(VOVworld) - Seperti yang diperkirakan oleh kalangan peninjau, dengan keunggulan-keunggulan mutlak, kandidat yang paling elektable dari Partai Demokrat yaitu mantan Menteri Luar Negeri Hillary Clinton dan kandidat yang menonjol dari Partai Republik yaitu miliarder properti Donald Trump telah memperoleh kemenangan besar dalam semua pemilihan pendahuluan di lebih dari 10 negara bagian dan satu teritori di Amerika Serikat (AS) pada "Super Tuesday" (1 Maret). Hasil ini menunjukkan bahwa sulit ada lawan yang bisa bersaing dengan dua kandidat di atas jalan merebut kursi yang mewakili Partai Demokrat dan Partai Republik untuk berpartisipasi pada pemilihan umum (pemilu) Presiden Amerika Serikat pada bulan November mendatang.
Miliarder properti Donald Trump dan Mantan Menteri Luar Negeri Hillary Clinton - kandidat yang paling elektable dalm kontes masuk ke Gedung Putih
(Foto: Reuters)
“Super Tuesday” merupakan saat yang paling penting dalam kontes antara para kandidat internal dua Partai Republik dan Partai Demokrat untuk memilih tokoh yang memasuki putaran pemilihan berikutnya, mencari penerus Presiden Barack Obama. Seorang kandidat Partai Republik perlu merebut 1237 suara delegasi untuk dipilih menjadi kandidat Presiden dari Partai-nya. Dan satu kandidat Partai Demokrat memerlukan sedikitnya 2382 suara delegasi untuk memiliki tiket satu-satunya dalam kontes masuk ke Gedung Putih pada tahun 2016.
Mantan Menteri Luar Negeri Hillary Clinton, anggota Partai Demokrat telah merebut kemenangan mutlak di 7 diantara 11 negara bagian yang menyelenggarakan pemilihan pendahuluan. Dengan ketentuan semua negara bagian harus menerapkan jumlah suara delegasi berdasarkan prosentase pemilihan, hanya pada “Super Tuesday”, Ibu Hillary Clinton telah memperoleh tambahan sedikitnya 457 suara delegasi yang menghadiri Kongres Nasional dari Partai Demokrat, meningkatkan jumlah total suara yang dia peroleh menjadi sedikitnya 1005 suara. Lawan satu-satunya ialah Senator negara bagian Vermont, Bernie Sanders hanya merebut kemenangan di 4 negara bagian, melalui itu ada lagi 286 suara delegasi dan meningkatkan total suara yang dikumpulkan menjadi sedikitnya 373 suara.
Pada kubu Partai Republik, segala yang berlangsung pada “Super Tuesday” juga menunjukkan kekuatan dari seorang miliarder. Donald Trump telah merebut kemenangan besar dengan hasil mutlak di 7 diantara 11 negara bagian, memperoleh lagi 203 suara delegasi, meningkatkan total suara delegasi yang dia peroleh menjadi sedikitnya 285 suara, hampir meningkat dua kali lipat jumlah suara delegasi terbanding dengan lawannya yang menduduki posisi ke-2 yaitu Senator negara bagian Texas, Ted Cruz (161 suara). Orang yang menduduki posisi ke-3 dari Partai Republik yaitu Senator negara bagian Florida, Marco Rubio, dengan sedikitnya 66 suara delegasi dan sekarang jumlah total-nya 87 suara delegasi.
Kemenangan karena pengalaman dan strategis pemilu yang bijak.
Menurut hasil jajak pendapat yang dilakukan oleh Kanal «News» dari MSNBC, ada 80 persen jumlah responden yang mengatakan bahwa mereka memprioritaskan seorang kandidat kawakan di arena politik untuk memimpin Partai Demokrat dalam kontes masuk ke Gedung Putih pada tahun 2016. Begitulah alasan kenapa mantan Menteri Luar Negeri Hillary Clinton, yang berpengalaman di arena politik selama lebih dari 20 tahun ini mendapat suara dari sebagian besar responden. Sebagai kandidat wanita yang satu-satunya, Istri mantan Presiden, Hillary Clinton selalu menunjukkan satu gaya yang kuat dan profesional di depan massa rakyat.
Dengan awalan yang tidak begitu kondusif, seperti lawan-nya dari Partai Demokrat yang dianggap sebagai “orang luaran” dan dikecam karena pernyataan-pernyataan yang menimbulkan shock, akan tetapi “benggolan” properti, Donald Trump telah mencapai ekselarasi yang mengesankan.
Daya tarik dari Donald Trump tercapai karena sebagian “mendapat keuntungan” dari pemulihan yang tidak seimbang dari perekonomian yang besar-nya No.1 di dunia ini. Posisi dari seorang kapitalis finans telah membantu Donald Trump bisa meyakinkan pemilih tentang kemampuan memimpin ekonomi Tanah Air. Faktor “tidak profesional” juga membantu dia menciptakan kesan terhadap kaum pemilih-para warga yang sedang ingin mengusahakan “angin baru yang jarang ada” untuk gelanggang politik Amerika Serikat. Lebih-lebih lagi, banyak pemilih mendukung Donald Trump ketika menilai bahwa mereka merasa lelah atas keragu-raguan dari Gedung Putih dalam menghadapi ancaman teror yang sedang dihadapi AS dan Barat.
Menetapkan wajah kandidat dari masing-masing Partai
Setelah pemilihan pendahuluan di seluruh AS, semua kandidat dari Partai Republik dan Partai Demokrat masing-masing dan secara berturut-turut memerlukan sedikitnya 1 237 dan 2 382 suara pendukung dari anggota Kongres Nasional Partai yang direncanakan diselenggarakan pada Juli mendatang untuk menjadi wakil satu-satunya dari setiap Partai dalam Pemilu Presiden pada November mendatang. Dengan ketentuan tersebut, “Super Tuesday” justru merupakan hari yang menentukan, karena pemenang akan mencapai keunggulan yang amat besar dalam kontes menjadi kandidat Presiden yang resmi.
Pada fihak Partai Demokrat, bisa dikatakan bahwa setelah “Super Tuesday”, Ibu Hillary Clinton tidak lagi punya saingan. Oleh karena itu, dia hampir pasti akan menjadi kandidat yang satu-satunya dari Partai Demorkat dalam kontes masuk Gedung Putih.
Pada fihak Partai Republik, justru karena sikap yang terlalu mengabaikan lawan-nya dalam Partai telah membuka jalan lebar-lebar bagi Donald Trump untuk maju. Belakangan ini, kalangan pemimpin Partai ini sedang ingin menyingkirkan dia dengan segala cara. Akan tetapi, tidak mudah “menjatuhkan” kandidat ini, karena Partai Republik sulit membentuk satu fron persatuan untuk menentang dia, karena egoisme dan oportunisme dari para kandidat-nya. Ketika menilai tentang kemampuan Donald Trump, ahli strategi pemilu, Ford O’Connell menganggap bahwa benggolan properti telah mencapai 50 persen kemenangan dalam kontes nominasi menjadi kandidat Presiden dari Partai Republik dan ada kemungkinan mendapat suara yang lebih tinggi.
Dengan adekan ekselarasi yang spektakular ini, Donald Trump dan Ibu Hillary Clinton telah memisahkan diri dari kelompok-nya dan selangkah demi selangkah terbentuk kontes “dwi kuda” untuk memiliki dua tiket kandidat untuk Partai Republik dan Partai Demokrat dalam kontes menuju ke kursi Presiden AS yang ke-45.