(VOVWORLD) - Desa Dong Xam, Kecamatan Hong Thai, Kabupaten Kien Xuong, Provinsi Thai Binh, sejak dulu terkenal dengan kerajinan membuat barang-barang dari emas mengukir tembaga dan perak. Di desa kerajinan itu, seniman pengukir tembaga, veteran perang Dinh Quang Thang masih rajin dengan kerajinan sehari-hari dan turut mendidik kalangan tukang muda terampil untuk desa.
Di Desa Dong Xam, semua orang mengenal Bapak Dinh Quang Thang, seniman yang terkenal dengan pengalaman lebih dari 30 tahun terkait dengan kerajinan tradisional mengukir tembaga dan perak. Semua produk yang dibuat oleh seniman Dinh Quang Thang secara manual dan bertahap-tahap. Oleh karena itu, semua produk buatannya juga mendapat penilaian tinggi dari para pelanggan tentang kualitas dan nilai estetis.
Tidak hanya adalah tukang terampil saja, Bapak Dinh Cong Thang juga mengajarkan profesi secara gratis kepada warga kampung halaman (Foto: Van Hai/VOV1) |
Lahir di keluarga dengan tiga generasi yang menjalankan kerajinan mengukir perak dan tembaga di desa kerajinan Dong Xam, sejak masa kecil, Bapak Dinh Cong Thang telah berpeluang menyaksikan pembuatan banyak produk, dari yang kasar sampai yang canggih dan ada peluang dengar suara palu serta suara pemahatan logam. Bagi dia, ini merupakan suara-suara yang berjiwa dan terkait dengan nasib setiap produk, dari situ membantu dia lebih mencintai dan terkait dengan kerajinan tradisional dari kampung halaman.
“Saat itu, kecamatan saya memiliki koperasi pengukiran perak. Saya belajar membaca dan menulis, sekaligus belajar kerajinan mengukir perak dari pendahulu. Saya belajar kerajinan tradisional selama sekitar tiga tahun di koperasi”.
Setelah menyelesaikan wajib militer di daerah perbatasan Barat Daya, Vietnam Selatan, pada tahun 1991, veteran perang Dinh Quang Thang pulang ke kampung halaman, bertepatan dengan waktu ketika profesi kerajinan mengukir perak berangsur-angsur mengalami kepunahan. Dia mengingat kembali:
“Ide pertama saya setelah didemobilisasi dan kembali ke kampung halaman ialah dengan pengetahuan mengenai kerajinan mengukir perak, maka saya harus membangun merek. Saya telah menetapkan pada awalnya ialah harus menjadi tukang terampil dengan kerajinan pengukiran tradisional untuk mengkonservasikan nilai budaya. Oleh karena itu, saya menjalankan kerajinan tapi tidak mengikuti mekanisme pasar”.
Bapak Dinh Cong Thang (yang keempat dari kanan) berfoto bersama dengan kawan sekesatuan (Foto: vanhoatv.com.vn) |
Bagi veteran perang Dinh Quang Thang, hanya berbagai tingkat kekuatan dari lengan manusia yang menyentuh permukaan logam melalui palu dan pahat barulah bisa menciptakan ciri-ciri yang canggih dan berjiwa di setiap produk. Oleh karena itu, pada latar belakang desa-desa kerajinan tradisional mengalami kesulitan yang sama, saat ada banyak tukang emas di desa Dong Sam yang telah meninggalkan profesinya kerajinan tradisional, maka Bapak Thang tetap asyik menyediakan sepenuh hatinya untuk membuat produk-produk yang unik.
“Saya pikir bahwa semua keluarga membuat satu jenis produk, tidak ada kekreatifan, maka saya ingin memilih jalan sendiri yaitu harus mencipta dan membuat beragam barang yang berbeda dan beranekaragam maka barulah bisa dipasarkan. Pasar konsumsi saya sekarang tampaknya sudah tersebar di seluruh Vietnam”.
V6 CN 14 – 20/04 TDHT (hướng dẫn đục, chạm)
Sebagai salah seorang di antara ratusan siswa dari seniman Dinh Quang Thang, setelah bertahun-tahun rajin belajar sekaligus bekerja, saudari Nguyen Thi Phuong telah menguasai setiap ciri pengukiran halus dari tukang yang berpengalaman. Dalam proses mempelajari kerajinan, saudari Phuong tidak harus membiayai ongkos belajar bahkan mendapat gaji setelah bersama-sama dengan keluarga seniman Thang membuat produk-produk dengan kualitas tinggi. Secara berangsur-angsur, saudari Nguyen Thi Phuong telah terkait dengan kerajinan tradisional selama 10 tahun lebih. Dia mengatakan:
“Pada permulaannya, saya tidak bermaksud menjalankan kerajinan ini, tapi ketika dapat bekerja bersama-sama dengan Bapak Thang, dapat belajar banyak pengalaman dari dia maka saya lebih mencintai kerajinan. Oleh karena itu, saya telah terkait dengan dia sampai sekarang. Dia sangat mencintai dan menyediakan sepenuh hari pada kerajinan. Dia membuat banyak produk unik yang tidak bisa dibuat banyak orang”.
Bagi seminan Dinh Quang Thang, mempertahankan api kerajinan dalam menghadapi semua gejolak dari pasar, mempertahankan nilai utama dan inti sari yang diwariskan dan disampaikan oleh banyak generasi pendahulu kepada para pemuda merupakan tanggung jawab sendiri terhadap generasi di kemudian hari, bersamaan itu merupakan rasa balas budi kepada nenek moyang kerajinan dan para pendahulu. Meskipun usianya sudah kira-kira 70 tahun, tapi seniman Dinh Quang Thang masih selalu berupaya untuk memulihkan desa kerajinan tradisional dari kampung halaman agar desa Dong Xam menjadi destinasi bagi wisatawan domestik dan wisatawan mancanegara. ***)