(VOVworld) – Kira-kira 20 pakar Organisasi Larangan Senjata Kimia (OPCW), pada Selasa (1 Oktober), datang di kota Damaskus (Ibukota Suriah), untuk melakukan inspeksi di tempat-tempat dimana situasinya telah diumumkan pemerintah Suriah. Seorang pejabat organisasi ini menyatakan bahwa hingga sekarang masih belum ada alasan untuk menyangsikan informasi-informasi dari pemerintah Suriah.
Pada 19 September, kota Damaskus telah memberikan kepada OPCW daftar tempat-tempat produksi dan penyimpanan senjata kimia Suriah yang disebutkan dalam permufakatan antara Rusia-Amerika Serikat (AS) tentang pemusnahan senjata kimia di Suriah dari sekarang sampai tahun 2014. Selain itu, Damaskus juga harus memasok informasi tambahan tentang gudang senjata kimia mereka. Menurut para pakar, Suriah memiliki kira-kira 1.000 ton senjata kimia, di antaranya ada gas beracun sarin dan gas sesak napas iperit.
Iringan mobil para inspektur PBB
(Foto: baomoi.com)
Sebelumnya, pada Senin (30 September), kelompok pakar tentang senjata kimia Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah mengakhiri tugas investigasi tuduhan-tuduhan penggunaan senjata kimia di Suriah dan meninggalkan negara Timur Tengah ini, Kelompok inspektur senjata kimia PBB tiba di Damaskus pada 25 September, merencanakan pada akhir bulan ini akan memberikan laporan tentang 7 serangan yang dianggap menggunakan senjata kimia dalam bentrokan di Suriah.
Yang bersangkutan dengan Suriah, Menteri Luar Negeri Perancis, Laurent Fabius memberitahukan bahwa Inggris, Perancis dan Tiongkok akan menghadiri konferensi perdamaian tentang Suriah di Jenewa, Swiss pada November mendatang. Menlu Perancis menunjukkan bahwa konferensi Jenewa 2 menetapkan target ialah mencapai permufakatan tentang satu pemerintah transisi untuk satu negara Suriah yang bersatu dan menghormati komunitas minoritas./.