(VOVworld) – Pada Kamis (17 Juli), satu pesawat terbang milik Perusahaan Penerbangan Malaysia (Malaysia Airlines) mengangkut 295 orang telah jatuh di dekat kota Donetsk, Ukraina Timur, dekat perbatasan dengan Rusia. Pesawat terbang Boeing 777 yang berkode MH 17 dari Malaysia Airlines berangkat dari kota Amsterdam (Belanda) menuju ke Kuala Lumpur, ibukota Malaysia. Seluruh 280 penumpang dan 15 awak penerbangan di pesawat terbang ini telah tewas.
Menurut informasi terkini dari kantor perwakilan Malaysia Airlines di Eropa, diantara para korban yang tewas, ada 154 orang Belanda, 27 orang Australia, 23 orang Malaysia, 11 orang Indonesia, 6 orang Amerika Serikat, 4 orang Jerman, 3 orang Filipina, seorang Kanada dan 47 orang sisanya belum dikonfirmasikan kewarga-negaraannya.
Serpihan pesawat terbang MH17
(Foto: baomoi.com)
Para pejabat Ukraina berpendapat bahwa pesawat terbang ini telah ditembak jatuh. Akan tetapi, pada saat ini tetap belum bisa mengkonfirmasikan alasan yang tepat dari tragedi ini. Presiden Ukraina, Petro Poroshenko telah segera meminta membentuk satu Komite Nasional untuk menyelidikan kasus tersebut. Dari Kuala Lumpur, Perdana Menteri Malaysia, Najib Tun Razak memberitahukan bahwa dia mengalami “
Shock” berat atas tragedi ini dan mengadakan satu sidang darurat, memberitahukan kepada sanak keluarga para penumpang dan awak penerbangan di atas pesawat terbang tersebut. Pemerintah Malaysia sekarang telah mengirim tim pertolongan korban dan bantuan musibah khusus dan satu tim pertolongan medis ke ibukota Kiev, Ukraina.
Pemimpin semua negara telah menyatakan simpati yang mendalam terhadap sanak keluarga para penumpang dan awak penerbangan di atas pesawat terbang yang bernasib malang tersebut dan mengimbau melakukan investigasi secara obyektif dan jujur tentang sebab-sebab terjadi tragedi ini. Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa, Ban Ki-moon mengimbau melakukan satu investigasi internasional yang komprehensif dan transparan tentang alasan jatuhnya pesawat terbang tersebut dan menyatakan simpati yang mendalam kepada sanak keluarga para korban. Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa berencana juga mengadakan sidang darurat tentang kasus tersebut pada Jumat (18 Juli) ini./.