(VOVWORLD) - Instrumen musik tradisional dari warga etnis minoritas Dao Khau meliputi seruling ken, genderang, bonang, gembreng, alat musik “thanh la” dan sebagainya, di antaranya seruling ken merupakan alat musik utama. Dalam kumpulan instrumen musik dari warga etnis minoritas Dao Khau, seruling ken juga merupakan alat musik yang sulit dipelajari.
Seruing ken mucul dalam acara pernikahan warga etnis minoritas Dao Khau (Foto: laichau.gov.vn) |
“Ken” dalam bahasa Dao disebut “phan ty”. Ini merupakan sejenis alat musik yang terkait dengan kehidupan spiritual dan religi dari warga etnis minoritas Dao Khau. Seruling ken hanya digunakan dalam upacara pernikahan dan upacara “Cap Sac” (upacara pengakuan mendewasa untuk laki-laki), tapi tidak digunakan dalam upacara pemakaman. Seruling ken dimainkan seiring dengan genderang, bonang dan gembreng sehingga tercipta menjadi orkestra yang terpisah dan tidak bisa dikelirukan dengan alat-alat musik yang lain. Suara seruling ken bergema secara generous, mendesak hati manusia, khusus-nya suara seruling ken dalam hari pernikahan yang gembira dan bahagia dari pasangan pengantin.
Dalam upacara pernikahan, seruling ken digunakan pada moment-moment yang berbeda, oleh karenanya, cara meniup-nya juga harus disesuaikan dalam konteks-nya. Tapi yang lebih baik dan berarti yakni melodi tiupan untuk ayah-ibu pihak pengantin perempuan. Suara seruling ken ditiup dengan ritme yang lambat, syahdu dan sedih saat melepas putrinya ke rumah suami, seperti ajaran kepada pengantin perempuan dan pengantin laki-laki supaya harus saling mencintai dan saling membantu ketika menjadi pasangan suami-istri.
Tan A Senh, warga di Kabupaten Sin Ho, Provinsi Lai Chau, seorang peniup seruling ken yang terkenal di daerah menceritakan:
“Untuk bisa meniup seruling ken secara baik, kita harus belajar lama sekali, baru bisa meniup melodi-melodi yang halus. Apabila ingin meniup seruling ken secara baik, pemain jangan tekan jari tangannya pada catatan musik, harus memperpanjang suara tiupan seperti menyanyikan lagu rakyat etnis minoritas Dao, suara-nya akan enak didengar"
Untuk memperoleh satu seruling ken yang suaranya jelas dan jernih, maka teknik pembuatan juga sangat teliti dari tahap memilih bahan mentah. Seruling ken mempunyai 4 bagian yaitu: mulut, leher, tubuh dan corong. Di tubuh seruling ken digerek 7 lubang yang sama dengan 7 nada yang tinggi dan rendah saat ditiup, tubuh seruling ken dibuat dari kayu baik, bagian di atas kecil, yang di bawah besar dan panjang-nya kira-kira 30 sentimeter, bagian tubuh seruling ken dironggakan. Di ujung seruling ken ditempatkan satu piring kecil yang dibuat dari perunggu.
Yang paling penting dan unik adalah bagian lidah seruling ken. Lidah -nya memutuskan nada yang tinggi atau rendah, sulit atau mudah ditiup.Keunikan itu ialah lidah seruling ken dibuat dari sarang sejenis hama yang melekat pada pohon jambu. Bagian akhir seruling ken adalah corong yang dibuat dari logam tipis, biasanya dibuat dari perunggu.
Cheo A Xoang, di Kabupaten Sin Ho, Provinsi Lai Chau, seorang pemuda yang mencintai seruling ken tradisional dari etnisnya mengatakan:
“Saya sangat gandrung dengan suara seruling ken dari etnis saya sejak masih kecil, maka setiap kali di dusun ada upacara pernikahan, saya minta bantuan untuk diajar para pemain, hingga sekarang, saya telah berhasil belajar melodi-melodi seruling ken. Yang paling sulit ketika meniup seruling ken ialah tidak boleh berhenti, mulut peniup harus memfokuskan nafas dan meniup-nya secara terus-menerus, sedangkan hidung-nya harus menghirup dan bernafas dengan hidung juga. Dewasa ini, tidak ada banyak orang yang bisa meniup seruling ken, maka saya bertekad untuk belajar semua melodi ken dari etnis agar semua-nya tidak dipunahkan”.
Sudah sejak lama warga etnis minoritas Dao Khau melestarikan dan menghargai seruling ken seperti pusaka dari dusun. Bergema-nya suara ken justru merupakan harapan dari warga etnis minoritas Dao Khau tentang satu kehidupan yang cukup sandang-cukup pangan, tenang tenteram, kecintaan dan kebahagiaan dari pasutri akan dipereratkan selama-lamanya. /.