(VOVWORLD) - Selain ladang-ladang bunga gandum kuda (nama ilmiahnya yalah Fagopyrum esculentum) yang besar dan luas, Kabupaten Dong Van, provinsi Ha Giang, Viet Nam Utara juga sangat terkenal dengan jenis madu tawon mint dengan aroma-nya yang amat atraktif yang disukai wisatawan dan kalangan konsumen. Madu tawon mint tidak hanya merupakan produk khas saja, tapi dalam setiap tetes madu tawon ini mengandung aspek budaya dan kearifan dari warga daerah setempat.
Tawon madu mint Ha Giang, produk khas yang mengandung aspek budaya nasional (Foto :VOV) |
Kabupaten Dong Van, Provinsi Ha Giang selama ini menjadi terkenal sebagai daerah dataran tinggi batu dengan barisan gunung-gemunung yang besar dan tinggi. Pada tahun-tahun belakangan ini, satu potensi baru dari daerah ini telah ditemukan dan menyerap perhatian dari para wisatawan domestik (wisdom) dari semua penjuru Tanah Air, bahkan wisatawan manca negara (wisman) yalah keindahan hutan bunga gandum kuda dan bunga mint. Khususnya, hutan bunga mint juga menghasilkan jenis madu tawon mint, satu komoditas khas yang tidak ada duanya dari warga etnis minoritas di Provinsi Ha Giang. Bunga mint bermunculan banyak di berbagai kabupaten, misalnya Quan Ba, Yen Minh, Dong Van, Meo Vac dan lain-lain....Madu tawon mint tidak hanya merupakan produk khas yang bernilai saja, melainkan juga di dalam setiap tetes madu tawon menyimpan budaya pengetahuan daerah setempat dari warga etnis minoritas Mong dan etnis-etnis yang lain di Provinsi Ha Giang.
Dulu, warga di Provinsi Ha Giang memelihara lebah secara alami. Jenis lebah itu menemukan sendiri bunga mint untuk menghisap madu dan kemudian kembali ke sarangnya saja. Para pembudidaya lebah hanya kadang-kadang memeriksa sarang-nya dan mengumpulkan madu. Tapi, secara berangsur-angsur, banyak warga dari daerah dataran rendah naik ke gunung dan mempunyai kebutuhan membeli jenis madu tawon mint ini, maka warga daerah setempat mempopulerkan cara kerja untuk meningkatkan pendapatan. Ada keluarga yang mempunyai beberapa kawanan lebah, ada keluarga yang mempunyai ratusan kawanan tawon. Saudari Vu Thi Dao di Kecamatan Sung Chao, Kabupaten Meo Vac memberitahukan: “Kami membudidayakan tawon madu menurut panenan, setiap masa penen 3 bulan. Pada masa ini, semua keluarga tidak bisa menanam jagung dan pohon-pohon lain, sehingga sangat menguntungkan untuk mengemnbangkan kejuruan membudidaya tawon madu, meningkatkan pendapatan keluarga”.
Para warga etnis minoritas pada masa belakangan ini telah belajar cara membudidayakan dan memindahkan kawanan tawon ke tempat dimana ada sumber-sumber bunga untuk mengumpulkan madu sebanyak-banyaknya. Pada musim dingin, di tengah-tengah daerah pegunungan tinggi, angin bertiup sangat kuat, sehingga berpengaruh banyak terhadap kawanan tawon yang sedang menemukan sumber madu. Untuk bisa menjamin sumber madu yang stabil, para warga punya pengalaman dalam mengatur kawanan tawon di tempat yang bisa menghindari angin. Bapak Pham Dung, seorang pembudidaya lebah memberitahukan: “Musim panenan madu tawon dimulai dari awal November dan Desember, tapi hal itu bergantung pada setiap daerah, kalau di daerah pegunungan tinggi, musim itu jatuh pada bulan November dan Desember, tapi di daerah dataran rendah sering berlangsung pada akhir Oktober. Saya memilih kawanan-kawanan lebah yang kuat dan baik, kawanan yang jumlanya cukup banyak akan mememuhi kecepatan untuk menghasilkan volume madu yang baik”.
Pada musikm panenen madu tawon, di sepanjang jalan Hanh Phuc, jalan dari Pusat Kabupaten Meo Vac ke semua kecamatan, seperti Can Chu Phin, Lung Pu, Khau Vai mudah menemukan tenda yang ditegakkan oleh warga untuk membudiayakan tawon dan membuat madu tawon mint. Membudidayakan lebah telah dan sedang menjadi arah memproduksi barang, turut mengentas dari kelaparan dan kemiskinan, serta meningkatkan pendapatan warga semua etnis di daerah pegunungan tinggi yang masih menjumpai banyak kesulitan.