggung jawab kemanusiaan. Dari situ, ada satu aliran anggaran keuangan tersendiri”.
Selama ini, AS telah menyumbangkan lebih dari 105 juta USD untuk membantu Vietnam dalam membersihkan bom dan ranjau yang belum meledak, melakukan pelatihan dan memberikan sumber-sumber daya bagi kelompok penjinak bom dan ranjau Vietnam, membantu para korban dan keluarga-nya, bersamaan itu meningkatkan pemahaman tentang bahaya bom, ranjau, dan bahan yang belum meledak di kawasan-kawasan yang punya bahaya tinggi. Pada 2018, AS juga menyerahkan lebih dari 100.000 Meter kubik dan sidimen yang terkena dioxin di bandara internasional Kota Da Nang setelah 6 tahun dilaksanakan dengan biaya sebesar 110 juta USD. Pada 2019, AS meneruskan proyek menangani polusi dioxin di bandara Bien Hoa dengan jumlah pekerjaan yang meningkat 4 kali lipat dibandingkan dengan jumlah pekerjaan yang diatasi di bandara Kota Da Nang.
Dalam upaya-upaya menyembuhkan luka-luka perang, pada 2019, Duta Besar (Dubes) AS di Vietnam, Daniel J.Kritenbrink telah menjadi Dubes AS di Vietnam yang pertama yang berziarah ke Makam Martir Nasional Truong Son (Provinsi Quang Tri) –tempat peristirahatan terakhir lebih dari 10.000 martir Vietnam. Hal itu membuktikan penghormatan terhadap kenyataan di masa lampau, bersama-sama menyisihkan masa lampau dan menuju ke masa depan.
Pilar penting dalam hubungan bilateral
Vietnam dan AS telah bersama-sama menempuh penggalan jalan panjang dan penting dalam kerjasama mengatasi akibat perang. Kerjasama antara dua pihak di bidang ini telah menciptakan nilai-nilai bersama, menjadi jembatan penghubung bagi kedua negara untuk lebih mendekati satu sama lain dan hingga sekarang kerjasama ini masih tetap merupakan titik cerah dalam hubungan bilateral. Dalam kunjungan kerja-nya di Vietnam pada 2019, Bonnie Glick, Wakil Direktur Global dari Badan Perkembangan Internasional AS (USAID) menilai bahwa kerjasama mengatasi akibat pasca perang merupakan salah satu di antara pilar-pilar penting dalam hubungan kemitraan strategis Vietnam-AS.
Timothy Rieser, Penasehat senior Komisi Pengesahan Anggaran Keuangan dari Senat AS (Foto: VNA) |
Menurut Timothy Rieser, Penasehat senior Komisi Pengesahan Anggaran Keuangan dari Senat AS, pada waktu mendatang, AS untuk pertama kalinya memberikan bantuan sebesar 2,5 juta USD bagi proyek MIA, membantu Vietnam mencari para prajurit tentara yang hilang pada masa perang. Ini dianggap sebagai salah satu di antara proyek-proyek yang mempunyai makna maha penting yang dilaksanakan AS dalam program mengatasi akibat perang dengan Vietnam.
Perihal Vietnam dan AS bersinergi mengatasi akibat perang tidak hanya menciptakan kekuatan dalam menyembuhkan masa lampau saja, melainkan juga membuka banyak peluang kerjasama yang lebih besar di bidang-bidang seperti keamanan, pertukaran pendidikan, sains-teknologi, ekonomi, perdagangan dan lain-lain serta memberikan sumbangan dalam mengembangkan hubungan kemitraan strategis Vietnam-AS.