(VOVworld) – Walaupun tidak terletak di dekat daerah pantai, tapi desa Tran Phu di kecamatan Minh Cuong, kabupaten Thuong Tin, kota Hanoi terkenal dengan kerajinan tradisionalnya yaitu membuat jaring dan alat penangkap ikan lainnya. Dengan sejarahnya yang sudah ada sejak abad ke-15 dan diwariskan dari generasi ke generasi, sampai sekarang, kejuruan membuat jaring telah memberikan pendapatan yang stabil kepada warga desa, khususnya membantu kaum lansia hidup secara mandiri dan tidak harus bersandar pada anak-cucunya. Pada tahun 2012, desa Tran Phu telah mendapat pengakuan sebagai “desa kejuruan tradisional” dari Komite Rakyat kota Hanoi.
Warga desa membuat jaring ikan
(Foto: suckhoedoisong.vn)
Terletak jauhnya kira-kira 40 Km dari jantungnya ibukota Hanoi, desa Tran Phu dimisalkan sebagai satu “desa nelayan di tengah-tengah kota Hanoi”. Tidak sulit untuk datang ke desa Tran Phu, hanya mengikuti Jalan Negara 1, dan 2 Km sebelum sampai di desa ini sudah kelihatan berbagai toko penjualan jaring, jebakan ikan dan berbagai alat penangkap ikan lainnya di dua pinggir jalan. Jalan menuju ke desa dibeton secara bersih, berbagai rumah lengkap dengan halaman yang luas tempat menjemur berbagai jenis jaring.
Di atas halaman seluas kira-kira 10 m2, berbagai jaring berbenang putih dijemur secara teratur di atas kawat memenuhi halaman ini sehingga memantulkan cahaya mahatari pada muka ibu Pham Thi Khan. Tahun ini, dia sudah berusia 80 tahun, rambutnya sudah ubanan semua, keriput kulitnya terlihat di wajahnya, tapi matanya tetap lincah dan tangannya tetap dengan lincah menggerakkan torak untuk membuat jaring.
“Saya juga tidak tahu sejak kapan ada kejuruan ini. Dulu kami merajut, sekarang kami mengikatnya. Sejak baru berusia dari 7 sampai 8 tahun, kami sudah mulai membuat bermacam-macam jenis jaring. Ibu saya mengerjakan dulu dan kami mewarisinya. Sekarang cucu saya setelah pulang dari sekolah juga ikut melakukannya”.
Banyak pemuda ikut membuat jaring ini
(Foto: zings.vn)
Pada awalnya, ketika kejuruan membuat jaring mulai masuk desa Tran Phu, usaha pembuatan jaring ini sama sekali dilakukan secara manual. Sampai tahun 1996, proses produksi permesinan mulai diterapkan, sehingga banyak tahapan produksi manual diringkas dan memberikan hasil produksi yang tinggi.
Jika dulu untuk membuat satu lembar jaring penangkap ikan yang sempurna diperlukan tenaga dari 4 sampai 5 orang, setiap orang menanggung satu tahapan sendiri seperti mengikat jaring, memasang pemberat, menjahit dan merajut jaring, dll, maka dewasa ini, sebagian besar tahapan-tahapan manual itu telah diganti dengan teknik dan mesin-mesin modern.
Bahkan bahan bahan untuk membuat jaring ialah benang dulu harus diimpor dari negara-negara lain, maka kini, banyak keluarga pembuat jaring di desa Tran Phu telah membeli mesin produksi benang yang modern dengan harga mencapai puluhan miliar dong Vietnam. Di samping itu, produk-produk dari desa Tran Phu semakin variatif, tidak hanya jaring penangkap ikan saja, tapi warga desa ini juga memproduksi jenis jaring penghalang terik sinar mata hari untuk bunga dan sayur-sayuran, jaring jebakan burung atau jaring keselamatan dalam pembangunan.
Kebutuhan yang semakin meningkat dari pasar telah membantu usaha bisnis desa jaring penangkap ikan Tran Phu semakin berkembang. Sekarang di desa Tran Phu ada kira-kira 100 keluarga yang membuka toko bisnis dan bengkel produksi. Ada bengkel yang berskala besar dengan jumlah pekerja mencapai seratus orang.
Pada saat di banyak desa kejuruan dan pedesaan sedang cemas karena para pemuda meninggalkan desanya untuk menegakkan usaha di tempat lain, sebaliknya di desa ini, jumlah pekerja yang adalah pemuda menduduki sampai 80%. Seperti halnya dengan saudara Nguyen Van Viet yang lahir pada tahun 1986, setelah tamat kuliah dari Sekolah Tinggi Arsitektur, dia telah memutuskan pulang kembali ke kampung untuk mengelola bengkel produksi keluarganya.
“Banyak pemuda ikut pekerjaan ini karena kejuruan tradisional ini tidak terlalu susah payah tapi pendapatannya lumayan. Mereka tidak perlu ke luar rumah dan bekerja untuk orang lain, bisa merajut jaring sambil menonton televisi. Pendapatan yang diperoleh setiap pekerja kira-kira 100.000 dong Vietnam per hari. Di bengkel saya, bahkan anak kecil juga bisa merajut jaring, setiap hari juga mendapat puluhan ribu dong Vietnam”.
Dengan demikian, bagi para tukang yang mahir bisa mendapat dari 100.000 sampai 150.000 dong Vietnam per hari, sedangkan bagi kaum lansia dan orang amatir yang membuat jaring untuk tambahan uang saja juga bisa mendapat dari 50.000-70.000 dong Vietnam per hari. Saudari Nguyen Thi Hoa, seorang penanam sayur-sayuran di desa Tran Phu setelah waktu merawat sayur-sayurannya juga ikut membuat jaring penangkap ikan untuk orang lain.
“Mereka akan memberikan benang, saya disewa untuk membuat jaring penangkap ikan, setelah itu mereka akan datang untuk mengambilnya. Saya mengurusi pekerjaan rumah, lalu menjual sayur-sayuran di pasar, sampai malam hari saya juga bisa ikut membuat jaring untuk memperoleh pendapatan tambahan”.
Menurut bapak Nguyen Nhu Khich, 84 tahun, seorang pensiunan, hampir 100% keluarga di desa ini ikut membuat jaring, ada juga keluarga yang sudah berkaitan dengan kerajinan dari 2 sampai 3 generasi. Khususnya, kejuruan ini memberikan pendapatan tambahan kepada kaum pensiunan dan kaum lansia untuk dapat hidup secara mandiri, tidak bergantung pada anak-cucunya.
“Hal yang baik ialah kalau yang ikut membuat jaring, maka kaum lansia itu tidak tinggal bersama anak-cucunya. Dengan pekerjaan sampingan ini, kami bisa mandiri, maka kami tidak ingin merepotkan anak-cucu. Tidak hanya memperoleh pendapatan saja, pekerjaan ini juga memberikan kegembiraan serta menciptakan satu lingkungan pergaulan untuk kaum lansia di desa”.
Jaring penangkap ikan buatan desa Tran Phu terkenal karena kualitasnya yang tahan lama, indah dan “sensitif terhadap ikan” sehingga digemari kaum nelayan berbagai daerah. Sekarang pasar besar utama dari desa jaring ini tetap merupakan lapangan-lapangan ikan besar seperti Quang Ninh, Khanh Hoa, Thanh Hoa, dll. Selain itu, produk desa tran Phu juga diekspor ke negara-negara lain di kawasan seperti Laos, Tiongkok dan Kamboja, menciptakan lapangan kerja kepada ribuan orang di desa dan daerah-daerah di sekitarnya.