(VOVWORLD) - Serangan udara yang dilakukan oleh Amerika Serikat (AS), Inggris dan Perancis terhadap Suriah dengan maksud memberikan sanksi terhadap pemerintah negara ini karena diduga menggunakan senjata kimia telah menimbulkan reaksi kuat di kalangan komunitas internasional. Serangan militer terhadap sebuah negara yang berdaulat dianggap sebagai tindakan yang bertentangan dengan hukum internasional dan Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang bisa menimbulkan bahaya-bahaya yang sulit diduga, mendorong kebangkitan ekstrimisme di kawasan. Dan pada saat ini, komunitas internasional sedang berupaya keras untuk mengusahakan satu solusi yang menyeluruh untuk menghentikan kekerasan dan menegakkan kembali perdamaian bagi Suriah.
Demonstrasi di Philadelphia, AS (Foto: sggp-vov) |
Seperti yang telah kami beritakan, pada Sabtu dini hari (14 April), pasukan koalisi AS, Inggris dan Perancis telah melakukan serangan militer terhadap Suriah. Serangan ini tidak memakan waktu panjang, tidak menimbulkan korban yang berarti, kerugian materiil tidak tinggi, tapi kasus ini telah memanaskan suasana politik internasional selama tiga hari ini.
Serangan militer bukanlah solusi
Banyak negara menyatakan bahwa serangan yang dilakukan oleh AS, Inggris dan Perancis terhadap Suriah terserbut merupakan tindakan yang menantang prinsip dan standar dari komunitas internasional. Karena hingga sekarang, serangan yang diduga menggunakan senjata kimia di Kotamadya Douma yang “pernah menjadi benteng dari kubu oposisi di Ghouma Timur pada sepekan lalu masih belum diklarifikasi”.
Di AS, aktivitas-aktivitas demonstrasi telah berlangsung di kota-kota seperti Los Angles, Porland, New York dan Washington DC untuk memprotes serangan-serangan udara yang dikepalai oleh AS terhadap Suriah. Dewan Keamanan PBB melakukan sidang darurat, tapi tidak berhasil mengeluarkan resolusi. Sekjen PBB, Antonio Guterres mendesak semua negara supaya mengekang diri pada situasi yang berbahaya seperti dewasa ini dan menghindari semua tindakan yang bisa menimbulkan eskalasi situasi dan memburuk lagi penderitaan bagi warga Suriah.
Hingga sekarang ini, efektivitas serangan udara ini masih sedang ada perbedaan yang terlalu besar yang diumumkan oleh para pihak. Pada saat AS memberitahukan bahwa telah berhasil mengatasi dan menghindari sistim pertahanan udara Suriah untuk menyerang semua target utama dari program senjata kimia negara ini, sedangkan pihak Rusia menyatakan bahwa hampir semua rudal yang diluncurkan oleh AS dan Barat telah ditembak jatuh oleh sistim pertahanan udara Suriah.
Akan tetapi, lebih dari semuanya itu, hal yang patut dibicarakan tentang serangan udara kali ini ialah tindakan menjatuhkan bom dan peluru terhadap sebuah negara berdaulat yang baru saja mengalami bentrokan berjangka-panjang dan baru saja muncul harapan akan perdamaian setelah kekuatan teroris disapu bersih dan memasuki periode perundingan politik untuk menjadi stabil seperti Suriah, maka ini merupakan tindakan yang sulit dibela. Karena pada saat ini, semua pihak harus sangat berhati-hati dalam setiap tindakannya barulah berharap mengatasi sumbat bentrokan yang sudah memakan waktu bertahun-tahun ini di Suriah.
Mencari arah perundingan
Setelah serangan udara yang dilakukan oleh pasukan koalisi AS, Inggris dan Perancis, bersama dengan seru kepada Organisasi Larangan Senjata Kimia supaya giat melakukan investigasi yang lengkap dan independen terhadap tuduhan-tuduhan penggunaan senjata kimia di Suriah, melaksanakan bantuan kemanusiaan kepada warga Suriah, maka komunitas internasional juga sedang berupaya keras untuk mendorong satu arah perundingan baru untuk memecahkan secara tuntas masalah Suriah.
Negara-negara Eropa Tengah dan Eropa Timur dalam pernyataannya menegaskan kembali pandangan mendukung upaya komunitas internasional untuk menghentikan kekerasan dan menegakkan kembali perdamaian di Suriah melalui solusi-solusi diplomatik. Austria meminta kepada semua pihak yang bersangkutan supaya terus mengadakan kembali perundingan-perundingan damai dari Kelompok Bantuan Internasional kepada Suriah yang pernah diadakan di Kota Wina, Ibu Kota Austria dari tahun 2015, bersamaan itu menegaskan bersedia menjadi mediator untuk mengadakan perundingan-perundingan damai tentang Suriah kapan saja.
Setelah serangan udara, AS dan sekutu-sekutunya juga sedang berkecenderungan kembali ke langkah diplomatik. Satu resolusi bersama yang disusun oleh tiga negara ini telah dibahas di Dewan Keamanan PBB, di antara rekomendasi-rekomendasi yang dikeluarkan ada masalah melakukan satu investigasi independen terhadap serangan-serangan di Suriah untuk menetapkan pelakunya. Sedangkan Jerman juga menyatakan akan bekerjasama dengan Perancis untuk membuka satu bentuk perundingan baru untuk memecahkan masalah Suriah, di antaranya ada partisipasi dari negara-negara yang berpengaruh untuk menjamin pemecahan bentrokan politik di negara Timur Tengah ini.
Dengan lingkungan geo-politik yang rumit dan sensitif di Suriah, intervensi militer yang dilakukan oleh Barat baru-baru ini pasti akan menimbulkan satu reaksi domino baru di Timur Tengah. Pada saat ini, semua pihak perlu melakukan tindakan-tindakan yang tepat waktu, bersama-sama melakukan kerjasama untuk memecahkannya di atas dasar Piagam PBB dan semua konvensi internasional. Dan sampai saat ini, semua pintu perundingan tetap sedang diusahakan oleh semua pihak untuk dibuka.