(VOVWORLD) - Perdana Menteri (PM) Vietnam, Nguyen Xuan Phuc sedang melakukan kunjungan di Kerajaan Belanda dari 9-11 Juli ini, atas undangan PM Mark Rutte. Kunjungan ini berlangsung pada latar belakang hubungan Vietnam-Belanda berkembang secara dinamis dan efektif, khususnya di bidang pertanian dan penanggulangan perubahan iklim.
Acara penandatanganan naskah MoU Kerjasama pertanian antara badan usaha Belanda dan Vietnam pada bulan Maret 2013 . (Foto: Manh Linh/Kantor Berita Vietnam) |
Belanda adalah sebuah negara kecil yang berlokasi di pantai Eropa Barat. Pertanian negara ini meski menduduk 1,6% GDP, tetapi Belanda mengekspor sejumlah besar produk pertanian. Produksi pertanian di Belanda memperhatikan faktor yang berkesinambungan tentang lingkungan hidup dan sosial.
Sementara itu Vietnam adalah sebuah negara yang punya sejarah ekonomi yang terkait dengan pertanian, dengan keunggulan alam tentang topologi dan iklim. Selama beberapa tahun ini, pertanian Vietnam telah mengalamai kemajuan-kemajuan melompat dan mencapai prestasi-prestasi berarti.
Vietnam dan Belanda telah menjadi mitra strategis di bidang pertanian yang berkesinambungan, perubahan iklim. Dua pihak telah menetapkan lima bidang prioritas yaitu penanggulangan perubahan iklim,pengelolaan sumber air, pertanian, energi, ekonomi kelautan dan jasa transportasi logistik.
Mitra strategis di bidang pertanian yang berkesinambungan.
Vietnam dan Belanda semuanya adalah negara-negara ekportir pertanian yang besar di dunia dan semuanya berlokasi di pantai dengan posisi geografi yang strategis. Sebagai negeri-negeri yang memiliki daerah dataran rendah yang besar, Vietnam dan Belanda bersama-sama menghadapi tantangan-tantangan tentang perubahan iklim, terutama di bidang pengelolaann sumber air pertanian. Selama beberapa tahun ini, dengan pengalaman, keahlian, teknologi dan kemampuannya, Belanda selangkah demi selangkah membantu Vietnam membangun produksi pertanian yang berkesinambungan. Belanda telah banyak membantu Vietnam di bidang transfer ilmu pengetahuan-teknik, terutama bidang hortikultura, peternakan dan budidaya perikanan; pengembangan rantai hortikultura dan kopi dan lain-lain. Dua negara juga menandatangani banyak perjanjian kerjasama di bidang pertanian seperti produksi daging dan kentang, teknolgi pembantaian ternak. Belanda juga membantu Vietnam membuat strategi nasional tentang air untuk pangan dan sistim ekologi, menjamin ketahanan bahan makanan, budidaya ikan tuna secara berkesinambungan, berpartisipasi pada perjanjian-perjanjian perikanan internasional. Belanda juga membantu Vietnam melakukan penelitian terpadu dan memberikan penilaian tentang dampak terhadap lingkungan dalam membudidayakan ikan tra dan ikan basa di daerah dataran rendah sungai Mekong.
Untuk memanfaatkan keunggulan kerjasama pertanian antara dua negara, banyak badan usaha pertanian yang kenamaan Belanda seperti ABC Logistic, Kooppert Biological, Hortimax dan lain-lain telah datang ke Vietnam untuk mencari mitra. Badan-badan usaha ini memberikan teknologi-teknologi mutakhir kepada Vietnam, membantu meningkatkan nilai pertambahan dari perbenihan sampai dan masakan olahan.
Selar kerjasama pertanian antara dua negara termanifestasikan jelas di penandatanganan Permufakatan Kemitraan strategis tentang pertanian yang berkesinambungan dan ketahanan pangan tahun 2014. Para pemimpin dua negara menilai bahwa kerjasama antara Vietnam-Belanda di bidang pertanian telah mengalami kemajuan-kemajuan penting dan pada hari depan yang tidak jauh, hubungan ini semakin punya peluang untuk lebih berkembang ketika konektivitas antara badan usaha pertanian Belanda dan para mitra di bidang pertanian Vietnam semakin menjadi erat.
Membawa kerjasama Vietnam-Belanda dalam menanggulangi perubahan iklim menjadi model.
Selama masa 44 tahun ini, dari hubungan kemitraan biasa, hubungan Vietnam-Belanda telah berkembang menjadi hubungan kemitraan strategis di bidang perubahan iklim dan pengelolaan sumber air pada tahun 2010. Sampai sekarang, dua pihak telah mengadakan 6 persidangan Komite AntarPemerintah di bidang tersebut. Pada persidangan ke-6 yang diadakan di Belanda pada bulan April 2017, dua pihak telah berbahas tentang pengarahan kerjasama, mengupdate dan menggelarkan Rencana Daerah Dataran Rendah Sungai Mekong pada waktu mendatang. Vietnam dan Belanda telah sepakat menggelarkan proyek-proyek kongkrit, opsi keuangan untuk kota Ho Chi Minh untuk berkembang ke laut, menanggulangi perubahan iklim; berbahas tentang penggelaran proyek perancangan sumber daya alam daerah aliran sungai Hong-sungai Thai Binh tahap 2020-2030 dan visi tahun 2050; memberikan penilaian tentang prospek Program Data geografi tentang air dan pertanian di Vietnam.
Satu persidangan Komite AntarPemerintah Vietnam-Belanda tentang penanggulangan perubahan iklim dan pengelolaan sumber air. (Foto:Kantor Berita Vietnam) |
Kerjasama untuk beradaptasi dengan perubahan iklim juga diperhebat di tingkat daerah. Sampai sekarang ini, banyak provinsi dan kota di Vietnam seperti kota Ho Chi Minh, kota Hanoi, beberapa provinsi Binh Duong, Vinh Long, An Giang dan Dong Thap telah bekerjasama dengan beberapa daerah di Belanda di bidang perkotaan hijau, suplai air bersih, pelepasan air, penanganan air limbah, pengelolaan air yang terintegrasi, perubahan iklim dan pengelolaan bahaya banjir yang bersangkutan dengan daerah sungai Hong. Bersamaan itu ialah kerjasama tentang perancangan kota secara terpadu, pengelolaan perkotaan, pengembangan infrastruktur, energi dan perhubungan pintar.
Sekarang, Vietnam berharap agar Belanda terus berbagi pengalaman, sumber daya manusia, sumber modal dan teknologi-teknologi untuk membantu Vietnam memecahkan masalah-masalah mendesak seperti menganggulangi kekeringan, keasinan, khususnya menangani masalah kelongsoran dan erosi tepi sungai dan pantai.
Kunjungan PMVietnam, Nguyen Xuan Phuc di Belanda kali ini turut memperkokoh hubungan kerjasama Vietnam-Belanda di banyak bidang, khususnya membuka peluang kerjasama baru di bidang pertanian, pedesaan dan penanggulangan perubahan iklim, selangkah demi selangkah membawa kerjasama di bidang ini menjadi model tipikal bagi kerjasama antarnegara di dunia.