Vietnam sedang melaksanakan secara baik reformasi perekonomian dan jika menyelesaikan secara baik hal ini, perekonomian Vietnam akan berkembang lebih drastis dan berkesinambungan. Hal ini ditegaskan oleh para utusan yang adalah wakil dari beberapa pemerintah, semua organisasi internasional, para donor pada Konferensi Konsultatif para Donor untuk Vietnam tahun 2011 yang dibuka Selasa 6 Desember di kota Hanoi. Menurut para utusan, Vietnam mengatasi kesulitan dan berdiri teguh pada latar belakang dimana banyak negara di Eropa sedang mengalami krisis tentang masalah utang publik. Hal itu menunjukan bahwa pemerintah Vietnam telah melanjutkan langkah yang tepat.
(PM VN Nguyen Tan Dung di Konferensi Konsultatif para Donor untuk Vietnam tahun 2011 )
Menurut penilaian dari para peserta Konferensi ini, tahun 2011 adalah satu tahun yang sulit bagi perekonomian Vietnam, tetapi adalah juga tahun yang mencatat keberhasilan yang dicapai pemerintah Vietnam dalam menangani, menata-laksanakan ekonomi makro dan mengekang inflasi. Dengan kebijakan moneter yang ketat dan hati-hati, tata laksana yang fleksible, dana kredit diprioritaskan untuk produksi pertanian, eksport, industri penunjang, badan usaha kecil dan menengah, pasar valuta asing, cadangan valuta asing dan neraca pembayaran internasional menjadi baik. Surplus neraca umum mencapai 3,1 miliar dolar Amerika. Defisit anggaran keuangan sepanjang tahun turun menjadi hanya tinggal 4,9% GDP, lebih rendah terbanding dengan rencana semula yaitu 5,3 persen. Modal investasi publik mengurangi prosentasi investasi sosial dari 34,6 persen GDP menjadi hanya tinggal 31,2 persen pada tahun 2011. Inflasi berhasil dikontrol dan selama 4 bulan terakhir, hanya naik pada tarap di bawah 1 persen. Prosentase kepala keluarga miskin tahun ini diprakirakan turun 2%. Ini merupakan satu upaya besar. Tomoyuki Kimura, Direktor Nasional Bank Pembangunan Asia (ADB) di Vietnam memberitahukan bahwa ADB bersama dengan wakil pemerintah, semua organisasi keuangan menegaskan dukungan terhadap strategi perkembangan sosial-ekonomi Vietnam dalam tahap yang akan datang, khususnya restrukturisasi perekonomian dengan tiga titik berat ialah restrukturisasi investasi publik, restrukturisasi badan usaha milik negara dan restrukturisasi sistim perbankan.Tomoyuki Kimura mengatakan bahwa “Meskipun tahun 2011 adalah tahun yang sulit bagi perekonomian dunia dan Vietnam, tetapi Vietnam tetap konsisten dengan pelaksanaan kebijakan moneter dan keuangan tahun fiskal yang ketat dan berhasil mengurangi inflasi. Justru karena itu, kepercayaan pada perekonomian Vietnam telah meningkat tinggi dan kami menyambut visi maupun rencana perkembangan sosial-ekonomi tahap 2011-2015, khususnya restrukturisasi perekonomian untuk memecahkan masalah-masalah penting tentang inflasi. Reformasi kebijakan dan institusi ekonomi adalah hal yang amat perlu untuk menjamin pendapatan penduduk rata-rata dan satu perekonomian makro yang lebih stabil”.
Sementara itu, menurut hemat Ibu Victoria Kwakwa, Direktor Bank Dunia di Vietnam, tahun 2011 adalah satu tahun yang sulit bagi perekonomian global, tetapi dengan konsisten dengan kebijakan perkembangan, ekonomi Vietnam tetap mencapai pertumbuhan dan pantas mendapat penilaian-penilaian tinggi karena telah menstabilkan secara efektif kebijakan-kebijakan ekonomi makro. Hal itu telah turut menstabilkan pasar valuta asing, cadangan valuta asing dan mengurangi inflasi. Namun, Vietnam harus terus mempertahankan dan memperketat kebijakan-kebijakan ekonomi makro sampai saat bisa menjamin tercapainya harapan tentang inflasi dan mengembalikan lagi kepercayaan pasar. Ibu Victoria Kwakwa menekankan bahwa “Baru-baru ini, Vietnam telah menetapkan restrukturisasi investasi publik di semua badan usaha milik negara dan sektor keuangan sebagai prioritas-prioritas reformasi dalam waktu 5 tahun mendatang. Ini adalah satu langkah yang amat penting. Langkah berikutnya yang perlu ialah satu tekat politik yang kuat untuk mengkongkritkan restrukturisasi ini untuk mendorong pelaksanaan restrukturisasi perekonomian yang kredibel. Vietnam harus melaksanakan-nya secara cepat karena jika tindakan-nya lambat akan mengakibatkan perekonomian yang menjumpai krisis. Vietnam akan menjadi lebih mudah jika menjalankan restrukturisasi perkonomian dari sekarang dari pada kalau krisis telah terjadi. Kami mencatat bidang-bidang yang mengalami kesulitan dalam reformasi dan selaku para donor dan para mitra perkembangan, kami bersedia membantu Vietnam mendorong program reformasi ini”.
(Victoria Kwakwa, Direktor Bank Dunia di Vietnam dan PM VN di Konferensi tersebut.
Foto : internet)
Menurut penilaian dari wakil PBB di Vietnam, Vietnam telah mencapai tarap perkembangan dari kelompok yang paling sukses di kawasan. Pertumbuhan ekonomi yang cepat telah membantu jutaan warga berhasil lepas dari kemiskinan. Namun dengan prosentase inflasi tinggi, menjamin penstabilan ekonomi makro harus dianggap oleh Vietnam sebagai masalah prioritas. Ibu Pratibha Mehta, Koordinator Tetap PBB di Vietnam, mengatakan bahwa pertumbuhan ekonomi akan memainkan peranan yang perlu dalam pekerjaan mengentas dari kemiskinan. Ibu Pratibha Mehta mengatakan bahwa “Memperketatkan target tidak sinonim dengan pengurangan investasi publik dalam pekerjaan mengentas dari kemiskinan dan bantuan sosial. PBB mendukung dan menyambut pemerintah Vietnam yang memutuskan akan membentuk pola pertumbuhan ekonomi baru, bersamaan itu menggerakkan secara kuat dan menuju ke pertumbuhan bagi semua orang, pertumbuhan hijau dan demi kaum miskin”.
Pada tahun 2012, menurut penilaian para peserta Konferensi tersebut, perekonomian Vietnam tetap terus menghadapi banyak kesulitan dan tantangan, karena ekonomi makro belum stabil, inflasi dan suku bunga masih tinggi, sehingga berpengaruh terhadap produksi dan kehidupan rakyat. Selain itu, prediksi ekonomi dunia tahun 2012 akan terus berlangsung secara rumit, defisit anggaran keuangan dan kenaikan utang publik yang terlalu tinggi tetap merupakan tekanan besar terhadap semua negara maju seperti Amerika Serikat, Jepang, negara-negara Uni Eropa, mengancam kestabilan perekonomian dunia maupun Vietnam. Namun, perihal pemerintah beberapa negara, semua organisasi internasional dan para donor berkomitmen akan memberikan modal ODA sebanyak 7,4 miliar dolar Amerika Serikat tahun 2012 kepada Vietnam bersama dengan penegasan bahwa akan selalu bahu membahu bersama dengan Vietnam, berbagi pengalaman-pengalaman dan pengetahuan mengatasi krisis ekonomi di dunia dengan Vietnam semuanya sakali lagi membuktikan akan kepercayaan dan harapan komunitas internasional terhadap reformasi ekonomi yang mantap dan tepat arah yang sedang dijalankan oleh pemerintah Vietnam./.
Vinh Phong
(Perdana Menteri VN Nguyen Tan Dung di Konferensi Konsultatif para Donor untuk Vietnam tahun 2011 . Foto : vov.vn)
(Perdana Menteri VN Nguyen Tan Dung di Konferensi Konsultatif para Donor untuk Vietnam tahun 2011 . Foto : vov.vn)