Benda kepercayaan cinta masih yang khas dari warga etnis minoritas Chu ru

(VOVWORLD) - Daerah Dataran Tinggi Tay Nguyen menyerap kedatangan wisatawan karena pemandangan alamnya yang megah dan ciri-ciri budayanya yang khas dari berbagai etnis, di antaranya ada etnis minoritas Chu ru. Etnis Chu ru mempunyai adat-istiadat yang mempunyai identitas sendiri, terutama dalam adat pernikahan dan upacara pernikahan, khususnya sepasang cincin kawin-benda kepercayaan cinta kasih  untuk pasangan asyik masyuk yang akan menjadi suara-istri



Benda kepercayaan cinta masih  yang khas dari warga etnis minoritas Chu ru - ảnh 1
Artisan Ya Tuat membuat cincin kawin.
(Foto:  VTV4)

Bagi warga etnis Chu ru, cincin kawin dari perak merupakan satu jenis barang hiasan yang dimiliki smeua warga, dari orang tua, pemuda, pemudi, tidak membedakan kaya atau miskin, benda ini tidak bisa kurang ada dalam semua pesta yang petning, seperti Pesta, Hari Raya Tahun Baru Tradisional (atau Hari Raya Tet), upacara meminang, upacara pernikahan dan lain-lain...

Warga etnis Chu ru hidup menurut sistem matriarkal, oleh karena itu, ketika fihak keluarga perempuan mengadakan upacara meminang suami untuk anak perempuannya, tidak bisa kurang ada cincin kawin dari perak, itu merupakan benda yang diminta fihak keluarga laki-kali, kalau tidak ada cincin kawin, maka upacara meminang tidak bisa dilaksanakan. Bagi mereka, cincin kawin dari perak ini seperti satu benda penting yang membuktikan cinta kasih dan tanggung jawab suami-istri dalam keluarga. Ibu Luong Thanh Son, Peneliti Etnis-Etnis di Daerah Dataran Tinggi Tay Nguyen memberitahukan: "Cincin kawin dari perak ini memanifestasikan cinta kasih perempuan dan laki-laki dan dalam pernikahan, tidak bisa kurang ada benda ini. Cincin kawin ini merupakan satu benda wajib dan cincin kawin ini selalu harus bersama, kalau kurang ada satu di antaranya, maka pernikahan ini selalu menjumpai rintangan".

Cincin kawin dari perak dari warga etnis Chu ru merupakan dua buah yang berbeda-beda, namanya "sri" (atau disebut cincin wanita) yang diperuntukkan bagi perempuan dan "sra" bagi laki-laki (atau disebut cincin pria). Ketika wanita dan pria saling menyampaikan cincin kawin sri dan sra yang diukir secara halus, mereka bersumpah  akan tidak pernah berpisah selama-lamanya karena bagi mereka, cincin kawin dari perak ini merupakan simbol untuk satu kehidupan suami-istri yang berbahagia dan sempurna.

Warga etnis Chu-ru sekarang ini masih tetap melestarikan tradisi dan semakin ada banyak orang yang mewariskan kerajinan membuat cincin kawin dari perak tradisional, di antaranya ada Artisan Ya Tuat, di kecamatan Tu Tra, kabupaten Son Duong, propinsi lam Dong. Artisan Ya Tuat memberitahukan bahwa bahan-bahan utama yang digunakan untuk membiat acuan pengecoran yalah lilin tawon hutan, tanah liat dan tahi kerbau. Dia memberitahukan bahwa yang paling sulit yalah proses pembuatan acuan. Sangat sulit dalam belajar kerajinan membuat cincin, jkarena tukang perak harus mempunyai pandangan mata yang bagus  dan punya tangan yang prigel. Dia sendiri telah membuat cincin kawin dalam waktu 20 tahun ini, tetapi harus memakan waktu tiga tahun baru bisa membuat cincin yang pertama.  Artisan Ya Tuat memberitahukan: "Kehidupan saya sudah sejak lama berkaitan dengan kerajinan membuat cincin. Saya juga telah mewariskan kerajinan ini kepada para siswa dan mereka juag sedang dari hari demi hari berkaitan dengan kerajinan membuat cincin".

Selain cincin kawin atau cincin-cincin yang diperuntukkan bagi pemuda-pemudi yang saling menyampaikan rasa cinta atau berjanji menikah... bagi warga etnis Chu ru, cincin dari perak seperti satu jenis barang hiasan yang diinginkan semua orang. Warga etnis Chu ru sangat percaya paa faktor kejiwaan dari cincin, oleh karena itu, mereka dari hari demi hari bersama-sama melestarikan kerajinan membuat cincin serta semua adat-istiadat yang baik dalam pernikahan dari etnisnya.




Komentar

Yang lain