(VOVWORLD) - Perdana Menteri (PM) Vietnam, Nguyen Xuan Phuc, pada Selasa pag (14 November), telah mengadakan pertemuan dengan PM India, Narendra Modi, sehubungan dengan kehadirannya pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN yang ke-31 dan semua Konferensi yang bersangkutan lainnya yang diselenggarakan di Manila, Ibukota Filipina.
PM) Vietnam, Nguyen Xuan Phuc (kanan) mengadakan pertemuan dengan PM India, Narendra Modi, ehubungan dengan kehadirannya pada KTT ASEAN 31 di Manila,Filipina (Foto: baochinhphu.vn) |
Pada pertemuan ini, PM Vietnam, Nguyen Xuan Phuc berbahas tentang langkah-langkah untuk memperhebat hubungan kerjasama bilateral, sepakat mendorong kerjasama pertahanan .
Tentang ekonomi, perdagangan, dua pihak percaya akan mencapai target nilai perdagangan sebanyak 15 miliar USD pada tahun 2010, sepakat menggelarkan langkah-langkah kongkrit, di antaranya ada memperhebat konektivitas penerbangan dan maritim.
India memperkuat investasi di bidang-bidang unggulan-nya dan bidang-bidang yang sedang dibutuhkan oleh Vietnam seperti pembangunan infrastruktur, teknologi informasi, permesinan manufaktur, pembangunan zona industri, pertanian dengan teknologi tinggi, menciptakan lingkungan yang kondusif bagi para investor dari dua negara, mendorong kerjasama tentang energi, di antaranya India melakukan eksplorasi dan eksploitasi migas, membangun pabrik termolistrik. Dua pihak sepakat menggelarkan secara efektif Perjanjian kerangka tentang eksploitasi dan penggunaan angkasa luar demi tujuan damai, mendorong kerjasama di bidang-bidang kesehatan, kebudayaan dan temu pergaulan rakayt.
Vietnam mendukung politik India “Aksi mengarah ke Timur”, mendukung India memainkan peranan dan posisi yang lebih tinggi di kawasan, memperkuat kemitraan strategis dengan ASEAN. Dua pihak menegaskan akan terus melakukan koordinasi dan saling mendukung di semua forum regional dan internasional.
Tentang masalah Laut Timur, dua PM sepakat tentang makna penting dari usaha menjamin perdamaian, stabilitas, keamanan, keselamatan dan kebebasan maritim serta penerbangan di Laut Timur, menjunjung tinggi penaatan hukum internasional, di antaranya ada UNCLOS 1982, menghormati proses-proses diplomatik dan hukum, memecahkan sengketa dengan langkah damai di atas dasar hukum internasional.