(VOVWORLD) - Busana tradisional dari warga etnis minoritas Nung di Provinsi Cao Bang adalah pakaian-pakaian yang berwarni biru nila. Warna biru nila busana Nung diamil dari bahan alami ialah pohon Nila– satu jenis pohon yang sangat populer terhadap warga etnis-etnis minoritas dan ini juga merupakan bahan yang paling penting untuk menciptakan busana-busana tradisional dari warga etnis minoritas Nung.
Busana tradisional dari perempuan etnis minoritas Nung (Foto: dantocmiennui.vn) |
Pohon nila dari hutan setelah dibawa pulang akan direndam dengan air dan disaring untuk diambil tepung-nya. Tepung nila akan dicampur dengan air menurut prosentase setiap orang. Biasanya, satu helai kain yang panjangnya 9-10M akan direndam dalam air selama satu jam, setelah itu, akan dikeringkan selama satu jam. Proses ini akan dilakukan berulang kali selama sebulan agar kain nila berwarna hitam atau biru sesuai dengan kebutuhan.
Melalui tangan-tangan yang prigel dari para perempuan etnis minoritas Nung, kain-kain dicelup dan dijahit menjadi busana-busana yang cocok dengan pemakainya. Berbagai motif kain ikat yang berwarna-warni telah dibordir secara lihai di atas warna biru nila yang sederhara untuk menciptakan jati diri busana etnis minoritas Nung. Hanya melihat pada kain saja orang sudah bisa melihat jati diri kebudayaan dari setiap etnis dan setiap daerah.
Ketika memberikan penjelasan tentang warna biru nila di baju tradisional, warga etnis minoritas Nung menyatakan bahwa dahulu kala, warga etnis minoritas Nung melakukan usaha pertanian, khususnya menanam padi huma dan padi sawah, maka mencelup baju yang ditenun dari kapas putih menjadi warna biru nila dari air yang diambil dari pohon nila akan membantu mereka menghemat waktu mencuci dan harmonis dengan alam. Terutama ketika air pohon nila dicampur pada baju akan membantu kain mempertahankan warna kainnya tahan lama. Nong Van Thang, pengurus kebudayaan di Kecamatan Phuc Sen, di Kabupaten Quang Yen, Provinsi Cao Bang memberitahukan:
“Hal yang paling khusus ialah proses menjahit dan memotong dilaksanakan secara manual. Mayoritas dukun juga mengenakan busana dengan warna biru niladari etnis-nya setiap kali melakukan ritual-ritual untuk warga, melalui itu tradisi tersebut bisa mereka pertahankan.”
Busana tradisional dari warga etnis minoritas Nung, baju perempuan punya lengan baju yang lebar, pergelangan tangan baju dihias dengan kain-kain yang berwarna cerah, tapi warna proros-nya masih adalah warna biru nila, celana kulot dengan hiasan di lipatan-nya . Busana untuk laki-laki meliputi baju, celana, ikat pinggang, selempang, tas kain, perhiasan perak dan sebagainya.
Sekarang, warga etnis minoritas Nung di Provinsi Cao Bang masih secara permanen mengggunakan busana tradisional dalam kehidupan sehari-hari ketika melakukan pekerjaan di sawah, menghadiri pernikahan atau pesta. Bau harum dari kain nila telah dikaitkan dengan mereka sudah lama dan warga etnis minoritas Nung selalu merasa bangga tentang busana berwarna biru nila yang kental dengan identitas etnis-nya. Bapak Nong Van Thang memberitahukan:
“Sebelumnya ketika situasi sosial-ekonomi masih berada dalamkesulitan, maka warga etnis ini menanam pohon kapas sendiri, menenun kain sendiri, membordir sendiri, mencelup dan menjahit sendiri. Melalui itu, kita bisa melihat nilai busana yang khas dari warga etnis miroritas Nung. Busana yang diwariskan sampai sekarang itu telah punya sifat mendidik anak-cucu supaya tekun mempertahankan identitas warga etnis minoritas Nung.”
Pemerintahan Provinsi Cao Bang sedang menggelarkan banyak aktivitas untuk meningkatkan pemahaman warga dalam mempertahankan dan mengkonservasikan ciri-ciri budaya yang khas, di antaranya ada gerakan mengenakan pakaian tradisional. Nong Thi Thuy, pejabat Seksi Kebudayaan Informasi Kabupaten Quang Yen, Provinsi Cao Bang memberitahukan:
“Dua tahun sekali, kami juga menyelenggarakan kontes busana tradisional dari warga etnis minoritas Nung antara berbagai kecamatan dan kotamadya untuk memilih busana yang paling indah yang masih dipertahankan. Bagi sekolah umum etnis internat kabupaten, kami meminta kepada para pelajar supaya pada hari Senin setiap pekan atau pada hari raya mereka harus mengenakan busana tradisional-nya.”
Bisa dikatakan bahwa busana tradisional warga etnis minoritas Nung tidak hanya merupakan produk materiil bagi manusia saja, melainkan juga merupakan kebanggaan dan perasaan cinta terhadap kampung halaman dari warga etnis minoritas Nung di sana. Usaha mempertahankan keindahan-keindahan tradisional dalam busana warga etnis minoritas Nung juga turut mengkonservasikan dan mengembangkan nilai-nilai kebudayaan pada umumnya dari warga berbagai etnis di seluruh Provinsi Cao Bang.