(VOVWORLD) - Sehubungan dengan peringatan ulang tahun ke-92 Hari Pers Revolusioner Vietnam (21 Juni 1925-21 Juni 2017), mengarah ke peringatan ulang tahun ke-51 lahirnya program siaran bahasa Indonesia, Kanal Siaran Luar Negeri (VOV5), Radio Suara Vietnam (30 Juni 1966-30 Juni 2017), kami hendak menyampaikan kepada Anda sekalian acara khusus dengan interaksi dari para pendengar VOV. Tetapi sebelumnya marilah Anda Sekalian bersama-sama dengan wartawan Huong Tra mengunjungi DX Museum & Library di kota Yogyakarta, Indonesia.
Para pengunjung di DX Museum dan Library (Video : Huong Tra) |
Empat ribu judul buku dalam 45 bahasa, lebih dari 1.000 benda dari radio-radio di seluruh dunia, di antaranya ada lebih dari 100 benda dari VOV adalah angka-angka yang mengesankan kini sedang disimpan di perpustakaan swasta DX (DX Museum&Library). Terletak di peluaran kota lama Yogyakarta, DX Museum&Lebrary yang luasnya hanya kira-kira 60 meter persegi, tapi mengandung seluruh perasaan cinta dan kenangan dari pendengar Hazairin R Junep terhadap radio-radio di seluruh dunia pada umumnya dan VOV pada khususnya dalam waktu lebih dari 30 tahun ini.
"Saya adalah seorang pendengar radio sejak kecil. Saya memulai museum ini tahun1987. Karean saya melibat koleksi-koleksi saya banyak sekali dari berbagai negara. Kemudian Saya hanya pasang beberapa saya fikir ini berguna untuk pendidikan anak-anak. Sayang sekali pada tahun 2010 terjadi gunung merapi melutus dan banyak materi hilang dan rusak" - katanya Hazairin R Junep.
Hazairin R Junep (kiri) dengan para teman yang punya hobi dengar Radio (Foto :DX) |
|
Hazairin R Junep, 56 tahun, orang yang gandrung pada pariwisata, gandrung mendengarkan siaran radio dan bahasa. Dia bisa fasih berbicara dalam 5 bahasa yaitu Inggris, Rusia, Perancis, Spanyol dan bahasa dari beberapa suku bangsa di Indonesia. Keasyikan pada pariwisata dan mendengarkan radio membantu dia berkesempatan datang ke banyak negara, mengumpulkan banyak benda, membaca banyak buku yang baik dan dari situ, dia ingin menyampaikan kegandrungannya kepada banyak orang yang lain.
Dengan memakai kacamata terang dekat, dia mengantar saya melihat benda-benda yang diaturnya secara sangat ringkas dan ilmiah dalam museum, perpustakaan yang didirikannya. Buku-buku dia tata secara teratur di lemari buku, diberi angka urutan dan dipasang papan klasifikasi buku.
Buku diklasifikasi |
Bendera berbagai negara dipasang penuh di dinding-dinding. Dalam lemari-lemari kaca di sekitar dan di tengah-tengah rumah dipajang benda-benda kecil seperti mata uang berbagai negara, koleksi perangko, baju, kain dan barang suvenir dari radio-radio di seluruh dunia. Karena mendengarkan hampir semua radio gelombang pendek dan glombang menengah di dunia, menulis surat kepada radio-radio, maka dia memperoleh banyak barang suvenir. Semuanya dirawat dan dibagi menurut kawasan setiap negara. Bagian benda-benda tentang VOV dan Vietnam ditempatkannya di posisi yang khidmat di dalam perpustakaan itu.
"VOV itu secara khusus mereasa sangat dekat dengan VOV. Perrtama kali ke vIVentma utara ke VOV dengan anak saya. Saya ingin anaknya lihat iniloh Vietnam. Karena saya suka sejarah dan salah satu tokoh yang saya kagumi yalah sahabat pak Sukarno, paman Ho (Bac Ho).Sekarang saya coba manifestasikan kecintaan saya kepada sejarah dan budayaVietnam itu. Saya bikin koner VOV supaya saya sendiri bisa belajar dan orang lain bisa belajar." - Penjelasan Hazairin R Junep
VOV koner (Foto :DX) |
Di bagian tentang Vietnam ini, dia memajang benda-benta tentang VOV dalam satu lemari kaca panjang, misalnya sertifikat mendengar radio, boneka, baterai, topi, baju, mata uang Vietnam, perangkao, CD dan lain-lain. Di atas lemari ini ada bendera nasional Vietnam yang ditempatkan di posisi yang paling tinggi, di bawahnya ialah foto Presiden Ho Chi Minh. Saya telah sangat terharu ketika melihat citra-citra Vietnam yang tercinta di negeri ribuan pulau ini. Yang lebih khusus ialah koleksi vandel dari VOV dari generasi ke generasi. Setiap periode, VOV mencetak vandel yang berbeda-beda. Koleksi vandel ini memperlihatkan bahwa Hazairin R Junep telah berjalan seperjalanan dengan VOV dalam waktu panjang.
"Ketika saya membuka VOV koner ini saya harus tahu sejarah VOV sendiri. Maka saya cari meteri yang tidak saya punya, di kolektor di seluruh dunia. Mereka masih simpan vandel VOV dari tahun 68-70, saya ambil 3 di poster itu sebagai tanda."
VOV koner (Foto :DX) |
Di samping vandel-vandel, dalam koleksinya juga ada banyak benda langka yang sangat dia rawat seperti kalender Jerman Timur tahun 1973, buku-buku dari Jerman Barat, Perancis tahun 1968 atau dokumen dan buku bernilai yang dicetak oleh radio-radio dan tidak diterbitkan ulang. Empat ribu buku dalam perpustakaan DX adalah benda-benda yang bernilai, dokumen-dokumen yang dikoleksinya dalam kunjungan di negara-negara di seluruh dunia.
"Yang paling sulkit yalah buku karena buku berat, setiap kali ke luar negeri saya bawa 20 kg hanya buku, paling susah dibawa.Untuk ilmu pengtahun buku adalah jendela dunia, sumber internet atau elektrinik karena buku tidak perlu elektronik bisa cac kapan pun."
"Jendela dunia" (Foto :DX) |
Perpustakaan DX dibangun di lahan keluarganya. Perpustakaan ini dibuka pada semua hari dalam sepekan. Wisdom dan wisman merasa sangat senang ketika mengunjungi DX, karena dapat melihat benda-benda dari negeri mereka, hasil koleksi pak Hazairin. Di atas segala-galanya, mereka dapat melihat perasaan cinta dari pak Hazairin terhadap negeri mereka. Satu hal yang istimewa lagi ialah perpustakaan ini sama sekali tidak memungut biaya. Ketika berbicara tentang hal ini, Shri Andayani Junep, istri, teman seperjalanan dengan pak Hazairin dalam usaha membangun perpustakaan ini mengatakan.
"Saya sebagai seorang pendamping, sangat mendorong bersemangat dan selalu mendukung apa yang dia lakukan. Khususnya dalam hal museum, pertama kita kumpulhan semua bahan-bahan yang sudah kita rintis hampie 20 tahun, kita krasifikasi, bersusun berdasarkan bidang masing-masing. Kita punya 3 anak dan sudah bekerja. Sehingga tidak punya bebannya untukpendidikan anak, kita bebas melakukan hobi kita. Jadi dalam jhal pemasukkan uang, sepertinya kita tidak memikirkan itu." - katanya Shri Andayani Junep
Acara peresmian DX Museum&Library (Foto : DX) |
Hari pembukaan proyek ini pada tanggal 11/9/2016 yang adalah hari Radio Indonesia. Banyak pendengar, kelub-kelub pendengar radio di seluruh negeri dan para penyiar telah datang untuk mengucapkan selamat. Sejak itu, mereka mendapat tempat untuk berbagi hobi mendengarkan radio.
Belum berhenti di sini, bapak Hazairin juga mau membuka satu pusat studi tentang Vietnam. Ini akan menjadi tempat, dimana para mahasiswa Yogyakarta bisa secara bebas mencari tahu tentang Vietnam, menonton CD tentang kebudayaan Vietnam dan mencicipi kuliner dari negeri berbentuk huruf S yang dia pernah berulang-kali kunjungi.
Para pendengar radio mengucapkan selamat kepada "DX Museum and Library" (Foto :DX) |