Rusia menegaskan kembali bahwa referendum di Krimea adalah sah

(VOVworld) – Pada Minggu malam (16 Maret), dalam pembicaraan per telepon dengan Presiden Amerika Serikat (AS), Barack Obama, Presiden Rusia, Vladimir Putin telah sekali lagi menegaskan bahwa referendum di Republik Otonomi Krimea di Ukraina tentang masa depan kawasan ini adalah sama sekali sah.

Dalam pembicaraan per telepon ini, ketika menanggap pernyataan Presiden AS, Barack Obama yang menganggap bahwa referendum di Krimea adalah “melanggar Undang-Undang Dasar Ukraina”, pemimpin Negara Rusia menunjukkan bahwa referendum ini diadakan menurut ketentuan-ketentuan hukum internasional dan Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Presiden Rusia menekankan bahwa dalam referendum pada Minggu (16 Maret), penduduk di semenanjung Krimea dijamin hak menyatakan keinginan dan hak menentukan nasib sendiri. Sementara itu, Presiden AS, Barack Obama menyatakan bahwa referendum di Krimea dilaksanakan dengan “intervensi militer Rusia”, oleh karena itu akan tidak diakui oleh AS dan komunitas internasional.

Rusia menegaskan kembali bahwa referendum di Krimea adalah sah - ảnh 1
Rakyat Krimea berantri untuk melaksanakan hak menentukan nasib sendiri
(Foto: baomoi.com)

Pada hari yang sama, Ketua Dewan Eropa, Herman Van Rompuy dan Ketua Komisi Eropa, Jose Manuel Barroso beranggapan bahwa referendum di Krimea adalah “tidak sah dan tidak adil”, bersamaan itu menegaskan bahwa Uni Eropa akan tidak mengakui hasil pemungutan suara ini. Referendum di Krimea berakhir pada Minggu malam (16 Maret).

Pemimpin Komite Referendum Krimea, Mikhail Malyshev memberitahukan bahwa ada lebih dari 95% jumlah penduduk Krimea menyetujui penggabungan Krimea ke dalam Federasi Rusia. Jumlah pemilih yang memberikan suara juga mencapai 83% dan Komite Referendum belum menerima gugatan manapun tentang referendum ini.

Pada Senin (17 Maret), pemimpin Dewan Tingkat Tinggi Krimea urusan referendum, Mikhail Malyshev memberitahukan bahwa ada 96,77% pemilih yang telah memberikan suara untuk penggabungan Krimea ke dalam Federasi Rusia pada referendum yang diadakan pada Minggu (16 Maret). Hanya ada 2,51% jumlah suara yang memilih tetap tinggal di Ukraina, tapi dengan hak otonomi yang lebih besar, sementara itu jumlah suara yang tidak sah ialah 0,72%. Jadi, jumlah pendukung lebih tinggi terbanding dengan hasil permulaan ialah 96,6%./.
Berita Terkait

Komentar

Yang lain