(VOVWORLD) - Para pejabat senior dua bagian negeri Korea pada Senin (15 Oktober) telah menyetujui langkah-langkah kongkrit dalam upaya membarui kembali hubungan kerjasama antar-Korea untuk menggelarkan permufakatan-permufakatan yang dicapai dalam Pertemuan Puncak Antar-Korea pada bulan September lalu. Gerak-gerik ini mendatangkan suasana yang sangat positif di Semenanjung Korea. Satu kawasan denuklirisasi yang stabil, damai dan punya keunggulan tentang posisi geografi yang kondusif sedang menjanjikan mendatangkan perubahan-perubahan besar terhadap perekonomian Republik Demokrasi Rakyat Korea (RDRK) pada khususnya dan kawasan pada umumnya.
Dua kepala rombongan perunding Republik Korea (kanan) dan RDRK (kiri) (Foto: Reuters) |
Dengan tujua membahas langkah-langkah selanjutnya setelah pertemuan puncak ke-3 antara Presiden Republik Korea, Moon Jae-in dan pemimpin RDRK, Kim Jong-un pada bulan September lalu, dialog tingkat tinggi pada Senin (15 Oktober) telah mencapai hasil yang sangat jelas dengan satu komunike bersama yang meliputi 7 isi tentang banyak segi seperti ekonomi, militer, kebudayaan, kesehatan, olahraga dan lain-lain. Dengan demikian, hanya sebulan setelah pertemuan puncak tersebut, dua bagian negeri Korea telah bersama-sama menggariskan langkah-langkah yang kongkrit untuk setiap masalah guna mendorong kerjasama antar-Korea di banyak segi.
Selangkah demi selangkah membina kepercayaan
Setelah KTT Antar-Korea yang untuk pertama kalinya diadakan di desa gencatan senjata Panmunyom pada bulan April 2018 , kedua pemimpin Republik Korea dan RDRK Korea dengan khidmat menyatakan kepada 80 juta jiwa penduduk dua bagian negeri dan seluruh dunia bahwa akan tidak ada perang di Semenanjung Korea dan satu era perdamaian baru telah mulai. Kedua pemimpin bersama-sama menegaskan komitment yang mantap untuk cepat mengakhiri konfrontasi dan perpecahan jangka-panjang, satu warisan yang ditinggalkan oleh Perang Dingin untuk memberanikan diri menuju ke era baru dari kerujukan nasional, perdamaian dan kemakmuran. Presiden Republik Korea, Moon Jae-in melakukan kunjungan di Pyong Yang pada tanggal 26 Mei yang hasilnya ialah mengatasi kemacetan dalam perundingan-perundingan denuklirisasi antara Amerika Serikat (AS) dan RDRK.
Hanya beberapa bulan kemudian, pada bulan September 2018, hubungan antara dua bagian negeri Korea mencatat lagi kemajuan baru dengan kesepakatan dari dua pemimpin untuk mengadakan Pertemuan Puncak Antar-Korea yang ketiga di Pyong Yang. Pada kesempatan ini, serentetan permufakatan dan komitmen yang penting dan kongkrit tercantum dalam Pernyataan Pyong Yang untuk menegakkan satu perdamaian jangka-panjang dan abadi di Semenanjung Korea. Menurut itu, dua pihak sepakat membahas rencana pembentukan satu komite militer gabungan dan menggelarkan satu kunjungan survei di lapangan bersama mengenai jalan kereta api dan jalan darat di RDRK untuk menggelarkan proyek mengkonektivitaskan sistim jalan kereta api dan jalan darat antara dua bagian negeri. Dua pihak juga menetapkan waktu dan tempat bagi pertemuan-pertemuan online dari Lembaga Palang Merah dan tukar-menukar informasi antara keluarga-keluarga yang terpisah.
Bersamaan dengan itu, hubungan AS-RDRK juga mencatat indikasi-indikasi positif ketika dua pihak sepakat mengadakan Pertemuan Puncak ke-2 antara Presiden AS, Donald Trump dan pemimpin RDRK, Kim Jong-ung secepat mungkin.
Membuka peluang-peluang kerjasama
Gerak-gerik yang positif di Semenanjung Korea sedang menjanjikan memberikan banyak peluang kerjasama ekonomi bagi kawasan. Tidak hanya terletak di kawasan yang punya posisi geografi yang kondusif, RDRK juga dianggap sedang “terletak” di atas satu aset mineral raksasa yang meliputi berbagai jenis logam adi seperti emas, bijih besi, perunggu, seng dan grafit. Selain itu, kebutuhan membangun serentetan infrastruktur yang baru dari infrastruktur perhubungan, energi, jaringan PHB dan lain-lain merupakan hal-hal yang menyerap partisipasi yang kuat dari para investor asing.
Dalam pada itu, di dalam negeri, RDRK juga menyampaikan informasi positif tentang tekad melakukan integrasi, mendorong perkembangan ekonomi domestik. Pyong Yang baru-baru ini telah membuka website tentang perdagangan dan investasi internasional untuk menyerap investasi asing guna mendorong pertumbuhan ekonomi negara ini. Website yang bernama “Foreign Trade of DPRK” yang meliputi banyak rubrik sampingan dengan isi-isi yang terinci tentang kebijakan perdagangan, undang-undang tentang perdagangan, daftar perusahaan-perusahaan perdagangan RDRK, zona-zona perkembangan ekonomi dan barang dagangan. Pembukaan website ini sekali lagi menegaskan pernyataan Pemerintah Pyong Yang yang dikeluarkan pada bulan April lalu tentang pemusatan sumber daya nasional untuk mengabdi pengembangan ekonomi.
Tercapainya oleh dua pihak pada pertemuan tanggal 15 Oktober tentang survei di lapangan tentang jalur jalan kereta api Gyeongui dan jalan keteta api di sepanjang pantai sebelah timur akan memberikan peluang kerjasama besar kepada dua bagian negeri maupun kawasan. Kalau kunjungan yang dilakukan satu rombongan besar yang meliputi banyak majikan grup besar Republik Korea yang mendampingi Presiden Moon Jae-in di Pyong Yang pada bulan September lalu merupakan peluang bagi para pemimpin ekonomi Republik Korea membuat ide permulaan bagi rencana bisnis di RDRK, menggariskan “peta ekonomi baru” bagi semenanjung ini, maka permufakatan-permufakatan yang lebih kongkrit tentang proyek jalan kereta api dan jalan darat lintas perbatasan yang dicapai pada tanggal 15 Otober merupakan sketsa utama dari peta kerjasama ekonomi itu. Selangkah demi selangkah, kedua pemimpin dua bagian negeri Korea sedang membuktikan bahwa ketika kepercayaan sudah terbina dan kerjasama yang saling menguntungkan, maka pada saat itu, satu perdamaian jangka-panjang dan mantap di Semenanjung Korea akan berhasil ditegakkan.