(VOVWORLD) - Atas undangan Pemerintah Uni Emirat Arab dan Pemerintah Republik Turki, Perdana Menteri (PM) Vietnam, Pham Minh Chinh menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Aksi Iklim Dunia di Uni Emirat Arab dan melakukan kunjungan resmi ke Turki dari tgl 29 November sampai 3 Desember. Kunjungan ini bermaksud menegaskan haluan yang konsekuen dari Vietnam yaitu aktif bersama dengan komunitas internasional beraksi demi iklim, menggelar Proyek pengembangan hubungan antara Vietnam dan negara-negara kawasan Timur Tengah-Afrika, mendorong pembentukan mekanisme kerja sama antara Vietnam dan Dewan Kerja Sama Teluk.
Kunjungan kerja PM Pham Minh Chinh memiliki makna penting, menegaskan haluan Vietnam tentang pertumbuhan hijau dan upaya menghadapi perubahan iklim, menegaskan peranan dan posisi Vietnam dalam rangka-rangka kerja sama di kawasan dan dunia, bersamaan itu memperkokoh kepercayaan politik, meningkatkan efisiensi kerja sama antara Vietnam dengan Uni Emirat Arab dan Turki.
PM Pham Minh Chinh pada COP26 (Foto: VNA) |
Proaktif dan Aktif Ikut Menangani Tantangan Bersama Global
KTT Aksi Iklim Dunia berada dalam rangka Konferensi ke-28 Para Pihak Peserta Konvensi Kerangka Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Perubahan Iklim (COP28) yang berlangsung dari tgl 1 hingga 2 Desember di Uni Emirat Arab. Konferensi ini merupakan event multilateral yang paling penting sepanjang tahun tentang perubahan iklim, berlangsung dalam konteks perubahan iklim memberikan dampak yang kian negatif di skala global.
Menurut Deputi Menteri Luar Negeri Vietnam, Do Hung Viet, ketika menghadiri Konferensi COP28 kali ini, Vietnam berharap agar konferensi akan mencapai kemajuan-kemajuan yang subsansial, khususnya di empat bidang yang mendapat perhatian primer. Yang pertama, negara-negara terus mengambil tindakan-tindakan yang kuat untuk mengurangi emisi gas rumah kaca, melakukan transformasi energi secara berkelanjutan dan adil. Yang kedua, negara-negara maju melaksanakan komitmennya, khususnya dalam memasok keuangan dan membantu transfer teknologi untuk negara-negara berkembang dalam proses ini. Yang ketiga, menaruh perhatian yang pantas terhadap kegiatan beradaptasi dengan perubahan iklim, mengeluarkan Kerangka target adaptasi global yang jelas dan layak laksana. Yang keempat, segera mengoperasikan Dana Kehilangan dan Kerugiaan untuk mendapatkan sumber keuangan baru yang lebih besar guna membantu negara-negara berkembang dan negara-negara yang terkena dampak paling parah akibat perubahan iklim.
Di Vietnam, sejak PM Pham Minh Chinh menyatakan komitmen Vietnam tentang pencapaian emisi nol bersih pada tahun 2050 di COP26 (tahun 2021), Pemerintah bersama dengan berbagai kementerian, instansi, dan daerah Vietnam telah melakukan tindakan-tindakan yang gigih dan konkret untuk mencapai target ini. Di antaranya bisa disebut pengesahan Perancangan Listrik VIII dengan peningkatan yang signifikan posisi dan kontribusi energi terbarukan dalam keseluruhan energi listrik Vietnam. Vietnam juga berpartisipasi pada Pernyataan Politik tentang Transformasi Energi yang Adil (JETP) dengan beberapa mitra internasional, melalui itu menyerap sumber daya untuk melaksanakan transformasi energi yang adil di Vietnam. Pada konferensi ini, PM Pham Minh Chinh berencana akan mengumumkan beberapa inisiatif dan komitmen baru dari Vietnam untuk bersama dengan komunitas internasional menghadapi perubahan iklim sebaik-baiknya pada waktu mendatang.
Eksploitasi listrik tenaga angin di Provinsi Ca Mau (Foto: VNA) |
Memperdalam Lebih Lanjut Hubungan Vietnam-Uni Emirat Arab dan Vietnam-Kawasan Teluk
Ketika hadir pada KTT Aksi Iklim Dunia, Vietnam juga menegaskan dukungan kuatnya terhadap Uni Emirat Arab, negara tuan rumah KTT COP28. Selama ini, hubungan kerja sama antara dua negara menjadi kian substansial dan efektif.
Pimpinan Vietnam dan Uni Emirat Arab memiliki pandangan yang sama tentang pengembangan hubungan kerja sama yang komprehensif, terutama di bidang ekonomi, pilar penting sekaligus titik cerah dalam panorama hubungan kerja sama bilateral. Vietnam sekarang merupakan salah satu di antara 10 mitra impor terbesar bagi Uni Emirat Arab, dan sebaliknya, Uni Emirat Arab merupakan salah satu mitra dagang terbesar bagi Vietnam di kawasan Timur Tengah. Nilai perdagangan bilateral pada tahun-tahun belakangan ini selalu mencapai sekitar 5 miliar USD. Kedua negara sedang mempercepat perundingan, menyelesaikan Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif (CEPA). Dalam kunjungan ini, selain kontak dengan pemimpin senior dan politisi negara-negara, PM Pham Minh Chinh juga akan menghadiri berbagai forum, menerima berbagai badan usaha dan dana investasi primer di Uni Emirat Arab, melalui itu membuka lebih banyak pasar ekspor bagi Vietnam.
Memperkuat Hubungan Vietnam-Turki
Dalam hubungan dengan Turki, ini untuk pertama kalinya PM Pham Minh Chinh melakukan kunjungan resmi ke negara ini. Ini merupakan peristiwa yang memiliki makna penting ketika kedua negara memperingati HUT ke-45 penggalangan hubungan diplomatik (1978-2023). Vietnam dan Turki menggalang hubungan persahabatan dan kerja sama yang baik di banyak bidang seperti: politik, ekonomi, perdagangan, pendidikan, kebudayaan, dan sebagainya. Turki menganggap Vietnam sebagai mitra penting primer di Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN). Turki merupakan satu pasar besar dan masih ada banyak potensi pembangunan di kawasan Timur Tengah yang membutuhkan impor banyak barang unggulan dari Vietnam, dan merupakan mitra dagang penting, pasar ekspor terbesar ke-2 bagi Vietnam di Timur Tengah (hanya setelah Uni Emirat Arab). Pada tahun 2022, nilai perdagangan bilateral Vietnam-Turki mencapai sekitar 1,65 miliar USD dan kedua pihak sedang berupaya mencapai target nilai perdagangan bilateral sebesar 4 miliar USD pada waktu mendatang.
Pada latar belakang itu, kunjungan kerja PM Pham Minh Chinh untuk menghadiri KTT Aksi Iklim Dunia dalam rangka Konferensi COP28, melakukan beberapa kegiatan bilateral di Uni Emirat Arab dan melakukan kunjungan resmi ke Republik Turki memiliki makna penting, menegaskan tanggung jawab Vietnam dalam upaya-upaya bersama global, bersamaan itu menciptakan terobosan, memperdalam lebih lanjut hubungan Vietnam-Uni Emirat Arab dan Vietnam-Turki pada khususnya dan antara Vietnam dengan kawasan Teluk pada umumnya.