Pertemuan puncak kuadralateral tentang Ukraina: Babak akhir yang belum mulus
Anh Huyen -  
(VOVworld) – Pertemuan puncak kuadralateral yang terdiri dari Rusia, Perancis, Jerman dan Ukraina untuk mengusahakan solusi bagi peperangan yang semakin menegangkan di Ukraina Timur, dimulai pada Rabu (11 Februari) dan tetap sedang berlangsung di Minsk, ibukota Belarus. Walaupun belum ada hasil terakhir, tapi kalangan analis menilai bahwa hasil yang dicapai mungkin tidak seperti yang dinanti-nantikan dan usaha untuk menemukan solusi guna mengatasi situasi bentrokan di Ukraina akan memakan banyak waktu lagi.
Pemimpin dari 4 pihak
(Foto: EPA)
Pertemuan ini ndimulai dengan sesi yang diperluas dengan partisipasi dari para Menteri Luar Negeri (Menlu) 4 pihak dan wakil dari Kelompok Kontak dan kemudian disusul dengan sidang sempit yang dihadiri pemimpin 4 negara Rusia, Perancis, Jerman dan Ukraina. Di luar ruang pertemuan ini ada kira-kira 500 wartawan yang sedang menunggu untuk segera meliput berita dan hal ini menunjukkan bahwa Ukraina telah menjadi satu peristiwa titik berat, menyerap perhatian dari opini umum global.
Sengketa pendapat dalam haluan memecahkan bentrokan
Perpecahan yang mendalam antar-negara adi kuasa yang bersangkutan dengan krisis di Ukraina tampaknya sedang semakin meningkat. Pada pekan lalu, Amerika Serikat menyatakan sedang mempertimbangkan pemasokan berbagai jenis senjata pembunuh kepada Pemerintah Kiev seperti roket anti tank, radar anti meriam dan berbagai peralatan lainnya. Menurut Washington, Barat harus memberikan bantuan senjata kepada Kiev untuk membela diri dan hal ini telah menimbulkan reaksi-reaksi yang kuat dari para pihak. Moskwa menyatakan bahwa jika Amerika Serikat memutuskan memasok senjata kepada Ukraina, maka Rusia akan membalasnya dengan cara memberikan bantuan militer yang kuat kepada pasukan separatis di Ukraina Timur.
Tidak hanya begitu, Rusia akan melakukan kontra-ofensif di semua “medan” lain di luar Ukraina. Salah satu diantara balasan-balasan yang sedang dipertimbangkan Kremlin ialah memberikan teknologi-teknologi pertahanan yang sensitif kepada Tiongkok untuk membentu negara ini mengembangkan senjata teknologi tinggi. Selain itu, Iran juga merupakan negara yang punya hubungan baik dengan Rusia. Karena embargo-embargo yang dikenakan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), maka Rusia tidak bisa secara terang-terangan menjual senjata atau melakukan transfer teknologi senjata kepada Iran. Namun, tindakan-tindakan eskalasi yang dilakukan Amerika Serikat di Ukraina sama sekali bisa mendatangkan kemungkinan Rusia akan menghapuskan perintah-perintah embargo ini. Sementara itu, Jerman dan Perancis menentang Amerika Serikat memasok senjata kepada Ukraina dan mengatakan bahwa pemasokan senjata militer oleh Barat kepada Ukraina akan mengakibatkan situasi perang yang akan menjadi berlarut-larut dan mengandung banyak ketidak-pastian kemudian, berpengaruh terhadap keamanan di seluruh negeri. Di Konferensi Keamanan Munich yang baru saja berlangsung di Jerman, Berlin dan Paris telah menyampaikan pesan jelas bahwa pemberian senjata kepada Kiev akan bertentangan dengan missi perdamaian dari Jerman dan Perancis.
Apakah ada satu dokumen yang ditandatangani.
Satu pernyataan bersama yang ditandatangani, menuju ke gencatan senjata dan mungkin meletakkan fundasi bagi dialog nasional adalah hal yang dinanti-nanti di Konferensi kali ini. Secara pada pokoknya, angka sebutan bersama tidak berada di luar duggaan. Yaitu melakukan gencatan senjata segera, membentuk satu zona demiliterisasi dan menarik semua senjata berat, mengajukan status kepada daerah-daerah yang dikontrol oleh pasukan pemberontak yang menamakan diri sebagai Republik Donestk dan Lugansk pada saat tetap mempertahankan keutuhan wilayah Ukraina. Rencana perdamaian baru akan lebih dikongkritkan, lebih mengikat karena masalah yang paling sulit dipecahkan dari dulu hingga sekarang antara dua pihak justru berada antar-pihak di rincian-rincian.
Pertama-tama, ketegangan-ketegangan sekarang yang bisa dikontrol banhak bergantung pada keputusan Presiden Amerika Serikat, Barack Obama tentang apakah memasok senjata kepada Ukraina atau tidak. Namun, Presiden Barack Obama sendiri juga sedang menderita tekanan yang sangat besar dari banyak pihak, pertama-tama suara-suara dalam politik Kongres Amerika Serikat sendiri yang menuntut kepada pemerintah pimpinan Presiden Barack Obama harus cepat bertindak secara lebih tegas.
Satu masalah sulit yang lain yalah status untuk kawasan-kawasanyang memberontak. Permufakatan damai Minsk yang pernah ditandatangani pada September tahun 2014, diantaranya merangsang dialog nasional dan membentuk sistem desentralisasi. Tapi, pasukan separatis menolak rekomendasi ini dan kemudian menyelenggarakan pemilu Parlemen dan Presiden sendiri pada November 2014, sebelum meminta bergabung masuk pada Rusia.
Moskwa secara mendadak menolak solusi ini, akan tetapi tetap mempertahankan pandangan yalah menginginkan pasukan pemberontak di Ukraina “berkedudukan” di wilayah yang baru direbut kembali, sebagai pengganti kembali status kuo. Amerika Serikat menjelang Pertemuan Puncak kuadralateral telah menegaskan dukungan terhadap gagasan bersama dari Perancis dan Jerman, akan tetapi tidak sepenuh-nya percaya akan berhasil. Amerika Serikat menyangsikan bahwa permufakatan damai yang kalau akan dicapai akan tidak dipatuhi oleh Rusia secara sungguh-sungguh.
Sampai sekarang, masih belum ada indikasi yang menunjukkan solusi konsekuen manapun, walaupun untuk jangka pendek untuk bentrokan yang paling serius di Barat, sejak perang dingin sehingga mengakibatkan 5.300 orang tewas. Pertemuan Puncak empat fihak kali ini dianggap sebagai salah satu kesempatan terakhir, karena kalau tidak bisa mengusahakan satu permufakatan damai, maka skenario eskalasi bentrokan bersenjata adalah sepenuhnya bisa terjadi./.
Anh Huyen