Ilustrasi: VOV |
Bagian 1: Hari-hari musim gugur yang bersejarah
Jembatan Long Bien, jembatan yang berusia lebih dari 100 tahun, telah terkait dengan banyak peristiwa sejarah dari Ibu kota Hanoi. Di jembatan ini, pada 70 tahun yang lalu, para serdadu Prancis terakhir telah keluar dari Kota Hanoi sehingga tentara Vietnam mengambil alih ibu kota, membuka halaman sejarah baru yang heroik dari bumi yang berkebudayaan seribu tahun ini.
Di musim gugur yang bersejarah tahun 1954, pada dini hari tanggal 10 Oktober, hujan tiba-tiba membuat langit musim gugur Hanoi menjadi lebih cerah dan biru. Warga Hanoi bilang bahwa itulah hujan yang membersihkan perbudakan. Sejak saat itu, masyarakat Hanoi tidak lagi hidup dalam situasi penindasan.
-Pada tahun 1954, ketika tentara mengambil alih Ibu kota, saya baru berusia 17 tahun. Saya sangat senang saat melihat tentara berbaris. Bukan hanya saya, tapi seluruh Hanoi sudah sangat menantikan sejak sehari sebelumnya. Jalan-jalan penuh dengan orang.
-Pada malam sebelumnya, suasana sepi karena tentara Prancis telah pergi dan tentara Vietnam belum datang. Pada keesokan harinya, ketika tentara datang, kami semua berlari ke jalan. Saya masih muda, baru berusia 12 tahun, jadi saya harus berdiri di kursi untuk melihat. Beberapa anak laki-laki yang lebih kecil memanjat tiang lampu untuk melihat tentara pembebas ibu kota. Ini adalah kenang-kenangan yang tak ternilai dan tak terlupakan.
-Sebelum tentara datang, jalan-jalan sepi. Semua rumah menutup pintu, namun ketika melihat bendera merah berbintang kuning, semuanya membuka pintu. Suasana tersebut tidak terlupakan. Pengambilalihan Ibukota merupakan hasil dari satu proses perjuangan politik, militer, dan di semua bidang, tetapi juga merupakan pelaksanaan sumpah “Siaga berkorban demi tanah air”.
Hari pengambilalihan Ibu Kota berlangsung dalam suasana damai, tanpa suara tembakan. Kalau dipikir-pikir, itu juga merupakan gambaran yang bersifat simbolis dari satu sudut lain dari Hanoi – kota demi perdamaian yang sering disebutkan kemudian.
Pada 70 tahun setelah itu, suasana hari pembebasan direkonstruksikan secara realistis dan hidup-hidup melalui pameran 3D virtual “Wahai warga Ibukota!”. Pameran ini memajang foto-foto ilustrasi tentang perjuangan yang dilakukan tentara dan rakyat Hanoi dari akhir abad XIX hingga tahun 1954. Ibu Tran Thi Mai Huong, Direktur Pusat Arsip Nasional I, mengatakan: Kami telah memilih ruang 3D untuk merekonstruksikan citra-citra yang dipenuhi asap dan api serta suasana ceria dari Hanoi pada hari kembalinya tentara untuk menunjukkan suasana yang heroik dari bangsa, agar supaya para pecinta Hanoi bisa hidup dalam suasana ini.
“Wahai warga Ibu kota”, slogan yang terbiasa itu telah menciptakan kekuatan persatuan selama perang perlawanan terhadap Prancis di Hanoi. Imbauan tersebut tampaknya masih bergema dan menjadi motivasi yang menyatukan masyarakat Hanoi dalam pembangunan Ibu Kota di kemudian hari.
Bagian 2: Pemulihan dan pembangunan Ibu kota
Dalam artikel yang dimuat di Koran Nhan Dan (Koran Rakyat), edisi nomor 236, dari tanggal 9 Oktober hingga 10 Oktober 1954, Presiden Ho Chi Minh menulis: “Seluruh negeri memandang ke Ibu kota kita. Dunia memandang ke Ibu Kota kita. Kita semua harus berupaya menjaga ketertiban dan keamanan, membuat Ibukota kita tenteram, indah, dan sehat secara materiil maupun spirituil”.
Untuk melaksanakan ajaran Presiden Ho Chi Minh, rakyat Ibu kota telah terus-menerus berupaya untuk membawa Ibu kota selangkah demi selangkah berkembang. Bersama dengan rakyat seluruh Vietnam Utara, Hanoi secara bertahap melaksanakan tugas-tugas revolusionernya yaitu: Memulihkan ekonomi (1954-1957), melakukan reformasi sosialis (1958 - 1960); melaksanakan repelita yang pertama (1960-1965), berupaya memberikan daya manusia dan harta benda kepada Vietnam Selatan untuk melakukan perang perlawanan dan menyatukan tanah air.
Dari tahun 1986 hingga sekarang, Hanoi berjalan di depan tanah air dalam melakukan usaha pembaruan yang digagas dan dipimpin Partai Komunis Vietnam. Ekonomi Hanoi terus-menerus menggeliat, menegaskan daya tahan, skala, dan posisi lokomotif yang semakin mantap. Wakil Harian Sekretaris Komite Partai Kota Hanoi, Nguyen Thi Tuyen, memberitahukan:
Pertumbuhan ekonomi Ibu kota dipertahankan. Dari tahun 2021 sampai 2023, pertumbuhannya lebih tinggi daripada rata-rata seluruh negeri. Khususnya pada tahun 2023, kota telah menyelesaikan target-target yang diajukan, di antaranya ada 3 target yang melampaui 3 rencana.
Sebagai pusat politik, Kota Hanoi menjadi tempat kedudukan dari kantor-kantor pusat Partai Komunis, Negara, Majelis Nasional, Pemerintah dan organisasi-organisasi sosial-politik, kantor-kantor perwakilan diplomatik, dan organisasi internasional. Di sinilah tempat Partai dan Negara Vietnam memberlakuksn keputusan-keputusan strategis untuk melindungi prestasi revolusi serta strategi pembangunan tanah air. Bapak Bui Hoai Son, Anggota Tetap Komisi Kebudayaan dan Pendidikan Majelis Nasional, menilai:
“Banyak peristiwa, tidak hanya menjadi brand Kota Hanoi, namun terkait dengan Vietnam dan seluruh dunia, menunjukkan bahwa apa yang telah kita capai selama 70 tahun terakhir, khususnya selama ini, telah membuat Kota Hanoi benar-benar pantas menjadi Ibu kota Vietnam, di mana ada simbol-simbol dan nilai-nilai kebanggaan. Hanoi benar-benar melakukan banyak upaya untuk menegaskan kekuatan Ibu kota dari tanah air.”
Yang patut diperhatikan, 25 tahun yang lalu (tahun 1999), Hanoi adalah satu-satunya kota di Asia - Pasifik yang dianugerahi oleh Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO) gelar Kota demi perdamaian.
20 tahun kemudian (tahun 2019), UNESCO memuliakan Hanoi - Ibu kota pertama di Asia Tenggara yang bergabung pada jaringan “Kota kreatif” global, sebagai penetapan brand baru Hanoi di kancah internasional. Banyak kepala negara yang merasa aman berjalan kaki bersama warga di jalan-jalan Hanoi saat melakukan kunjungan resmi di Vietnam. Hanoi juga merupakan tempat berlangsung dialog-dialog tentang perdamaian, salah satu contohnya ialah Konferensi Tingkat Tinggi Amerika Serikat-Republik Demokratik Rakyat Korea (tahun 2019).
“Kota Hanoi, Ibu kota Vietnam, telah mengalami kemajuan, terutama di bidang ekonomi dan hubungan luar negeri. Hanoi telah menjadi tempat pertemuan sahabat-sahabat internasional. Keunikan budaya Hanoi telah menciptakan pengalaman yang sangat istimewa di hati orang-orang yang datang ke Hanoi.
70 tahun yang lalu, atas imbauan Presiden Ho Chi Minh dan Pemerintah, tentara dan rakyat Kota Hanoi bersatu, kompak untuk membebasan Ibu kota. 70 tahun kemudian, pemerintahan dan rakyat Kota Hanoi terus mengumpulkan kekuatan agar Ibu kota yang heroik mempertahankan dengan mantap peranan sebagai pusat ekonomi, politik dan budaya Tanah Air. Hal ini juga merealisasikan harapan Presiden Ho Chi Minh pada 70 tahun yang lalu: Saya berharap seluruh rakyat Hanoi bersatu dan berupaya mencapai kemenangan.
Bagian 3: Bangkit bersama dengan tanah air
70 tahun setelah hari pembebasan, Kota Hanoi telah mengenakan penampilan baru, satu wajah baru di semua bidang, menjadi pusat politik, budaya, pendidikan terbesar di seluruh negeri. Dalam proses baru, Hanoi menetapkan visi strategis, memikul peranan sebagai pemimpin daerah dataran rendah sungai Hong dan seluruh negeri. Hanoi bertekad melaksanakan dengan sukses semua Resolusi dari Partai Komunis dan Polit Biro tentang “Orientasi dan tugas pengembangan Ibu kota sampai tahun 2030, visi sampai tahun 2045”.
Berdasarkan pada potensi-potensi dan keunggulan Hanoi, Partai Komunis dan Negara menaruh kepercayaan kuat terhadap masa depan perkembangan Ibu kota, telah memberlakukan banyak kebijakan agar Kota Hanoi melesat. Pada bulan Mei 2022, Polit Biro memberlakukan Resolusi nomor 15 tentang “Orientasi, tugas pengembangan Ibu kota Hanoi sampai tahun 2030, visi sampai tahun 2045”. Pada bulan Mei 2024, memberlakukan Kesimpulan nomor 80 tentang Perancangan Ibu kota periode 2021-2030, visi sampai tahun 2050 dan Proyek penyesuaian perancangan umum Ibu kota Hanoi sampai tahun 2045, visi sampai tahun 2065. Pada bulan Juni lalu, Majelis Nasional angkatan XV juga telah mengesahkan Undang-Undang mengenai Ibu kota (amandemen) dengan banyak ketentuan khas demi perkembangan Kota Hanoi.
Sekjen, Presiden To Lam segera setelah diberi tanggung jawab sebagai pemimpin tertinggi Partai (Agustus 2024), telah memilih Kota Hanoi menjadi daerah pertama untuk bekerja. Sekjen,Presiden To Lam memberikan pengarahan:
“Kota Hanoi harus berkembang cepat, berkesinambungan, mengombinasikan secara harmonis ekonomi dengan budaya, melindungi lingkungan; menjamin keamanan, keselamatan dan kebahagiaan rakyat, dengan filosofi pengembangan Ibu kota berdasarkan pada 5 pilar: Kebudayaan dan masyarakat; tiga transformasi (transformasi hijau, transformasi digital, ekonomi sirkular); infrastruktur yang sinkron, modern, dan bersifat konektivitas yang tinggi; ekonomi digital, kota pintar; ilmu pengetahuan, teknologi dan inovasi kreatif.
Memahami secara jelas tanggung jawab yang dilimpahkan, yang mendesak ini, kota fokus menyempurnakan mekanisme, kebijakan pengembangan Ibu kota; terus melakukan solusi-solusi terobosan, menciptakan motivasi bagi pengembangan sosial-ekonomi; menggelar Perancangan Ibu kota Hanoi, menyesuaikan keseluruhan Perancangan umum pembangunan Ibu kota. Bersamaan itu, Hanoi mendorong pengembangan infrastruktur teknis perkotaan dan infrastruktur digital menurut arah perkotaan pintar; menyelesaikan bangunan-bangunan infrastruktur perhubungan penting, seperti: sistem kereta api perkotaan; jalan lingkar, jembatan penyeberangan sungai... Wakil Sekretaris Komite Partai Kota Hanoi, Nguyen Van Phong memberitahukan:
“Hanoi sedang membangun sistem mekanisme-mekanisme kebijakan, terutama faktor-faktor yang bisa menyerap banyak sumber-sumber daya, di samping sumber daya dari anggaran keuangan. Hanoi juga sedang meneliti sistem kebijakan tentang pembangunan infrastruktur perhubungan yang dikonektivitaskan dengan pusat-pusat besar tentang olahraga, penyelenggaraan event budaya, dan lain-lain. Saya berharap supaya kebijakan-kebijakan ini akan menciptakan pemacu besar bagi perkembangan Ibu kota”.
Semua prestasi yang telah dicapai setelah 70 tahun pembebasan sungguh-sungguh menjadi simbol bagi kebangkitan Tanah Air dan bangsa Vietnam. Kini, pemerintah dan rakyat Ibu kota terus bersatu, kompak, siap bersama dengan seluruh negeri memasuki era baru, era kebangkitan bangsa seperti semangat yang ditetapkan Sidang Pleno ke-10 KS PKV angkatan XIII (pada September 2024).