(VOVworld) – Presiden Amerika Serikat (AS), Barack Obama sedang melakukan kunjungan resmi di Kuba dari 21/3. Kunjungan yang dilakukan oleh seorang Kepala Negara AS di Kuba sedang membuka harapan menghentikan permusuhan antara dua pihak selama lebih dari separo abad ini, bersamaan itu turut membentuk kebijakan hubungan luar negeri Pemerintah baru AS terhadap negara pulau di Karibea ini.
Presiden dua negara pada jumpa pers bersama
(Foto: nld.com.vn)
Delapan puluh delapan tahun sejak tahun 1928, untuk pertama kalinya seorang Presiden AS menginjakkan kaki di permadani merah di bandara Havana untuk melakukan kunjungan resmi di Kuba. Dalam kunjungan tiga hari ini, Presiden Barack Obama melakukan pembicaraan dengan Presiden Kuba, Raul Castro, melakukan perbahasan dengan kalangan badan usaha Kuba, membacakan pidato langsung di depan televisi Kuba dan menghadiri pertandingan bisbol persahabatan antara tim Tampa Baya Rays dan tim nasional Kuba.
Kunjungan yang bersejarah
Pesawat terbang khusus yang ditumpangi Presiden AS, Barack Obama disambut oleh warga kota La Havana dengan suara tawa, tepukan tangan dan spanduk. Kuba menggelarkan kekuatan secara padat di ibu kota untuk menjaga keamanan, dalam pada itu, kaum buruh dengan bergegas-gegas menghiasi kota. Poster-poster sambutan dengan foto Presiden Raul Castro dan Presiden Barack Obama dipasang di banyak jalan dan menjadi tempat berpotret yang menyerap kedatangan banyak orang. Perasaan warga Kuba terhadap kunjungan ini merupakan campuran antara semangat antusias dan rasa optimisme yang berhati-hati. Tidak sedikit orang mengharapkan bahwa kehadiran Barack Obama akan membantu perekonomian negaranya lepas dari situasi terisolasi dan berkembang secara lebih kuat.
Untuk mempersiapkan kunjungan ini, selama ini, Washington dan La Havana telah melakukan banyak langkah yang positif. Oleh karena itu, kunjungan Presiden AS ini dianggap sebagai langkah yang menuju ke penghapusan rintangan-rintangan tentang perdagangan, melakukan temu pergaulan dan mengembangkan lebih lanjut lagi hubungan normal antara dua negara.
Hubungan AS-Kuba yang menjadi hangat akan memberikan kepentingan kepada kedua pihak dan sesuai dengan kecenderungan zaman, bersamaan itu memenuhi harapan warga dua negara maupun kaum pecinta damai di dunia. Dalam kenyataannya, semua langkah sanksi ekonomi yang dikenakan oleh AS terhadap Kuba juga menimbulkan kerugian berat terhadap Washington. Menurut angka dari Kamar Dagang AS, embargo ekonomi telah membuat pemasaran dan ekspor cerutu Amerika Serikat menderita kerugian sebesar 1,2 miliar dolar AS per tahun dan menurut perhitungan dari “Dana kebijakan Kuba”, taraf kerugian dari perekonomian AS menjadi 3,6 miliar dolar AS per tahun. Selain itu, karena langkah-langkah sanksi ekonomi, maka warga AS tidak tepat waktu menikmati proyek-proyek yang bersifat terobosan dari bidang kedokteran Kuba, oleh karena itu, kalau perintah embargo dihapuskan, AS bisa memperoleh keuntungan yang lebih besar.
Bagi Kuba, menggalang hubungan kembali dengan AS merupakan salah satu faktor penting untuk turut membangun lingkungan luar yang sehat bagi perkembangan sosial-ekonomi Tanah Air. Setelah Revolusi Kuba mencapai kemenangan dan membangun kekuasaan sosialis pada tahun 1959, AS terus-menerus menimbulkan tekanan terhadap Kuba baik di segi politik maupun ekonomi. Hal ini membuat Kuba walaupun memiliki posisi geografi strategis dan mempunyai sumber daya alam yang variatif, tapi tidak bisa mengembangkan keunggulan ini. Memperbaiki hubungan dengan AS akan mendorong reformasi di dalam negeri Kuba. Proses pemutakhiran pola perekonomian yang sedang berlangsung di negara Karibea ini memerlukan dukungan sumber modal, teknologi dan energi dari luar.
Masih ada perbedaan-perbedaan
Akan tetapi, kepentingan-kepentingan ini tidak berarti Kuba dan AS melepaskan perbedaan-perbedaan besar yang masih ada tanpa memperdulikan perbaikan-perbaikan terus-menerus selama ini. Presiden Barack Obama sendiri, dengan pandangan yang sangat positif dalam hubungan dengan Kuba terbanding dengan para pendahulunya, tetap dengan terbuka menyatakan bahwa kebijakan baru terhadap negara pulau Karibea ini bukanlah perubahan tentang tujuan, tapi hanyalah perubahan tentang cara pelaksanaan. Pada pihaknya, dalam semua pernyataan resmi, Pemerintah Kuba juga menekankan tidak melepaskan semua cita-cita atau prinsip revolusioner yang dibangun dan dijaga oleh rakyat Kuba dengan banyak pengorbanan. Menjelang kunjungan Presiden Barack Obama, harian “Granma”, organ Partai Komunis Kuba memuat editorial yang menegaskan bahwa La Havana bersedia mendorong hubungan bilateral dengan Washington tapi terus konsisten dengan jalan sosialisnya. Kuba menegaskan secara sangat jelas pendirian bahwa untuk menormalisasi hubungan sepenuhnya, Washington harus menghapuskan sepenuhnya blokade dan embargo ekonomi, keuangan dan perdagangan terhadap Kuba maupun harus mengembalikan Teluk Guantanamo, wilayah yang sedang diduduki secara tidak sah oleh AS sebagai pangkalan militer.
Oleh karena itu, ketika menilai kunjungan Presiden Barack Obama di Kuba, banyak analis menyatakan bahwa secara jangka menengah, peristiwa ini akan menciptakan satu kebijakan yang lebih dinamis terhadap Kuba pada khususnya dan kawasan Amerika Latin pada umumnya. Kedua pihak masih memerlukan lagi banyak waktu untuk menyeimbangkan semua perbedaan. Apakah perubahan dalam hubungan luar negeri Pemerintah pimpinan Presiden Barack Obama terhadap Kuba dan kawasan Amerika Latin diikuti oleh pemerintah penerusnya atau tidak, hal itu bergantung pada partai mana yang akan berkuasa pada masa bakti mendatang.