Pemilu Parlemen Israel- hasil yang tidak begitu menggembirakan

(VOVworld) - Seperti prediksi sebelumnya, hasil  jajak pendapat sementara pemilihan umum (pemilu) Parlemen Israel angkatan ke-19, pada Sabtu (19 Januari)  menunjukkan bahwa persekutuan sayap kanan antara  Partai Likud  pimpinan Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu dan Partai sayap kanan “Israel Beitenu” pimpinan Menteri Luar Negeri (Menlu) Avigdor Lieberman telah merebut kemenangan  tipis terhadap parti-partai politik yang lain. Hal ini juga berarti bahwa Benjamin Netanyahu akan memegang jabatan sebagai Perdana Menteri untuk masa jabatan ke-3. Namun, rakyat Israel tidak begitu gembira terhadap hasil ini. 

Pemilu Parlemen Israel- hasil yang tidak begitu menggembirakan - ảnh 1
Pemilih  memberikan suara  dalam  pemilihan Parlemen Israel di desa Druze Arab- Maghar
(Foto:vovtiengviet.com)

          Hasil  jajak pendapat  pemilih  di tempat  pemungutan suara  menunjukkan:  persekutan yang berkuasa Likud –Beitenu merebut 31 kursi diantara 120 kursi Parlemen. Menurut hasil tersebut, persekutuan pimpinan Benjamin Netanyahu, meskipun  menduduki posisi nomor satu, tapi tetap lebih sedikit 11 kursi  dari pada  42 kursi yang mereka peroleh dalam pemilu sebelumnya dan akan harus mencari satu persekutuan baru yang mencukupi 61 legislator suapaya mendapatkan mayoritas dan membentuk pemerintah.  Hal ini berarti  bahwa prosentase  pendukung Partai Likud telah menurun dan satu pemerintah punya sedikit kursi dalam Parlemen akan berpengaruh terhadap pelaksanaan politik-politik dari Benjamin Netanyahu. Sebab–musabab yang mendatangkan situasi ini adalah karena banyak pemilih yang mengatakan bahwa di bawah pimpinan Benjamin Netanyahu, Israel semakin terisolasi dengan dunia. Sepandanganan dengan ini, Koran Inggeris “Financial Times” mengatakan bahwa terpilihnya kembali Netanyahu akan hanya membuat Israel lebih terisolasi. Selama masa 4 tahun ini, dengan kedudukan sebagai Perdana Menteri, Benjamin Netanyahu telah melakukan aktivitas–aktivitas yang menimbulkan peselisihan dengan negara-negara di kawasan. Bisa disebutkan, program nuklir Iran diutamakan oleh PM Israel dalam agenda internasional dengan pidato tentang masalah ini di PBB pada tahun 2012 lalu, diantaranya dia berseru kepada komunitas  internasional supaya  bertindak  jika Teheran  melangkahi garis batas itu. Hubungan dengan Turki – sekutu terbesar Israel di kawasan menjadi tegang setelah Israel menyerang satu kapal pengangkut barang kemanusiaan ke jalur Gaza pada tahun 2010. Sementara itu, ketegangan dengan Amerika Serikat  - sekutu paling setia  Israel  juga menjadi buruk  setelah muncul komentar-komentar yang bocor yang dianggap sebagai peringatan Presiden Amerika Serikat Barack Obama bahwa perluasan zona-zona pemukiman penduduk sedang  membawa Negara Yahudi ini ke  posisi yang hampir terisolasi sepenuhnya.

Pemilu Parlemen Israel- hasil yang tidak begitu menggembirakan - ảnh 2
Benjamin Netanyahu  merasa bangga ketika terpilih menjadi Perdana Menteri Israel untuk masa jabatan ke-3
(Foto:tinmoi.vn)

          Sementara itu,  politik keras, tapi sudah usang  dalam  bentrokan  dengan Palestina  yang dilaksanakan oleh Benjamin Netanyahu juga membuat rakyat Israel merasa keletihan. Opini umum di dalam negeri mengatakan bahwa selama belum memecahkan secara layak masalah jalur Gaza, maka citra seorang Perdana Menteri  yang terpercaya di mata  para pemilih Israel  tetap belum utuh. Lebih-lebih lagi dalam satu pemungutan suara meningkatkan status Negara Palestina sebagai  peninjau non-anggota pada tahun 2012 lalu, hanya ada satu-satunya Republik Czech yang memberikan suara kontra, negara-negara besar seperti Perancis, Spanyol, Italia memberikan suara pro, dan beberapa negara Eropa yang lain memberikan suara  blanko. Hal ini  menunjukkan bahwa Israel telah kehilangan dukungan Uni Eropa  tentang masalah Palestina dan mereka  akan menghadapi  tekanan politik  berat dari Barat lebih dari yang sudah-sudah.

          Tentang masalah domestik,  menurut kalangan analis,  pemerintah baru Israel juga harus  memecahkan masalah-masalah ekonomi di dalam negeri yang sudah berlarut-larut seperti harus cepat mengesahkan anggaran  mengetatkan ikat pinggang  untuk mengekang  defisit anggaran, pada saat  tetap harus  meredakan tentangan massa rakyat akan harga kehidupan sehari–hari yang bereskalasi dan tidakseimbang dengan pendapatan.

          Tampaknya tidak mau peduli terhadap  kekhawatiran opini umum, dalam pidato-nya yang  pertama setelah merebut kemenangan pemilihan di Markas Persekutuan di Tel Aviv, Benjamin Netanyahu  menegaskan upaya  membentuk satu pemerintah  dengan partisipasi yang paling luas  dari semua pihak untuk menghadapi  tantangan-tantangan seperti krisis  ekonomi global, ancaman nuklir Iran dan bentrokan  dengan orang Palestina. Benjamin Netanyahu memberitahukan  bahwa pemerintah baru  akan berdasarkan pada lima prinsip  yang mantap dalam menghadapi tantangan-tangan, khususnya mencegah Iran memiliki  senjata nuklir, bertanggung jawab akan keuangan  pada latar belakang krisis global tetap berlangsung, bertanggung jawab akan  diplomasi  dalam proses mengusahakan satu perdamaian yang sungguh-sungguh dengan orang Palestina, mengurangi harga perumahan dan konsumsi  di Israel.

          Meskipun akan menyelenggarakan Pemerintah Israel  selama masa 4 tahun lagi,  tetapi kalangan peninjau   beranggapan  bahwa politik-politik  yang diajukan Benjamin Netanyahu  akan membuat dia  lebih menjadi sendirian dalam masa jabatan ke-3 yang penuh kesulitan./.


Komentar

Yang lain